A.
Latar Belakang
Dalam
mengumpulkan sebuah data, tentu banyak kitab/buku yang dibutuhkan untuk bisa
mendapatkan data-data yang ingin dikumpulkan tersebut. Namun, ketika
menggunakan banyak kitab/buku dalam mengumpulkan sebuah data memang sebaiknya diperiksa
dan dipreteli secara mendalam satu-persatu kitab/buku yang akan menjadi sebuah
rujukan dalam pengumpulan data tersebut.
Di
samping itu, tidak semua kitab/buku yang mungkin dianggap sesuai dengan apa
yang dibutuhkan dalam pengumpulan data itu dapat diambil atau dipakai. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan, terkadang ada beberapa kitab/buku yang
identitasnya belum diketahui atau bahkan tidak diketahui.
Misalnya,
tidak adanya kejelasan, bahkan tidak diketahuinya biografi pengarang. Karena mungkin
tidak dicantumkan atau dicantumkan akan tetapi tidak akurat. Kemudian juga,
dalam kitab/buku terkadang tidak mempunyai rujukan/catatan kaki sehingga
membuat kitab tersebut tidak begitu meyakinkan untuk dipakai sebagai rujukan
dalam pengumpulan sebuah data. Dan tentu masih banyak lagi hal-hal yang menjadi
sebuah permasalahan dalam mengambil sebuah kitab sebagai kitab rujukan.
Namun,
untuk mengetahui semua permasalahan-permasalahan seperti itu, tentu ada jalan
yang harus ditempuh dan dilalui, agar supaya masalah-masalah dalam mengambil
dan memakai kitab rujukan itu betul-betul sudah diteliti dan diketahui setiap
kerangka-kerangkanya.
Adapun
untuk mengetahui setiap kerangka-kerangka yang ada dalam kitab, tentu harus ada
penelitian atau analisis kitab dengan menggunakan metodologi[1]
atau dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah manhaj.
Selanjutnya,
peneliti di sini ingin menelusuri dan meneliti salah satu kitab Mus}t}ala>h}[2]
al-H{adi>s\ yaitu Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\.
Kitab ini juga merupakan kitab rujukan yang harus dikatahui lebih dalam lagi
kerangka-kerangkanya.
B.
Rumusan Masalah
Dari penjelasan seputar latar belakang di atas tentu
menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi rumusan masalah,
yaitu:
1.
Bagaimana biografi penulis kitab Alfiyah
al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s} ?
2.
Bagaimana alasan pemberian judul
kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\?
3.
Bagaimana metode penyusunan kitab Alfiyah
al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s} ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi/Biodata Ima>m
al-Suyu>t}iy
1.
Riwayat Hidup Ima>m
al-Suyu>t}iy
Jala>l
al-Di>n al-Suyu>t}iy memiliki nama lengkap ‘Abd al-Rah}ma>n ibn
Abi> Bakr bin Muh}ammad bin Sa>biq al-Di>n al-Khudairiy
al-Suyu>t}iy Jala>l al-Di>n, namun belau lebih dikenal dengan sebutan
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy. Beliau lahir setelah magrib yaitu pada
permulaan awal bulan Rajab tahun (849 H./1445 M.),[3]
yang merupakan seorang Ima>m ha>fiz} yang ahli dibidang sastrawan sejarah,
beliau tinggal di Kairo seorang diri (yatim) karena setelah ayah beliau wafat
beliau mendiami tempat tersebut selama 5 tahun.[4]
Kemudian
ketika beliau berumur 40 tahun, belau mengasingkan diri dari manusia. lalu beliau
menyendiri di sebuah kebun yang terdapat pohon disekitarnya. Kemudian orang
kaya dan pemerintah sering mengunjunginya untuk memberi beliau uang dan hadiah
namun beliau menolaknya. Raja sering sekali meminta beliau untuk datang
kepadanya, dan mengirimkan hadiah kepadanya akan tetapi beliau selalu saja
menolak. Sikap beliau tetap seperti itu sampai beliau wafat.[5]
Beliau sepanjang masa hidupnya selalu jatuh cinta dengan
ilmu.[6]
Kemudian Ima>m Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy Rahimahullahu ‘Alaih,
wafat pada tahun 911 H.[7]
2.
Riwayat Pendidikan Ima>m
al-Suyu>t}iy
Imam
Suyuthi dalam kitabnya yang berjudul Khusn al-Muhadlarah menyebutkan bahwa ia
mendapatkan ijazah dari setiap guru yang didatanginya, yaitu mencapai 150
ijazah dari 150 orang guru.[8]
Diantara guru-gurunya tersebut, ia berguru pada Al-Bulqini sampai wafatnya,
juga belajar hadits pada Syaikhul Islam Taqiyyudin al-Manaawi.[9]
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy juga memiliki guru besar seorang perempuan
yang faqih dan juga muhaddis, yaitu Ummu al-Minha> al-Mis}riyyah, ‘A<isyah
binti ‘Abd al-Ha>diy, dan Zainab binti al-H{a>fiz\ al-‘Ira>qiy.[10]
Ada
beberapa bidang ilmu yang beliau geluti yaitu di antaranya; dibidang tafsir,
bidang qira>’a>t, h}adis}, fiqh, seni (keindahan) Bahasa arab, seni
(fann) al-us}u>l dan baya>n, tasawwuf, seni (fann) sejarah dan sastra
serta hukum mufradat.[11]
3.
Karya-Karya Ima>m al-Suyu>t}iy
Jala>l
al-Di>n al-Suyu>t}iy memiliki 600 karya/kitab, di antaranya yang
disebutkan yaitu:[12]
1.
al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m
al-Qur’a>n
2.
al-Ah}a>di>s\ al-Muni>fah
3.
al-Asyba>h wa al-Naz}a>ir –
fi> al-‘Arabiyyah
4.
al-Asyba>h wa al-Naz}a>ir –
fi> Furu>‘ al-Sya>fi‘iyyah
5.
al-Iqtira>h} – fi> Us}u>l
al-Nah}w
6.
al-Iklail fi> Istinba>t}
al-Tanzi>l
7.
al-Alfiyah fi> al-Nah}w
8.
Ta>ri>kh al-Suyu>t}iy
9.
Ta>ri>kh al-Khulafa>’
10. Tafsi>r
al-Jala>lain
11. Jam‘u
al-Jawa>mi‘
Itulah di atas sebagian karya-karya yang dapat penulis
sebutkan karena imam jala>l al-Di>n al-Suyu>tiy memiliki begitu banyak
karya seperti yang telah disebutkan di atas bahwa beliau memiliki 600 karya,
dan penulis hanya menyebutkan 11 karya saja.
4.
Penilaian Ulama Terhadap Imam
al-Suyu>t}iy
Adapun
penilaian ulama terhadap Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy yaitu, menurut
Muh}ammad Abu> al-Fad}l Ibra>hi>m dan sebagian besar ulama mengatakan
bahwa beliau adalah seorang ulama yang baik dan luhur, agamanya tinggi, beliau
seorang yang mulia yang selalu menjauhkan diri dari hina dan syubhat, jiwa yang
kaya, beliau selalu merendah ketika menghadap raja, dan beliau tidak takut pada
penjaga/prajurit raja atau menteri. Beliau tidak pernah gentar ketika dicela.[13]
B.
Alasan/Latar Belakang Pemberian
Judul Kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\
Dalam setiap
penulisan sebuah kitab pasti ada hal yang melatar belakangi penulisan kitab
tersebut, begitupun dengan kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ yang ditulis
oleh Jala>l
al-Di>n al-Suyu>t}iy.
Namun dalam melihat sebuah
alasan/latar belakang tentu ada dua cara/metode yang dapat digunakan yaitu
dengan metode makro dan mikro. Jadi kedua metode ini akan dijelaskan oleh untuk
mengetahui apa alasan makro dan mikro pemberian judul kitab ini.
Pertama, alasan makro pemberian
judul kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ ini ialah karena bentuk dan isi kitab ini,
yang dimana kata Alfiyah sendiri mengandung arti seribu (1000).
Maksudnya ialah seribu bait atau lebih, dikatakan seribu bait karena memang di
dalam kitab ini penulisannya berbentuk sya‘ir. Adapun setiap kitab yang
menggunakan kata Alfiyah tidak jarang dan bahkan pasti bentuk penulisannya
berbentuk sya‘ir. Kemudian beliau mencantumkan namanya sendiri bertanda bahwa
beliaulah yang mengarang dan menciptakan kitab ini sendiri. Sedangkan ‘Ilm
al-H{adi>s\ merupakan inti pembahasan dari kitab ini, karena di dalam
kitab ini khusus hanya membahas seputar ruang lingkup ilmu hadis. Jadi, dari
alasan-alasan inilah sehingga diberikannya judul Alfiyah al-Suyu>t}iy
fi> ‘Ilm al-H{adi>s\.
Adapun kedua yaitu secara mikro,
penulis belum menemukan alasan khusus pemberian judul kitab Alfiyah
al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ ini dari pengarangnya sendiri
atau dari pentahqiqnya.
C.
Metode Penyusunan Kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy
fi> ‘Ilm al-H{adi>s}
1.
Metode Penyusunan Kitab
Setiap
karya tulis tentunya memiliki metode dalam menyusun atau menulisnya sebagai
tolak ukur kelayakan dianggap sebuah karya yang ilmiah. Kitab yang tersusun
dengan metode atau sistematika yang baik akan memudahkan bagi pembacanya untuk
mempelajari dan memahami isinya sehingga apa yang menjadi tujuan penulis dapat
tercapai. Dalam memaparkan metode penyusunan kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy
fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ penulis mengambil rujukan pada kitab tersebut
yang di terbitkan oleh Maktabah al-‘Alamiyyah. Kitab ini disusun berdasarkan
tema yang menjadi topik bahasan dan ditulis dalam satu jilid dengan ketebalan 152
halaman, dan metode bentuk penulisan yang digunakan kitab ini ialah berbentuk
sya’ir
. Di dalam kitab ini juga tidak mencantumkan bab-bab karena di dalam
kitab ini hanya menggunakan pasal-pasal yang menjadi objek kajian. Untuk lebih
jelasnya penulis memaparkan perinciannya sebagai berikut:
1-
وبه
ثقتي (3)
2-
حدّ
الحديث، وأقسامه (3)
3-
الصحيح (4-6)
4-
مسألة (7-9)
5-
خاتمة (10)
6-
الحسن (10-11)
7-
مسألة (11-12)
8-
الضعيف (12-13)
9-
المسند (13)
10-
المرفوع
والموقوف والمقطوع (13-14)
11-
الموصول
والمنقطع والمعضل (15)
12-
المرسل (15-17)
13-
المعلق (17-18)
14-
المعنعن (18-19)
15-
التدليس (19-21)
16-
الإرسال
الخفي والمزيد في متصل الأسانيد (21-22)
17-
الشاذّ
والمحفوظ (22)
18-
المنكر
والمعروف (23)
19-
المتروك (23)
20-
الافراد (23-24)
21-
الغريب،
والعزيز، والمشهور، والمستفيض، والمتواتر (24-27)
22-
الإعتبار
والمتابعات، والشواهد (27-28)
23-
زيادات
الثقات (28-29)
24-
المعل (30-35)
25-
المضطرب (35-36)
26-
المقلوب (36-37)
27-
المدرج (38-40)
28-
الموضوع (41-47)
29-
خاتمة (48-49)
30-
من
تقبل روايته ومن ترد (49-57)
31-
مراتب
التعديل والتجريح (58)
32-
تحمل
الحديث (58-59)
33-
أقسام
التحمل (60-72)
34-
كتابة
الحديث وضبطه (73-79)
35-
صفة
رواية الحديث (80-88)
36-
آداب
المحدث (89-91)
37-
مسألة (91-92)
38-
آداب
طالب الحديث (93-95)
39-
العالي
والنازل (95-98)
40-
المسلسل (99)
41-
غريب
الفاظ الحديث (100)
42-
المصحف
والمحرف (101-102)
43-
الناسخ
والمنسوخ (102-103)
44-
مختلف
الحديث (103-105)
45-
أسباب
الحديث (105-106)
46-
معرفة
الصحابة (107-115)
47-
معرفة
التابعين وأتباعهم (115-117)
48-
رواية
الأكابر عن الأصاغر، والصحابة عن التابعين (117)
49-
رواية
الصحابة عن التابعين عن الصحابة (118)
50-
رواية
الأقران (118-120)
51-
رواية
الاخوة و الاخوات (120)
52-
رواية
الآباء عن الأبناء وعكسه (121-123)
53-
السابق
واللاحق (123-124)
54-
من
روى عن شيخ ثم روى عنه بواسطة (124)
55-
الوحدان (124)
56-
من
لم يرو الا حديثا واحدا (125)
57-
من
لم يرو الا عن واحد (126)
58-
من
أسند عنه من الصحابة الذين ماتوا في حياته صلى
الله عليه وسلم (126)
59-
من
ذكر بنعوت متعددة (126)
60-
أفراد
العلم (127-128)
61-
الأسماء
والكنى (128-129)
62-
أنواع
عشرة من الأسماء والكنى مزيدة على ابن الصلاح والالفية (129-130)
63-
الألقاب (130-131)
64-
المؤتلف
والمختلف (131-137)
65-
المتفق
والمفترق (137-139)
66-
المتشابه (139-140)
67-
المشتبه
المقلوب (140)
68-
من
نسب الي غير ابيه (140)
69-
المنسوبون
الي خلاف الظاهر (140)
70-
المبهمات (141)
71-
معرفة
الثقات والضعفاء (141-142)
72-
معرفة
من خلط من الثقات (142)
73-
طبقات
الرواة (142)
74-
أوطان
الرواة وبلدانهم (142-143)
75-
الموالي (143)
76-
النأريخ (143-146)
77-
الفهرس (147-152)
2.
Penjelasan/Gambaran Umum Tentang Isi
Kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\
Dalam
kitab ini memiliki pembahasan yang sangat terperinci, karena memang Jala>l
al-Di>n al-Suyu>t}iy menulis/mengarang kitab ini dalam bentuk sya’ir dan
tidak memiliki bab-bab. Oleh karenanya, dalam melacak setiap pembahasan tentu
harus mencari dengan melihat satu-persatu pembahasan (pasal-pasal).
Adapun
ketika bentuk penyusunan kitab ini dibandingkan dengan kitab ‘ulum
al-h}adi>s\ yang lain, misalnya dengan kitab Alfiyah al-‘Ira>qiy
fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ yang
ditulis oleh al-H{afiz\ al-‘Ira>qiy, juga memiliki bentuk kesamaan pada penulisan
dan penyusunannya. Sedangkan jika dibandingkan dengan kitab ‘Ulum
al-H{adi>s\ yang disusun oleh al-Alba>niy, maka dapat di lihat bahwa
bentuk penyusunannya itu sama dalam bentuk
pasal-pasal. Hanya saja, dari bentuk penulisan itu berbeda.
Dalam
mempelajari kitab ini, ada dua hal yang akan menjadi sorotan bagi
pembaca/seorang pelajar, yaitu mudah dan rumit. Di mana kitab ini akan menjadi
mudah bagi pelajar untuk menghafalkannya karena memang kitab ini berbentuk
sya’ir berbeda dengan kitab-kitab hadis pada umumnya. Namun dari segi
kerumitannya, kitab ini memang agak sulit untuk dipahami, kecuali bagi orang
yang betul-betul sudah mempelajari bentuk-bentuk penulisan sya’ir dan
kalimat-kalimat yang terkandung di dalamnya.
Kitab Alfiyah
ini juga memiliki seorang pentahqiq yang bernama al-ustaz\ Ah}mad Muh}ammad
Sya>kir. Kitab ini ditahqiq karena memang di dalam kitab Alfiyah ini tidak
memiliki penjelasan yang luas dan terperinci disetiap pasal-pasal
pembahasannya. Adapun mengenai hasil dari tahqiq yang telah dilakukan oleh
Ah}mad Muh}ammad Sya>kir ialah tentu memiliki nilai yang tinggi. sedangkan
penempatan hasil dari tahqiq tersebut itu di letakkan di footnote,[14]
dan penjelasan tahqiqnya tersebut sebagian besar terdapat pada setiap halaman.
Dalam kitab
Alfiyah ini terdapat footnote yang telah dicantumkan oleh pentahqiq. Adapun
footnote dalam kitab ini memiliki keunikan tersendiri bagi penulis, karena pada
setiap halaman terdapat footnote yang selalu terulang mulai dengan angka satu
sampai dua, tiga, empat dan batasnya hanya sampai angka lima, kemudian ketika
pindah ke halaman selanjutnya maka footnote tersebut terulang kembali mulai
dengan angka satu.
Adapun kitab
Alfiyah ini diselesaikan pada hari jum‘at tanggal 13 syawal pada tahun 885 H.[15]
sedangkan corak kitab ini termasuk dalam lingkup Must}ala>h} al-H{adi>s\.
Kemudian
penilaian ulama tentang kitab ini penulis belum menemukan adanya
tanggapan/penilaian ulama tentang kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm
al-H{adi>s\ ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
‘Abd
al-Rah}ma>n ibn Abu> Bakr bin Muh}ammad bin Sa>biq al-Di>n
al-Khudairiy al-Suyu>t}iy Jala>l al-Di>n, namun belau lebih dikenal
dengan sebutan Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy. Beliau lahir setelah
magrib yaitu pada permulaan awal bulan Rajab tahun (849 H./1445 M.).
Beliau mendapatkan
ijazah dari setiap guru yang didatanginya, yaitu mencapai 150 ijazah dari 150
orang guru. Diantara guru-gurunya tersebut, ia berguru pada Al-Bulqini sampai
wafatnya, juga belajar hadits pada Syaikhul Islam Taqiyyudin al-Manaawi.
Kitab
Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ ini selesai pada hari jum‘at
tanggal 13 syawal pada tahun 885 H. disusun berdasarkan tema yang menjadi topik
bahasan dan ditulis dalam satu jilid dengan ketebalan 152 halaman, dan metode
bentuk penulisan yang digunakan kitab ini ialah berbentuk sya’ir . Di dalam kitab ini juga tidak mencantumkan bab-bab karena di dalam
kitab ini hanya menggunakan pasal-pasal yang menjadi objek kajian.
B.
Saran
Dari penelitian metodologi kitab Alfiyah
al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ di atas, makalah ini telah diselesaikan
dengan berbagai hambatan yang penulis tempuh. Setelah selesainya makalah ini,
tentu masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun materi
pembahasan yang penulis susun. Karenanya itu, penulis masih sangat memerlukan
kritikan dan saran dari dosen pembimbing, maupun dari teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA
Arifuddin Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadis (Kajian Ilmu
Ma’a>ni> al-H{adi>s}), Cet. II; Makassar: Alauddin University
Press, 2013
al-H{a>fiz\
Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, T{abaqa>t
al-Mufassiri>n, Cet. I; Maktabah Wahbah, 1976 M./1396 H.
al-H{a>fiz\
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy, Tadri>b al-Ra>wiy fi> Syarh
Taqri>b al-Nawa>wiy, Cet. II; Beirut: Maktabah al-Kaus\ar, 1415 H.
Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. III;
Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Jala>l
al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah
fi> Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, Cet. I; t.t.:
Da>r Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.
Jala>l
al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh
al-Khulafa>’, Cet. I; Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.),
h. 5.
Jala>l
al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n bin Abu> Bakr al-Suyu>t}iy, Alfiyah
al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\, Maktabah al-‘Alamiyyah, t.t.
John M. Echols,
dkk., An English-Indonesian Dictionary, kemudian diterbitkan di
Indonesia dengan judul Kamus Inggris-Indonesia, Cet. XXV; Jakarta: PT
Gramedia, 2003.
Muh}ammad bin
‘Abd al-Rah}man al-Sakha>wiy Syams al-Di>n, al-D{au’ al-La>mi‘ li
Ahl al-Qarn al-Ta>si‘, Cet. I; Bairut: Da>r al-Ji>l, 1992 M./1412
H.
Muh}ammad bin
‘Aliy al-Syauka>niy, al-Badr al-T{a>li‘ bi Muha>sin min Ba‘d
al-Qarn al-Sa>bi‘, Kairo: Da>r al-Kita>b al-Isla>miy, t.t.
Muh}ammad bin
Ah}mad bin Iya>s al-H{anafiy, al-Bada>u‘ al-Zuhu>r fi>
Waqa>i‘ al-Duhu>r, al-Hai’ah al-Misriyyah, 1984 M./1404 H.
Muh}ammad bin
Muh}ammad al-Gaziy Najam al-Di>n, al-Kawa>kib al-Sa>’irah bi
A‘ya>n al-Ma>’ah al-‘Asyarah, Cet. I; Bairut: Da>r al-Kutub
al-‘Alamiyyah, 1997 M./1418 H.
Syiha>b al-Di>n
Abu> al-Fala>h} ‘Abd al-H{ayy bin Ah}mad bin Muh}ammad al-‘Akriy
al-H{anbaliy, Syaz\ara>t al-Z|ahab fi> Akhba>r Man Z|ahab, Cet.
I; Bairut: Da>r Ibn Kas\i>r, 1996 M./1413 H.
Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadis, Cet. III; Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007.
Yah}ya> Mura>d, Mu‘jam
Tara>jum al-Sya‘ra>’ al-Kabi>r, Kairo: Da>r al-H{adi>s\,
2006 M./1427 H.
[1]Kata metodologi berasal
dari kata method yang berarti cara atau teknik dan logos berarti
ilmu. Jadi, metodologi berarti ilmu tentang metode. Adapun metode
diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Lihat, Arifuddin Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadis (Kajian Ilmu
Ma’a>ni> al-H{adi>s}), (Cet. II; Makassar: Alauddin University
Press, 2013), h. 3. Lihat pula, Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 740.
[2]Mus}t}alah} menurut Bahasa ialah ماالطلح علي استعماله في معنى معين artinya
“apa yang disepakati memakainya pada suatu makna” sehingga mus}t}alah} menurut
istilah ialah مااتفقوا عليه
وتعارفوه فيما بينهم artinya “apa yang disepakati oleh ulama hadis dan telah
dijadikan urf di antara mereka”. Lihat, Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadis, (Cet.
III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 180-181.
[3]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi>
Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r
Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.), h. 6. Lihat juga, al-H{a>fiz\
Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, T{abaqa>t
al-Mufassiri>n, (Cet. I; Maktabah Wahbah, 1976 M./1396 H.), h. 13.
[4]Muh}ammad bin Muh}ammad al-Gaziy
Najam al-Di>n, al-Kawa>kib al-Sa>’irah bi A‘ya>n al-Ma>’ah
al-‘Asyarah, Juz. I, (Cet. I; Bairut: Da>r al-Kutub al-‘Alamiyyah, 1997
M./1418 H.), h. 227-228.
[5]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, (Cet. I;
Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.), h. 5. Lihat juga, Yah}ya>
Mura>d, Mu‘jam Tara>jum al-Sya‘ra>’ al-Kabi>r, (Kairo:
Da>r al-H{adi>s\, 2006 M./1427 H.), h. 320.
[6]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi>
Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r
Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.) h. 7. Lihat juga, Muh}ammad
bin ‘Abd al-Rah}man al-Sakha>wiy Syams al-Di>n, al-D{au’ al-La>mi‘
li Ahl al-Qarn al-Ta>si‘, Juz. IV, (Cet. I; Bairut: Da>r al-Ji>l,
1992 M./1412 H.), h. 65.
[7]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, (Cet. I;
Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.), h. 6.
[8]Muh}ammad bin ‘Aliy
al-Syauka>niy, al-Badr al-T{a>li‘ bi Muha>sin min Ba‘d al-Qarn
al-Sa>bi‘, Juz. I, (Kairo: Da>r al-Kita>b al-Isla>miy, t.t.),
h. 328-329.
[9]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi>
Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r
Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.), h. 7. Lihat juga, Yusri>
‘Abd al-Ganiy ‘Abd al-La>h}, Mu‘jam al-Muarrikhi>n al-Muslimi>n, (Bairut:
Da>r al-Kutub al-‘Alamiyyah, 1991 M./1411 H.), h. 94-100.
[10]Lihat, al-H{a>fiz\ Jala>l
al-Di>n al-Suyu>t}iy, Tadri>b al-Ra>wiy fi> Syarh Taqri>b
al-Nawa>wiy, Juz. I, (Cet. II; Beirut: Maktabah al-Kaus\ar, 1415 H.), h.
10.
[11]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi>
Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r
Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.), h. 7. Lihat juga, Muh}ammad bin Ah}mad bin Iya>s
al-H{anafiy, al-Bada>u‘ al-Zuhu>r fi> Waqa>i‘ al-Duhu>r, Juz.
II, (al-Hai’ah al-Misriyyah, 1984 M./1404 H.), h. 307.
[12]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, (Cet. I;
Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.), h. 5-6.
[13]Syiha>b al-Di>n Abu>
al-Fala>h} ‘Abd al-H{ayy bin Ah}mad bin Muh}ammad al-‘Akriy al-H{anbaliy, Syaz\ara>t
al-Z|ahab fi> Akhba>r Man Z|ahab, Juz. VIII, (Cet. I; Bairut: Da>r
Ibn Kas\i>r, 1996 M./1413 H.), h. 264.
[14]Footnote: catatan di bawah halaman
buku/catatan kaki. Lihat, John M. Echols, dkk., An English-Indonesian
Dictionary, kemudian diterbitkan di Indonesia dengan judul Kamus
Inggris-Indonesia, (Cet. XXV; Jakarta: PT Gramedia, 2003), h. 252.
[15]Jala>l al-Di>n ‘Abd
al-Rah}ma>n bin Abu> Bakr al-Suyu>t}iy, Alfiyah al-Suyu>t}iy
fi> ‘Ilm al-H{adi>s\, (Maktabah al-‘Alamiyyah, t.t.), h. 146.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar