A. Latar Belakang Masalah
Diawal
abad I pasca wafat Nabi, hadis terjaga dalam hafalan dan beberapa tulisan dari
sahabat. Pada saat itu menulis hadis belum gencar dilakukan, hanya ada beberapa
orang saja yang menulisnya, dan hal itu dilakukan hanya sebagai catatan
pribadi. Hal ini berlangsung hingga akhir abad I Hijriah.[1]
Menyadari bahwa penulisan hadis juga
sangat penting sebagai langkah untuk menjaga keaslian hadis yang pada saat itu
mulai “terusik” dengan munculnya pemalsu hadis, pada tahun 101 H. ‘Umar bin
‘Abd al-‘Azi>z yang menjabat sebagai khalifah memulai babak baru dengan
mengintruksikan kepada ulama pada saat itu untuk melakukan pengumpulan hadis.[2] Sehingga tercatat bahwa
dialah yang memulai periode tadwi>n (masa penulisan dan pembukuan).
Setelah
pembukuan resmi dilakukan. kitab-kitab hadis pun bermunculan. seperti al-Muwat}t}a’
karya Ma>lik bin A<nas (w. 179 H.), al-Maga>ziy wa al-Siya>r
karya Muh}ammad bin Ish}a>q (w. 150 H.), Al-Ja>mi‘ karya al-S{an‘a>niy
(w. 211 H.) serta beberapa kitab al-Mus}annaf dan al-Musnad.
Semakin
lama penulisan hadis semakin berkembang. Disamping itu para penulis juga
semakin selektif dalam menerima hadis. Mereka menetapkan kaidah-kaidah dasar
dalam menilai, menerima dan atau menuliskan hadis yang diterimanya. Mereka
berusaha menyaring dan membedakan hadis-hadis yang sahih, lemah dan palsu.
Diantara ulama yang sangat selektif dalam menilai hadis adalah al-Bukha>riy
(w.256 H.). Al-Bukha>riy berhasil mengumpulkan hadis-hadis sahih dalam
kitabnya al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h. Usaha Al-Bukha>riy ini diikuti
oleh muridnya, yaitu Muslim (w. 261 H.)
Sesudah
S{ah}i>h} al-Bukha>riy dan S{ah}i>h} Muslim, bermunculan
imam lain yang mengikuti jejak al-Bukha>riy dan Muslim seperti Abu Da>wud
(w. 275 H.>), al-Tirmiz\iy (w. 279 H.) Ibnu Majah (w. 273 H.), dan al-Nasa>iy
(w. 303 H.) yang masing-masing menulis kitab sunan. Karena kualitas
hadis yang terdapat dalam kitab mereka memenuhi standar, maka keenam ini
digolongkan sebagai kitab induk yang kemudian dikenal dengan nama al-Kutub al-Sittah.[3] Selain kitab-kitab tersebut,
juga ada beberapa kitab dengan nama dan bentuk penyusunan yang berbeda-beda
seperti mus}annaf, mustadrak serta kitab-kitab jawa>mi‘. Salah
satu kitab dalam bentuk mus}annaf ialah mus}annaf ‘Abd al-Razza>q (w.
211), yang mana penulis akan mengkaji kitab al-Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q ini.
B.
Rumusan Masalah
Siapa pengarang dan bagaimana
penjelasan kitab al-Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Pengarang Kitab al-Mus}annaf
1. Nama Lengkap Pengarang Kitab al-Mus}annaf
Nama lengkap dari pengarang kitab al-Mus}annaf
adalah al-H{afiz{ al-Kabi>r Abi> Bakr ‘Abd al-Razza>q bin
Hamma>m al-S}an‘a>ni bin Nafi’ sedangkan nama kuniyahnya adalah Abu>
Bakr dan nama laqabnya adalah al-S{an‘a>ni
karena diambil dari nama tempat kelahirannya
yaitu daerah S{an‘an,[4]
adanya penambahan al-H>{a>fiz{ al-Kabi>r pada awal nama ‘Abd al-Razza>q,
karena ‘Abd al-razza>q seorang H{afiz{ yang telah menghafal 17.000 hadis.[5]
‘Abd al-Razza>q bin Hamma>m
lahir pada tahun 126 H/744 M[6],
‘Abd al-Razza>q dibesarkan di Yaman dan juga menyam pendidikan di Yaman[7]
dan wafat pada pertengahan bulan syawal
tahun 211 H
di Yaman[8],
di akhir-akhir hidupnya ‘Abd al-Razza>q mengalami kebutaan.[9]
2. Riwayat Pendidikan ‘Abd
al-Razza>q
‘Abd al-Razza>q dalam
mengumpulkan hadis ia berkelana sambil berdagang dari kawasan Bagdad dan Iraq. ‘Abd
al-Razza>q melakukan rihlah ilmiah-nya dengan banyak belajar pada
ulama di Mekkah, Madinah, Syiria, dan Iraq. ‘Abd al-Razza>q merupakan Guru
dari Imam al-Bukhari dan juga ulama besar Islam. Imam al-Bukhari berkata,
“apabila ‘Abd Razza>q meriwayatkan hadis yang ditulisnya, maka hadis
tersebut lebih (kuat) kes}ah{ih{annya”, di sini kita bisa melihat bahwa Imam
al-Bukhari mengambil hadis dari ‘Abd Razza>k.[10]
Adapun guru-guru ‘Abd al-Razza>q
adalah Mu‘ammar, Ma>lik, ‘Ubaidullah bin ‘Umar, ibn Juraij, Hisya>m bin
h{asa>n al-Auza>’I<, Zakariya> bin Isha>q al-Makki, Ja‘far bin Sulaima>n, Yu>nus bin Sali>m
al-S{an‘a>ni>, Ibn abi> Rau>da, Isma>‘i>l bin ‘Iya>s,
Sufya>n al-S}auri juga termasuk bapaknya sendiri (Hamma>m
bin Na>fi’).[11]
Adapun
murid-murid dari ‘Abd al-Razza>q yaitu: Ibra>hi>m bin ‘Iba>d,
Ibra>hi>>m bin ‘Abdullah bin Hamma>m (keponakannya), Ahmad bin
Muhammad bin H{anbal, sufya>n bin ‘uyainah (dan dia juga termasuk gurunya),
Muhammad bin Abdullah al-S{an‘a>niy, Mu‘tamar bin Sulaiman (dan dia juga
termasuk gurunya) dan lain-lain.[12]
Disini
penulis memberitahukan bahwa belum menemukan karya-karya ‘Abd al-Razza>k
yang lain, mungkin ini disebabkan dalam rihla ilmiah-nya ‘Abd
al-Razza> memang hanya mengumpulkan hadis saja oleh karena itu ‘Abd
al-Razza>q hanya membuat sebuah kitab kumpulan hadis.
3. Penilaian Ulama Terhadap ‘Abd
al-Razza>q
Sebagian besar ulama memberikan
penilaian positif terhadap peribadi ‘Abd al-Razza>q, diantaranya ialah ibn
Hajar menilainya s\iqah h}afiz, menurut
al-Daruqutni ‘Abd
al-Razza>q s\iqah, Abu Zur’ah al-Dimasyaqy berkata dari Ahmad bin Hanbal bahwa ‘Abd al Razza>q adalah penghapal hadis bahkan terkadang dikatakan s\iqah, Menurut Siyar bin Hatim la> ba’sa bih, dan dia tasyayyu’
dan hadis yang ‘Abd al-Razza>q riwayatkan
menunjukkan bahwasannya dirinya syi‘ah, dan hadis-hadisnya tidak munkar, Ahmad bin
S}alih (murid ‘Abd al-Razza>q) bertanya pada
Ahmad bin Hambal bahwa dia bertanya padanya apakah ada orang yang lebih baik
hadisnya dari pada ‘Abd al-Razza>q. Maka Imam Ahmad menjawab bahwa tidak ada
orang yang lebih baik hadisnya dari pada ‘Abd al-Razza>q[13]
Akan tetapi ada beberapa ulama yang
mengaggapnya sebagai seorang Syi‘ah Rafid}ah, lantas ada segolongan ulama hadis
yang tidak mau menerima riwayatnya dikarenakan ‘Abd
al-Razza>q seorang Syi‘ah Rafid}ah.[14]
Dari beberapa
tanggapan dapat disimpulkan bahwa ‘Abd al-Razza>q adalah orang yang
s\iqah akan tetapi
faktor tua maka beliau mengalami kepikunan sehingga orang yang menerima
riwayatnya pada masa itu hadisnya tidak sahih menurut pandangan ulama. Dan pada
akhir hayatnya ia mengalami kebutaan.
Kata al-Imam Ah}mad
: " Barang siapa meriwayatkan darinya setelah ia buta maka riwayatnya juga
tidak sah}ih}".
B.
Gambaran Umum
Kitab al-Mus{annaf
1. Penjelasan
Nama Kitab al-Mus}annaf
Nama
kitab ini adalah al-Mus}annaf yang apabila ditinjau dari segi makna
etimologinya berasal dari kata صنف-يصنف-تصنيفا yang berarti menggolong-golongkan, atau membagi-bagi menurut
jenisnya.[15]Sehingga Mus}annaf memiliki makna ‘sesuatu yang
tersusun’. Pengertian Mus}annaf menurut terminologi adalah sebuah kitab
hadis yang disusun berdasarkan bab-bab permasalahan tertentu. Yakni masalah
fikih yang mencakup hadis-hadis marfu‘ maqt}u‘ dan mauqu>f.
Adapun
menurut ulama mutaqaddi>min Mus}annaf adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab-bab
fikih semata sehingga ia diawali dengan pembahasan T{aha>rah dan seterusnya. Di dalamnya juga terdapat hadis s}ahih dan daif serta hadis yang memiliki kecacatan.[16]
Akan tetapi
seiring dengan perkembangan masa pengertian Mus}annaf dikembalikan ke
makna dasarnya yakni ‘sesuatu yang tersusun’ sehingga bagi ulama muta’akhirin.
Mus}annaf adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab-bab tertentu
tanpa harus dibatasi pada bab fikih saja. Pada awalnya, kitab ini tidak terlalu
dikenal di kalangan masyarakat Islam dan jumlahnya pun relatif sedikit, di Mekah, Madinah, Kufah, dan Khurasan bermunculan
kitab-kitab hadis yang tergolong Mus}annaf.[17]
Mus}annaf sama dengan istilah Muwat}t}a yakni sebuah metode
pembukuan hadis berdasarkan klasifikasi hukum Islam atau bab-bab fiqh dengan
mencantumkan hadis-hadis marfu>’, mauqu>f, dan maqt}u‘,[18]
Mus}annaf memiliki ciri-ciri
yakni:
a.
Disusun bab-bab tertentu, biasanya
klasifikasi hukum Islam
b.
Mencantumkan hadis-hadis marfu’,
mauquf, dan maqt}u
c.
Di dalamnya terdapat hadis sahih,
hasan, dan daif.[19]
Berikut beberapa contoh kitab-kitab
hadis yang dikumpulkan dalam bentuk Mus}annafat, adalah sebagai berikut:
a.
Mus}annaf karya ‘Abd al-Malik ibn Jurayh al-Basyiri (w.150 H)
b.
Mus}annaf karya Ma’mar ibn Rasyid (w.153 H)
c.
Mus}annaf karya Sa’id ibn Abi ‘Arubah (w.156 H)
d.
Mus}annaf karya Jamad ibn Salamah (w.161 H)
e.
Mus}annaf karya Sufyan al-Sawri (w.161 H)
f.
Mus}annaf karya Hammad bin Salamah (w.167 H)
g.
Mus}annaf karya Waki‘ bin al-Jirah (w.197 H)
h.
Mus}annaf karya al-Imam ‘Abd al-Razza>q bin Hamma>m al-S{an‘a>ni (w. 211 H)
i.
Mus}annaf karya Sulaiman bin Dawud al-‘Itki (w. 234 H)
j.
Mus}annaf karya Abu Bakar Ibn Abi Syaibah, Abdullah bin Muhammad al-Ibsi al-
Kufi(w. 235 H)
2.
Penjelasan Isi kitab al-Mus}annaf
Kitab al-Mus}annaf ini merupakan karangan dari
‘Abd al-Razza>q yang telah ditahqiq oleh H{abibu al-Rah}man al-‘Azami>
diterbitkan di Beirut di tempat percetakan al-Majlis al-‘A<lami>
merupakan cetakan pertama pada tahun 1390 H.[21]
Kitab ini terdiri dari 11 jilid dan memuat sebanyak 21033
hadis, setiap jilid terdiri dari beberapa Kita>b pembahasan, dan setiap
Kita>b terdiri dari beberapa bab kemudian di setiap bab tersebutlah terdapat
beberapa hadis yang berkaitan dengan pembahasan kitab tersebut. Isi dari kita>b ini adalah hadis-hadis yang disusun secara ringkas dalam beberapa bab fikih sehingga kitab
ini mengklasifikasikan berdasarkan topik atau bab-bab tertentu
dan menggunakan tehnik penyusunannya yang khas,
yakni mengumpulkan hadis-hadis yang memiliki tema serupa.[22]
Untuk lebih jelasnya disini penulis
akan memaparkan bagian-bagian umum pada Kitab jilid per jilid agar lebih
mempermudah pembaca untuk memahami isi kitab ini, adapun pemaparannya adalah
sebagai berikut:
a.
Pada jilid pertama terdapat
hadis mulai dari nomor 1-2244 yang termuat dalam 3 kitab pembahasan dan 207
bab, adapun pembagiannya sebagai berikut:
1.)
كتاب
الطهارة terdiri dari136 bab, dimulai dari hadis nomor 1-1148
2.)
كتاب الحيض terdiri dari
25 bab, dimulai dari hadis nomor 1149-1363
3.)
كتاب
الصلاة terdiri dari 109 bab, dimulai dari hadis nomor 1364-2244
b.
Pada jilid ke dua terdapat hadis
mulai dari nomor 2245-4566 yang merupakan masih lanjutan dari pembahasan كتاب الصلاة yang terdiri
216 bab.
c.
Pada jilid ke tiga terdapat hadis
mulai dari nomor 4567-6791 yang termuat dalam 5 kitab pembahasan termasuk masih
lanjutan dari كتاب الصلاة dan terdapat 227 bab, adapun pembagiannya sebagai berikut:
1.)
كتاب
الصلاة terdiri dari 37 bab, dimulai dari hadis nomor 4567-5143
2.)
كتاب
الجمعة terdiri dari56 bab, dimulai dar hadis nomor 5144-5597
3.)
كتاب
صلاة العيدين terdiri dari 33 bab, dimulai dari
hadis nomor 5598-5858
4.)
كتاب
فضائل القرأن terdiri dari 9 bab, dimulai dari
hadis nomor 5859-6040
5.)
كتاب
الجنائز terdiri dari92 bab, dimulai dari hadis nomor 6041-6791
d.
Pada jilid ke empat terdapat
hadis mulai dari nomor 6792-8795 yang termuat dalam 5 kitab pembahasan dan
terdapat 215 bab, adapun pembagiannya sebagai berikut:
1.)
كتاب
الزكاة terdiri dari 59 bab, dimulai dari hadis nomor 6792-7289
2.)
كتاب
الصيام terdiri dari 64 bab, dimulai dari hadis nomor 7290-7952
3.)
كتاب
العقيقة terdiri dari 5 bab, dimulai dari hadis nomor 7953-8002
4.)
كتاب
الإعتكاف terdiri dari16 bab, dimulai dari hadis nomor 8003-8117
5.)
كتاب
المناسك terdiri dari71 bab, dimulai dari hadis nomor 8118-8795
e.
Pada jilid ke lima terdapat hadis
mulai dari nomor 8796-9816, yang termuat dalam 3 kitab pembahasan termasuk lanjutan
كتاب المناسك dan terdapat
166 bab, adapun pembagiannya sebagai berikut:
1.)
كتاب
المناسك terdiri dari 64 bab, dimulai dari hadis nomor 8796-9270
2.)
كتاب
الجهاد terdiri dari 57 bab, dimulai dari hadis nomor 9271-9717
3.)
كتاب
المغازي terdiri dari 45 bab, dimulai dari hadis nomor 9718-9816
f.
Pada jilid ke enam terdapat
hadis mulai dari nomor 9817-11944, yang termuat dalam 2 kitab pembahasan dan
terdapat 203 bab, adapun pembagiannya sebagai berikut:
1.)
كتاب
أهل الكتاب terdiri dari dari74 bab, dimulai dari hadis nomor 9817-10242
2.)
كتاب
النكاح terdiri dari129 bab, dimulai dari hadis 10243-11944
g.
Pada jilid ke tujuh terdapat
hadis mulai dari nomor 11945-14053, yang merupakan masih lanjutan dari
pembahasan كتاب النكاح yang terdapat
275 bab, bisa dikatakan bahwa pada jilid ke tujuh ini satu jilid hadis-hadisnya
berkaitan tentang nikah.
h.
Pada jilid ke delapan terdapat hadis
mulai dari nomor 14054-16137, yang terdapat dalam 4 kitab pembahasan dan
terdapat 252 bab, adapun pembagiannya sebagai berikut:
1.)
کتاب
البييوع terdiri dari 180 bab, dimulai dari hadis nomor 14054-15359
2.)
کتاب
الثهادات terdiri dari 26 bab, dimulai dari hadis 15360-15569
3.)
کتاب
المكاتب terdiri dari 20 bab, dimulai dari hadis nomor 15570-15810
4.)
کتاب
الأيمان و النذور terdiri dari 26 bab, dimulai dari
hadis nomor 15811-16137
i.
Pada jilid ke sembilan terdapat
hadis mulai dari nomor 16138-18596, yang terdapat dalam 7 kitab pembahasan dan
terdapat 209 bab, adapun rinciannya sebagai berikut:
1.)
كتاب
الولاء terdiri dari18 bab, dimulai dari hadis nomor 16138-16318
2.)
كتاب
الوصايا terdiri dari 20 bab, dimulai dari hadis nomor 16319-16518
3.)
كتاب
المواهب terdiri dari 5 bab, dimulai dari hadis nomor 16519-16571
4.)
كتاب
الصدقة terdiri dari 7 bab, dimulai dari hadis nomor 16572-16650
5.)
كتاب
المدبر terdiri dari 16 bab, dimulai dari hadis nomor 16651-16923
6.)
كتاب
الأشربة terdiri dari 22 bab, dimulai dari hadis nomor 16924-17172
7.)
كتاب
العقول terdiri dari 121 bab, dimulai dari hadis nomor 17173-18203
j.
Pada jilid ke sepuluh terdapat
hadis mulai dari nomor 18204-19418, yang terdapat dalam 4 kitab pembahasan
termasuk lanjutan dari كتاب العقول dan terdapat 206 bab, adapun rinciannya sebagai berikut:
1.)
كتاب
العقول terdiri dari 51 bab,dimulai dari hadis nomor 18204-18506
2.)
كتاب
اللقطة terdiri dari 39 bab, dimulai dari hadis nomor 18507-19001
3.)
كتاب
الفرائض terdiri dari11 bab, dimulai dari hadis nomor 19001-19208
4.)
كتاب
أهل الكتابين terdiri dari 105 bab, dimulai dari
hadis nomor 19209-19418
k.
Pada jilid ke sebelas terdapat
hadis mulai dari nomor 19419-21033, yang terdapat dalam 1 kitab pembahasan dan
terdapat 184 bab, nama kitab pembahasan pada jilid sebelas ini adalah كتاب الجامع لإمام معمر بن راشد الازدي
رواية اللإمام عبد الرزاق yang merupakan
guru dari ‘Abd al-Razza>q.
Kitab Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q
mempunyai kriteria sebagai berikut:
a.
Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q ini merupakan salah satu kitab
yang mewakili dari banyak kitab-kitab hadis tertua pada abad kedua hijriah
b.
Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q tidak terpengaruh oleh mazhab
al-Syafi’i, karena di dalamnya masih murni mengandung materi-materi dari
perkataan nabi, sahabat dan tabi’in
c.
Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q adalah kitab yang memuat
informasi yang cukup mewakili perkembangan hukum Islam di Makkah
d.
Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q adalah kitab yang lebih tua dan
lebih tebal dibandingkan dengan Mus}annaf-Mus}annaf yang lain.[23]
C.
Metode
Penulisan Kitab al-Mus}annaf
1.
Cara Penyusunan Kitab al-Mus}annaf
Seperti yang telah dijelaskan oleh
penulis pada bagian penjelasan nama kitab al-Mus}annaf, maka kita bisa
melihat bahwa kitab al-Mus}annaf karangan ‘Abd al-Razza>q ini disusun
berdasarkan kitab-kitab “fikih” yang mana dimulai dari كتاب
الطهارة dan seterusnya tetapi mencakup hadis mauquf, hadis maqthu’,
disatukan dengan hadis marfuk.[24]
Oleh karena hadis-hadis yang disusun oleh ‘Abd
al-Razza>q di dalam kitab al-Mus}annafnya ini disusun berdasarkan
bab-bab pembahasanya, maka kita bisa mengetahui bahwa kitab al-Mus}annaf ini
coraknnya adalah “tematik” karena dalam satu kitab pembahasan semua hadisnya
berkaitan dengan judul kitab pembahasan tersebut, contoh salah satu hadisnya
yang terdapat pada jilid VIII pada كتاب
البيوع dan pada bab "لا سلف إلا إلى أجل معلوم" hadis nomor
14054, adalah sebagai berikut:
أخبرنا عبد الرزاق
قال : أخبرنا معرم عن أيوب عن ابن سيرين عن سريح، وعن طاووس عن أبييه قالا : إذا
جعلوا الدين فيي ثقة فهو أجله.[25]
‘Abd al-Razza>q tidak menyusun
kitab ini secara keseluruhan mulai dari hadis yang sahih. Bahkan ada juga yang
dimulai dengan hadis daif dan diakhiri oleh hadis yang sahih. Contohnya adalah
hadis pada jilid I terletak pada كتاب
الطهارة kemudian pada
bab ستر الرجل اذا اغتسل
hadis nomor 1110, adalah sebagai berikut:
عبد الرزاق عن
يحيى بن العلاء عن الاعمش عن إبراهيم قال بلغني أن رسول الله صلى الله عليه و سلم
أمر رجلا فصب سجلا من ماء.[26]
Hadis ini adalah
hadis daif yang selanjutnya pada hadis nomor 1111 adalah
hadis sahih.[27] Begitupun ada juga hadis
lain seperti hadis nomor 1163 yang mendahului hadis sahih nomor 1161.[28]
‘Abd al-Razza>k terkadang tidak
memulai dengan pendapat sendiri mengenai suatu hadis. Contohnya adalah pada
jilid II terdapat pada كتاب الحيض pada bab "سترة
الامام سترة لمن وراءه"
hadis nomor 2321, ‘Abd al-Razza>q
mulai berpendapat pada akhir matan hadis seperti:
عبد الرزاق عن بن
جريج قال أخبرني غير واحد أن النبي صلى الله عليه و سلم بينا هو يصلي بالناس إذ
مرت بهمة أو عناق ليجيز أمامه فجعل يدنو من السارية ويدنو حتى سبقها فألصق بطنه
بالسارية فمرت بينه وبين الناس فلم يأمر الناس بشيء قال عبد الرزاق وبه نأخذ[29]
‘Abd al-Razza>q tidak menyusun semua hadis dalam kitab ini dengan menuliskan hadis marfu‘ terlebih dahulu.
Contohnya
hadis nomor 508 (Hadis mauqu>f) yang
mendahului hadis nomor 509 (hadis marfu>‘).[30]
Dan juga hadis nomor 455 (hadis maqt}hu‘) yang mendahului hadis nomor 456.[31]
2. Sumber-sumber kitab al-Mus}annaf
Dilihat dari kode-kode atau singkatan-singkatan
yang ditambahkan oleh pentah{qiq yaitu H{abi>b al-Rahma>n disetiap
halaman yang merupakan footnote dari setiap hadis-hadis yang terdapat dalam
kitab al-Mus}annaf ini, kita bisa melihat bahwa sumber-sumber kitab ini
adalah beberapa kitab sumber hadis seperti, Sah}ih Bukhari, Sah{ih Muslim,
al-Nasa>I, dan beberapa kitab hadis lainnya, untuk lebih jelasnya
penulis akan memaparkan kode-kode atau singkatan-singkatan tersebut, adalah
sebagai berikut:
a. خ: البخري
b.
ت: الترمذي
c. م: مسلم
d. ن: نسائ
e. د: ابو داود
f.
ش: ابن ابي شيبة
g. ص: سعيد بن منسور
h. طب: الطبراني في الكبير
i.
الفتح: فتح الباري للحافظ بن حجر
j.
الكنز: كنز العمال في سنن الأقوال و الأفعال لعلي المتقي الهند
k. الدر : الدر المختر لعلاء الدين
الحصكفي
l.
هق: بيهقي في سنن الكبر
m. ح: النسخه الحيضرابادية من المصنف
لعبد الرزاق
n. كر: ابن عساكر
o. (قا):
القاموس المحيط
p. الفتح: فتح الباري للحافظ ابن حجر
Itulah
beberapa kitab yang merupakan sumber-sumber yang digunakan dalam kitab al-Musannaf,
perlu diketahui bahwa kitab-kitab diatas seluruhnya bukanlah kitab sumber
hadis, akan tetapi ada juga beberapa kitab hadis bahkan ada kamus yang
berfungsi memberi penjelasan beberapa kata atau kalimat yang sulit dipahami,
karena ini merupakan tambahan dari pentahqiq untuk lebih mempermudah pembaca.
3. Penilaian Terhadap Kitab al-Mus}annaf
Sampai sekarang ini penulis belum
mendapatkan penilaian secara spesifik terhadap kitab al-Mus}annaf ini,
adapun berkaitan dengan hadis-hadis yang terdapat dalam kitab al-Mus}annaf ini,
juga tidak dikemukakan kualitas hadisnya, akan tetapi memperhatikan perkataan
Imam Bukhari, bahwa secara garis besar hadis-hadisnya dinilai sahih, dan juga faktor lain yang
memperkuatnya karena merupakan salah satu kitab hadis yang paling pertama
disusun pada abad pertama hijriah. [32]
4. Keunggulan dan Keterbatasan
Kitab al-Mus}annaf
Setelah membaca dan memperhatikan
kitab al-Mus}annaf karangan ‘Abd al-Razza>q ini penulis bisa
memberikan beberapa keunggulan dan juga keterbatasan kitab ini, adalah sebagai
berikut:
a.
Kitab ini mengklasifikasikan hadisnya
berdasarkan topik atau bab-bab tertentu dalam hal hukum Islam sehingga
memudahkan para peneliti untuk mendapatkan hadis yang dicarinya.
b.
Mus}annaf ini terdiri dari beberapa bab contohnya dalam jilid pertama
membahas kitab T{aha>ra, haid}, S{ala>t, dan lainnya.[33]
Setiap kitab terbagi lagi dalam beberapa sub bab seperti g}asala
al-z\ara>‘i>n, al-mas}hi bi al-ra’si
dan lain-lain
c.
Setiap kata
atau kalimat yang sulit atau kurang jelas dalam hadis akan di jelaskan dalam footnote
contohnya hadis pertama, jilid pertama menggunakan kata kiz}a>matu
d.
Setiap
hadis yang dicantumkan dalam kitabnya dilengkapi dengan sanad Sedangkan kitab
sumbernya dicantumkan dalam bentuk footnote oleh pentahqiq
e.
Hadis yang
memiliki potongan ayat al-Qur’a>n akan dicantumkan nama surah serta nomor
ayat dalam footnote
f.
Hadisnya
terdapat dalam kitab sumber apa saja seperti Abu> Da>ud, Imam Malik,
al-Tirmi>z}i> dan lain sebagainya
g.
Kitab al-Mus}annaf tersebut lebih dipermudah
dengan adanya satu kitab katalog. Di dalam kitab ini terdiri tiga katalog, yaitu
berisi tentang hadis-hadis,
Istilah-istilah fiqhiyyah,
berisi tentang indeks atau biografi
h.
Kitab ini tersusun sesuai dengan huruf hijaiyah yakni
dari أَ sampai ي untuk menunjukkan hadis sesuai
dengan urutan huruf, sebagai tambahan kitab ini memberikan keterangan juz dan
halaman pada setiap potongan hadis.[34]
i.
Topik yang
dibahas tidak lengkap seperti susunan kitab ja>mi’ yang
merangkumi semua topik dalam berbagai bidang seperti topik ilmu, iman, ibadah,
jihad dan lain-lain
j.
Tidak ada keterangan kualitas hadis pada semua
hadis-hadis yang terdapat dalam kitab al-Mus}anaf karangan dari ‘Abd
al-Razza>q ini.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengarang
dari kitab al-Mus}annaf ini bernama ‘Abd al-Razza>q yang mempunyai
nama lengkap al-H{afiz{ al-Kabi>r Abi> Bakr
‘Abd al-Razza>q bin Hamma>m al-S}an‘a>ni bin Nafi’ sedangkan nama
kuniyahnya adalah Abu> Bakr dan nama laqabnya adalah al-S{an‘a>ni karena diambil dari nama tempat kelahirannya
yaitu daerah S{an‘an.
‘Abd
al-Razza>q bin Hamma>m lahir pada tahun 126 H/744 M, ‘Abd al-Razza>q
dibesarkan di Yaman dan juga mengeyam pendidikan di Yaman dan wafat pada
pertengahan bulan syawal tahun
211 H di Yaman[35],
di akhir hidupnya ‘Abd al-Razza>q mengalami kebutaan.
Kitab al-Mus}annaf ini merupakan
karangan dari ‘Abd al-Razza>q yang telah ditahqiq oleh H{abibu al-Rah}man
al-‘Azami> diterbitkan di Beirut di tempat percetakan al-Majlis
al-‘A<lami> merupakan cetakan pertama pada tahun 1390 H.
B. Saran dan Kritik
Di dalam makalah ini tentunya masih
sangat jauh dari kesempurnaan sebuah penulisan karya ilmiah, oleh karena itu
disini penulis mengharapkan kepada pembaca agar sekiranya bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk bagaimana bisa melengkapi kesempurnaan
makalah ini, tentunya yang dimaksud kritik dan saran yang objektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-‘Ajli> al-Kaufi>, Abu al-Hasan Ah{mad bin ‘Abdullah bin S{aleh. Tarikh al-S|iqat, Cet.
I: Beirut;Dar al-Ba>z, 1984.
_______, Ma’rifatu al-S|iqa>t min Rija>li Ahlu al-‘Ilmi wa
al-Hadi>si wa min al-Du’afa>I, Cet.
I: Madinah; Maktabah al-Dar, 1985.
‘Abdullah, Abu> Muh{ammad bin
Musli>m bin Qutaibah al-Dainu>ri>. Al-Ma’a>rif. Cet. II;
Kairo: al-Haiati al-Mas}riyah, 1992.
‘Ajjaj al-Khatib , Muhammad. Ushul al-Hadis\ , Beirut: Da>r Al-Fikri, 1989.
Al-Azdiy, Ma’mar bin Rasyid. Faha>ris Mus}annaf ‘Abd al-Razzaq al-S}an’ani wa Kita>bu al-Ja>mi’, Cet. I; Da>r Al-Kataba
Salafiyah, 1409 H.
Abu ‘Abdullah Muh}ammad bin Sa’di bin Mani’I al-Hasyimi> bi al-Wala>i
al-bas}ari>, al-T}abaqat al-Kubra>. Cet.
I;Beirut: Dar al-Kita>b al-‘Ala>miyah, 1990.
Ali> bin
Muh}ammad bin Ibrahi>m, Ahmad. Rijal S}ahih Muslim, Cet. II;Beirut:
Dar al-Ma’rifah, 1407 H.
Ash-Shiddiqiy, Muhammad
Hasbi. Sejarah Pengantar Ilmu Hadis, Cet.VIII;
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.
_______, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah
Hadis\. Cet. 6; Jakarta: PT Bulan Bintang, 1958.
Al-Bas}ari>, Abu ‘Abdullah Muh}ammad bin Sa’di bin Mani’I
al-Hasyimi> bi al-Wala>i. al-T}abaqat al-Kubra>, Cet. I;Beirut: Dar
al-Kita>b al-‘Ala>miyah, 1990.
______, al-T}abaqat al-Kubra
al-Qasimi al-Mutimmami lita>bi’I Ahlu
al-Madinah wa min ba’duhum, Cet. II;Madi>nah:
Maktabah al-‘Ulumi wa al-H}ikam, 1408 H.
Al-Bis}ri, Abu ‘Amr Khali>fah bin Khiya>t bin
Khali>fah al-Syaiba>ni> al-As}fari. Ta>rikh Khalifah bin
Khiya>t, >> Cet. II; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1397 H.
Al-Da>rimi> al-Busuti>, Muh{ammad bin H{ibban
bin Ah{mad bin H{ibban bin Mu’a>z bin Mu’bad al-Taimi>mi> Abu>
Ha>tim. al-s\iqa>t, Cet. I:t.t ; 1973
Al-Farisi>
al-Faswi>, Ya’u> bin Sufya>n bin Jawa>ni. al-Ma’rifah wa
al-Ta>rich. Cet. II; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1981.
Idris.
Studi Hadis, Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Jumantoro,Totok. Kamus Ilmu Hadis. Cet; III: Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2007.
Ltr , Nurdin. ‘Ulumul Hadis, Cet.
II:Dar al-Fikr ;Damaskus, 2012.
Al-Ma’rufi bin ‘Asa>kir, Abu> al-Qa>sim ‘Ali>
bin al-H{asan bin Habbatillah. Tarikh Damasyqi, Beirut; Dar al-Fikr,
1995.
Al-Mizzi, Yu>suf Bin
al-Zakki>. Tahzi>bu Al-Kama>l,
Beirut: Muassisah Al-Risa>lah, 1980/1400.
Al-Munz{ir al-Taimi>, Abu> Muh{ammad ‘Abdu
al-Rah{man bin Idri>s. Al-Jarh wa al-Ta’dil, Cet I:Beirut; Dar Ih{ya’
al-Turras al-‘Arabi>, 1952.
Midong,
Baso. Ilmu Hadis: Pengantar Memahami
Hadis Nabi saw. Makassar: Alauddin press, 2010.
Muh{ammad al-Jau>zi>, Jamalu al-Di>n Abu> al-Farji
‘Abdu al-Rah{man bin ‘Ali>. Al-Munt}azam
fi> Tarikh al-Umam wa al-Mulu>k, Cet. I:
Beirut;Dar al-Kitab al-‘Alamiyyah, 1996.
Al-Razza>q, ‘Abd.
Mus}annaf (ed.) H}abi>b al-Rahma>n al-‘Az}ami, Beiru>t: Majelis al-‘Ilmi>
1987.
S,yaiba>ni> al-As}fari al-Bis}ri, Abu ‘Amr
Khali>fah bin Khiya>t bin Khali>fah. Ta>rikh Khalifah bin
Khiya>t, >> Cet. II; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1397 H.
Solahuddin, Agus dan Agus Suyadi. Ulumul
Hadis. Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Syuhudi Ismail, Muhammad. Metodologi
Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Bulan Bintang: 1992.
Syuhudi Ismail, Muhammad. Pengantar Ilmu Hadis Cet.
II; Bandung: Angkasa, 1994.
Al-T{ahha>n, Mahmud. Ushu>l
Al-Takhri>j Wa Dirasah al-Asa>ni>d, Beirut: Da>r al-Quran Karim, 1979.
Warson Munawwir,
Ahmad. Al-Munawwir
Kamus Arab-Indonesia Cet. XIV; Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997.
[1]Lihat: Agus Solahuddin dan Agus
Suyadi, Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 38.
[2]Baso Midong, Ilmu Hadis:
Pengantar Memahami Hadis Nabi saw (Makassar: Alauddin press, 2010), h. 55.
[3]Agus Solahuddin dan Agus Suyadi,
h. 43.
[4]Abu>
Muh}ammad ‘Abdullah bin Musli>m bin Qutaibah al-Dainu>ri>, al-Ma’a>rif,
Juz I (Cet. II; Kairo: al-Haiati al-Mas}riyah, 1992), h.519.
[5]Teungku
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis\ (Cet. 6;
Jakarta: PT Bulan Bintang, 1958) h. 403
[6]Ya’u> bin Sufya>n bin
Jawa>ni al-Farisi> al-Faswi>, al-Ma’rifah wa al-Ta>rikh, Juz
I (Cet. II; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1981), h. 197.
[8]Abu
‘Amr Khali>fah bin Khiya>t bin Khali>fah al-Syaiba>ni>
al-As}fari al-Bis}ri, Ta>rikh Khalifah bin Khiya>t, >> Juz I
(Cet. II; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1397 H.), h. 474. Lihat juga Abu
‘Abdullah Muh}ammad bin Sa’di bin Mani’I al-Hasyimi> bi al-Wala>i
al-bas}ari>, al-T}abaqat al-Kubra>, JuzVI
(Cet. I;Beirut: Dar
al-Kita>b al-‘Ala>miyah, 1990), h. 74.
[9]Abu ‘Abdullah Muh}ammad bin
Sa’di bin Mani’I al-Hasyimi> bi al-Wala>i al-bas}ari>, al-T}abaqat al-Kubra
al-Qasimi al-Mutimmami
lita>bi’I Ahlu al-Madinah wa min ba’duhum, Juz I (Cet. II;Madi>nah:
Maktabah al-‘Ulumi wa al-H}ikam, 1408 H), h. 168. Lihat juga Ahmad bin ‘Ali>
bin Muh}ammad bin Ibrahi>m, Rijal S}ahih Muslim, Juz I (Cet.
II;Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1407 H.), h. 8.
[10]Yu>suf
Bin al-Zakki> al-Mizzi>, Tahzi>bu Al-Kama>l, Juz XVIII (Beirut:
Muassisah Al-Risa>lah, 1980-1400), h. 52.
[11]Muh{ammad
bin H{ibban bin Ah{mad bin H{ibban bin Mu’a>z bin Mu’bad al-Taimi>mi>
Abu> Ha>tim al-Da>rimi> al-Busuti>, al-s\iqa>t, Juz 8
(Cet. I:t.t ; 1973), h. 412. Lihat juga Abu> Muh{ammad ‘Abdu al-Rah{man bin
Idri>s bin al-Munz{ir al-Taimi>, al-Jarh wa al-Ta’dil, Juz I (Cet
I:Beirut; Dar Ih{ya’ al-Turras al-‘Arabi>, 1952), h.38
[12]Yu>suf
Bin al-Zakki> al-Mizzi>, Tahzi>bu Al-Kama>l, h. 52.
[13]Abu al-Hasan Ah{mad bin ‘Abdullah
bin S{aleh al-‘Ajli> al-Kaufi>, Tarikh al-S|iqat, Juz
I (Cet. I: Beirut;Dar al-Ba>z, 1984), h. 302. Lihat juga Abu>
al-Qa>sim ‘Ali> bin al-H{asan bin Habbatillah al-Ma’rufi bin ‘Asa>kir,
Tarikh Damasyqi, Juz 36 (Beirut; Dar al-Fikr, 1995), h.160
[14]
Abu al-Hasan Ah{mad bin ‘Abdullah
bin S{aleh al-‘Ajli> al-Kaufi>, Ma’rifatu
al-S|iqa>t min Rija>li Ahlu al-‘Ilmi wa al-Hadi>si wa min
al-Du’afa>I, Juz II (Cet. I: Madinah; Maktabah
al-Dar, 1985), h.93.
[15]Ahmad
Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Cet. XIV; Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 798.
[16]Muhammad
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Cet. I; Bulan Bintang:
1992), h. 152.
[17]Mahmud
al-T{ahha>n, Ushu>l Al-Takhri>j Wa Dirasah al-Asa>ni>d
(Beirut: Da>r al-Quran Karim, 1979), h. 118.
[18]Muhammad
Hasbi Ash-Shiddiqiy, Sejarah Pengantar Ilmu Hadis (Cet.VIII; Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2001), h.194.
[20]Muhammad
‘Ajjaj al-Khatib , Ushul al-Hadis\ (Beirut: Da>r Al-Fikri, 1989), h.
183.
[21]Jamalu al-Di>n Abu> al-Farji
‘Abdu al-Rah{man bin ‘Ali> bin Muh{ammad al-Jau>zi>, al-Munt}azam fi>
Tarikh al-Umam wa al-Mulu>k, Juz I (Cet. I:
Beirut;Dar al-Kitab al-‘Alamiyyah, 1996), h. 106
[22]M.
Syuhudi Ismail. Pengantar Ilmu Hadis (Cet. II; Bandung: Angkasa, 1994),
h. 118.
[23]Idris,
Studi Hadis, op. cit., h. 226.
[24]Nurdin Ltr, ‘Ulumul Hadis (Cet.
II:Dar al-Fikr ;Damaskus, 2012), h.193
[25]‘Abd
al-Razza>q, Mus}annaf (ed.)
H}abi>b
al-Rahma>n
al-‘Az}ami, Juz
VIII (Beiru>t:
Majelis al-‘Ilmi>
1987),
h. 3
[32]Yu>suf
Bin al-Zakki> al-Mizzi>, Tahzi>bu Al-Kama>l, Juz XVIII (Beirut:
Muassisah Al-Risa>lah, 1980-1400), h. 52.
[33]‘Abd
al-Razza>q, Mus}annaf (ed.)
H}abi>b
al-Rahma>n
al-‘Az}ami, Juz I
(Beiru>t:
Majelis al-‘Ilmi>
1987),
h. 10-11.
[34]Ma’mar bin
Rasyid Al-Azdiy, Faha>ris Mus}annaf ‘Abd al-Razzaq al-S}an’ani wa
Kita>bu al-Ja>mi’ (Cet. I;
Da>r Al-Kataba Salafiyah, 1409 H), h. 245.
[35]Abu
‘Amr Khali>fah bin Khiya>t bin Khali>fah al-Syaiba>ni>
al-As}fari al-Bis}ri, Ta>rikh Khalifah bin Khiya>t, >> Juz I
(Cet. II; Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1397 H.), h. 474. Lihat juga Abu
‘Abdullah Muh}ammad bin Sa’di bin Mani’I al-Hasyimi> bi al-Wala>i
al-bas}ari>, al-T}abaqat al-Kubra>, JuzVI
(Cet. I;Beirut: Dar
al-Kita>b al-‘Ala>miyah, 1990), h. 74.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar