Selasa, 12 Januari 2016

METODOLOGI KITAB ALFIYAH AL-SUYUTIY FI ‘ILM AL-HADIS

Tidak ada komentar:
A.    Latar Belakang
Dalam mengumpulkan sebuah data, tentu banyak kitab/buku yang dibutuhkan untuk bisa mendapatkan data-data yang ingin dikumpulkan tersebut. Namun, ketika menggunakan banyak kitab/buku dalam mengumpulkan sebuah data memang sebaiknya diperiksa dan dipreteli secara mendalam satu-persatu kitab/buku yang akan menjadi sebuah rujukan dalam pengumpulan data tersebut.
Di samping itu, tidak semua kitab/buku yang mungkin dianggap sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam pengumpulan data itu dapat diambil atau dipakai. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan, terkadang ada beberapa kitab/buku yang identitasnya belum diketahui atau bahkan tidak diketahui.
Misalnya, tidak adanya kejelasan, bahkan tidak diketahuinya biografi pengarang. Karena mungkin tidak dicantumkan atau dicantumkan akan tetapi tidak akurat. Kemudian juga, dalam kitab/buku terkadang tidak mempunyai rujukan/catatan kaki sehingga membuat kitab tersebut tidak begitu meyakinkan untuk dipakai sebagai rujukan dalam pengumpulan sebuah data. Dan tentu masih banyak lagi hal-hal yang menjadi sebuah permasalahan dalam mengambil sebuah kitab sebagai kitab rujukan.
Namun, untuk mengetahui semua permasalahan-permasalahan seperti itu, tentu ada jalan yang harus ditempuh dan dilalui, agar supaya masalah-masalah dalam mengambil dan memakai kitab rujukan itu betul-betul sudah diteliti dan diketahui setiap kerangka-kerangkanya.
Adapun untuk mengetahui setiap kerangka-kerangka yang ada dalam kitab, tentu harus ada penelitian atau analisis kitab dengan menggunakan metodologi[1] atau dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah manhaj.
Selanjutnya, peneliti di sini ingin menelusuri dan meneliti salah satu kitab Mus}t}ala>h}[2] al-H{adi>s\ yaitu Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\. Kitab ini juga merupakan kitab rujukan yang harus dikatahui lebih dalam lagi kerangka-kerangkanya.      
B.    Rumusan Masalah                         
Dari penjelasan seputar latar belakang di atas tentu menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi rumusan masalah, yaitu:
1.      Bagaimana biografi penulis kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s} ?
2.      Bagaimana alasan pemberian judul kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\?
3.      Bagaimana metode penyusunan kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s} ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi/Biodata Ima>m al-Suyu>t}iy
1.      Riwayat Hidup Ima>m al-Suyu>t}iy
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy memiliki nama lengkap ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Abi> Bakr bin Muh}ammad bin Sa>biq al-Di>n al-Khudairiy al-Suyu>t}iy Jala>l al-Di>n, namun belau lebih dikenal dengan sebutan Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy. Beliau lahir setelah magrib yaitu pada permulaan awal bulan Rajab tahun (849 H./1445 M.),[3] yang merupakan seorang Ima>m ha>fiz} yang ahli dibidang sastrawan sejarah, beliau tinggal di Kairo seorang diri (yatim) karena setelah ayah beliau wafat beliau mendiami tempat tersebut selama 5 tahun.[4]
Kemudian ketika beliau berumur 40 tahun, belau mengasingkan diri dari manusia. lalu beliau menyendiri di sebuah kebun yang terdapat pohon disekitarnya. Kemudian orang kaya dan pemerintah sering mengunjunginya untuk memberi beliau uang dan hadiah namun beliau menolaknya. Raja sering sekali meminta beliau untuk datang kepadanya, dan mengirimkan hadiah kepadanya akan tetapi beliau selalu saja menolak. Sikap beliau tetap seperti itu sampai beliau wafat.[5]
Beliau sepanjang masa hidupnya selalu jatuh cinta dengan ilmu.[6] Kemudian Ima>m Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy Rahimahullahu ‘Alaih, wafat pada tahun 911 H.[7]          
2.      Riwayat Pendidikan Ima>m al-Suyu>t}iy
Imam Suyuthi dalam kitabnya yang berjudul Khusn al-Muhadlarah menyebutkan bahwa ia mendapatkan ijazah dari setiap guru yang didatanginya, yaitu mencapai 150 ijazah dari 150 orang guru.[8] Diantara guru-gurunya tersebut, ia berguru pada Al-Bulqini sampai wafatnya, juga belajar hadits pada Syaikhul Islam Taqiyyudin al-Manaawi.[9] Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy juga memiliki guru besar seorang perempuan yang faqih dan juga muhaddis, yaitu Ummu al-Minha> al-Mis}riyyah, ‘A<isyah binti ‘Abd al-Ha>diy, dan Zainab binti al-H{a>fiz\ al-‘Ira>qiy.[10] 
Ada beberapa bidang ilmu yang beliau geluti yaitu di antaranya; dibidang tafsir, bidang qira>’a>t, h}adis}, fiqh, seni (keindahan) Bahasa arab, seni (fann) al-us}u>l dan baya>n, tasawwuf, seni (fann) sejarah dan sastra serta hukum mufradat.[11]
3.      Karya-Karya Ima>m al-Suyu>t}iy
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy memiliki 600 karya/kitab, di antaranya yang disebutkan yaitu:[12]
1.      al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n
2.      al-Ah}a>di>s\ al-Muni>fah
3.      al-Asyba>h wa al-Naz}a>ir – fi> al-‘Arabiyyah
4.      al-Asyba>h wa al-Naz}a>ir – fi> Furu>‘ al-Sya>fi‘iyyah
5.      al-Iqtira>h} – fi> Us}u>l al-Nah}w
6.      al-Iklail fi> Istinba>t} al-Tanzi>l
7.      al-Alfiyah fi> al-Nah}w
8.      Ta>ri>kh al-Suyu>t}iy
9.      Ta>ri>kh al-Khulafa>’
10.  Tafsi>r al-Jala>lain
11.  Jam‘u al-Jawa>mi‘
Itulah di atas sebagian karya-karya yang dapat penulis sebutkan karena imam jala>l al-Di>n al-Suyu>tiy memiliki begitu banyak karya seperti yang telah disebutkan di atas bahwa beliau memiliki 600 karya, dan penulis hanya menyebutkan 11 karya saja. 
4.      Penilaian Ulama Terhadap Imam al-Suyu>t}iy  
Adapun penilaian ulama terhadap Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy yaitu, menurut Muh}ammad Abu> al-Fad}l Ibra>hi>m dan sebagian besar ulama mengatakan bahwa beliau adalah seorang ulama yang baik dan luhur, agamanya tinggi, beliau seorang yang mulia yang selalu menjauhkan diri dari hina dan syubhat, jiwa yang kaya, beliau selalu merendah ketika menghadap raja, dan beliau tidak takut pada penjaga/prajurit raja atau menteri. Beliau tidak pernah gentar ketika dicela.[13]   
B.    Alasan/Latar Belakang Pemberian Judul Kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\
Dalam setiap penulisan sebuah kitab pasti ada hal yang melatar belakangi penulisan kitab tersebut, begitupun dengan kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ yang ditulis oleh Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy.
Namun dalam melihat sebuah alasan/latar belakang tentu ada dua cara/metode yang dapat digunakan yaitu dengan metode makro dan mikro. Jadi kedua metode ini akan dijelaskan oleh untuk mengetahui apa alasan makro dan mikro pemberian judul kitab ini.
Pertama, alasan makro pemberian judul kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\  ini ialah karena bentuk dan isi kitab ini, yang dimana kata Alfiyah sendiri mengandung arti seribu (1000). Maksudnya ialah seribu bait atau lebih, dikatakan seribu bait karena memang di dalam kitab ini penulisannya berbentuk sya‘ir. Adapun setiap kitab yang menggunakan kata Alfiyah tidak jarang dan bahkan pasti bentuk penulisannya berbentuk sya‘ir. Kemudian beliau mencantumkan namanya sendiri bertanda bahwa beliaulah yang mengarang dan menciptakan kitab ini sendiri. Sedangkan ‘Ilm al-H{adi>s\ merupakan inti pembahasan dari kitab ini, karena di dalam kitab ini khusus hanya membahas seputar ruang lingkup ilmu hadis. Jadi, dari alasan-alasan inilah sehingga diberikannya judul Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\.
Adapun kedua yaitu secara mikro, penulis belum menemukan alasan khusus pemberian judul kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ ini dari pengarangnya sendiri atau dari pentahqiqnya.
C.    Metode Penyusunan Kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s}
1.      Metode Penyusunan Kitab
Setiap karya tulis tentunya memiliki metode dalam menyusun atau menulisnya sebagai tolak ukur kelayakan dianggap sebuah karya yang ilmiah. Kitab yang tersusun dengan metode atau sistematika yang baik akan memudahkan bagi pembacanya untuk mempelajari dan memahami isinya sehingga apa yang menjadi tujuan penulis dapat tercapai. Dalam memaparkan metode penyusunan kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ penulis mengambil rujukan pada kitab tersebut yang di terbitkan oleh Maktabah al-‘Alamiyyah. Kitab ini disusun berdasarkan tema yang menjadi topik bahasan dan ditulis dalam satu jilid dengan ketebalan 152 halaman, dan metode bentuk penulisan yang digunakan kitab ini ialah berbentuk sya’ir . Di dalam kitab ini juga  tidak mencantumkan bab-bab karena di dalam kitab ini hanya menggunakan pasal-pasal yang menjadi objek kajian. Untuk lebih jelasnya penulis memaparkan perinciannya sebagai berikut:
1-           وبه ثقتي                                                      (3)
2-           حدّ الحديث، وأقسامه                                      (3)
3-           الصحيح                                                      (4-6)
4-           مسألة                                                         (7-9)
5-           خاتمة                                                          (10)
6-           الحسن                                                        (10-11)
7-           مسألة                                                         (11-12)
8-           الضعيف                                                     (12-13)
9-           المسند                                                        (13)
10-    المرفوع والموقوف والمقطوع                                 (13-14)
11-    الموصول والمنقطع والمعضل                                 (15)
12-    المرسل                                                       (15-17)
13-    المعلق                                                         (17-18)
14-    المعنعن                                                        (18-19)
15-    التدليس                                                      (19-21)
16-    الإرسال الخفي والمزيد في متصل الأسانيد                  (21-22)
17-    الشاذّ والمحفوظ                                              (22)
18-    المنكر والمعروف                                             (23)
19-    المتروك                                                       (23)
20-    الافراد                                                       (23-24)
21-    الغريب، والعزيز، والمشهور، والمستفيض، والمتواتر     (24-27)
22-    الإعتبار والمتابعات، والشواهد                                      (27-28)
23-    زيادات الثقات                                              (28-29)
24-    المعل                                                         (30-35)
25-    المضطرب                                                    (35-36)
26-    المقلوب                                                      (36-37)
27-    المدرج                                                        (38-40)
28-    الموضوع                                                      (41-47)
29-    خاتمة                                                         (48-49)
30-    من تقبل روايته ومن ترد                                   (49-57)
31-    مراتب التعديل والتجريح                                   (58)
32-    تحمل الحديث                                               (58-59)
33-    أقسام التحمل                                               (60-72)
34-    كتابة الحديث وضبطه                                                (73-79)
35-    صفة رواية الحديث                                         (80-88)
36-    آداب المحدث                                                (89-91)
37-    مسألة                                                        (91-92)
38-    آداب طالب الحديث                                       (93-95)
39-    العالي والنازل                                                         (95-98)
40-    المسلسل                                                    (99)
41-    غريب الفاظ الحديث                                       (100)
42-    المصحف والمحرف                                           (101-102)
43-    الناسخ والمنسوخ                                             (102-103)
44-    مختلف الحديث                                              (103-105)
45-    أسباب الحديث                                             (105-106)
46-    معرفة الصحابة                                               (107-115)
47-    معرفة التابعين وأتباعهم                                     (115-117)
48-    رواية الأكابر عن الأصاغر، والصحابة عن التابعين       (117)
49-    رواية الصحابة عن التابعين عن الصحابة                  (118)
50-    رواية الأقران                                                          (118-120)
51-    رواية الاخوة و الاخوات                                  (120)
52-    رواية الآباء عن الأبناء وعكسه                            (121-123)
53-    السابق واللاحق                                            (123-124)
54-    من روى عن شيخ ثم روى عنه بواسطة                 (124)
55-    الوحدان                                                      (124)
56-    من لم يرو الا حديثا واحدا                                 (125)
57-    من لم يرو الا عن واحد                                    (126)
58-    من أسند عنه من الصحابة الذين ماتوا في حياته صلى الله عليه وسلم (126)
59-    من ذكر بنعوت متعددة                                      (126)
60-    أفراد العلم                                                    (127-128)
61-    الأسماء والكنى                                               (128-129)
62-    أنواع عشرة من الأسماء والكنى مزيدة على ابن الصلاح والالفية (129-130)
63-    الألقاب                                                       (130-131)
64-    المؤتلف والمختلف                                            (131-137)
65-    المتفق والمفترق                                               (137-139)
66-    المتشابه                                                      (139-140)
67-    المشتبه المقلوب                                             (140)
68-    من نسب الي غير ابيه                                      (140)
69-    المنسوبون الي خلاف الظاهر                              (140)
70-    المبهمات                                                       (141)
71-    معرفة الثقات والضعفاء                                     (141-142)
72-    معرفة من خلط من الثقات                                 (142)
73-    طبقات الرواة                                               (142)
74-    أوطان الرواة وبلدانهم                                                (142-143)
75-    الموالي                                                        (143)       
76-    النأريخ                                                        (143-146)
77-    الفهرس                                                       (147-152)
2.      Penjelasan/Gambaran Umum Tentang Isi Kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\
Dalam kitab ini memiliki pembahasan yang sangat terperinci, karena memang Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy menulis/mengarang kitab ini dalam bentuk sya’ir dan tidak memiliki bab-bab. Oleh karenanya, dalam melacak setiap pembahasan tentu harus mencari dengan melihat satu-persatu pembahasan (pasal-pasal).
Adapun ketika bentuk penyusunan kitab ini dibandingkan dengan kitab ‘ulum al-h}adi>s\ yang lain, misalnya dengan kitab Alfiyah al-‘Ira>qiy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\  yang ditulis oleh al-H{afiz\ al-‘Ira>qiy, juga memiliki bentuk kesamaan pada penulisan dan penyusunannya. Sedangkan jika dibandingkan dengan kitab ‘Ulum al-H{adi>s\ yang disusun oleh al-Alba>niy, maka dapat di lihat bahwa bentuk penyusunannya itu  sama dalam bentuk pasal-pasal. Hanya saja, dari bentuk penulisan itu berbeda.
Dalam mempelajari kitab ini, ada dua hal yang akan menjadi sorotan bagi pembaca/seorang pelajar, yaitu mudah dan rumit. Di mana kitab ini akan menjadi mudah bagi pelajar untuk menghafalkannya karena memang kitab ini berbentuk sya’ir berbeda dengan kitab-kitab hadis pada umumnya. Namun dari segi kerumitannya, kitab ini memang agak sulit untuk dipahami, kecuali bagi orang yang betul-betul sudah mempelajari bentuk-bentuk penulisan sya’ir dan kalimat-kalimat yang terkandung di dalamnya.
Kitab Alfiyah ini juga memiliki seorang pentahqiq yang bernama al-ustaz\ Ah}mad Muh}ammad Sya>kir. Kitab ini ditahqiq karena memang di dalam kitab Alfiyah ini tidak memiliki penjelasan yang luas dan terperinci disetiap pasal-pasal pembahasannya. Adapun mengenai hasil dari tahqiq yang telah dilakukan oleh Ah}mad Muh}ammad Sya>kir ialah tentu memiliki nilai yang tinggi. sedangkan penempatan hasil dari tahqiq tersebut itu di letakkan di footnote,[14] dan penjelasan tahqiqnya tersebut sebagian besar terdapat pada setiap halaman.
Dalam kitab Alfiyah ini terdapat footnote yang telah dicantumkan oleh pentahqiq. Adapun footnote dalam kitab ini memiliki keunikan tersendiri bagi penulis, karena pada setiap halaman terdapat footnote yang selalu terulang mulai dengan angka satu sampai dua, tiga, empat dan batasnya hanya sampai angka lima, kemudian ketika pindah ke halaman selanjutnya maka footnote tersebut terulang kembali mulai dengan angka satu.  
Adapun kitab Alfiyah ini diselesaikan pada hari jum‘at tanggal 13 syawal pada tahun 885 H.[15] sedangkan corak kitab ini termasuk dalam lingkup Must}ala>h} al-H{adi>s\.
Kemudian penilaian ulama tentang kitab ini penulis belum menemukan adanya tanggapan/penilaian ulama tentang kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ ini.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
‘Abd al-Rah}ma>n ibn Abu> Bakr bin Muh}ammad bin Sa>biq al-Di>n al-Khudairiy al-Suyu>t}iy Jala>l al-Di>n, namun belau lebih dikenal dengan sebutan Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy. Beliau lahir setelah magrib yaitu pada permulaan awal bulan Rajab tahun (849 H./1445 M.).
Beliau mendapatkan ijazah dari setiap guru yang didatanginya, yaitu mencapai 150 ijazah dari 150 orang guru. Diantara guru-gurunya tersebut, ia berguru pada Al-Bulqini sampai wafatnya, juga belajar hadits pada Syaikhul Islam Taqiyyudin al-Manaawi.
Kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\ ini selesai pada hari jum‘at tanggal 13 syawal pada tahun 885 H.  disusun berdasarkan tema yang menjadi topik bahasan dan ditulis dalam satu jilid dengan ketebalan 152 halaman, dan metode bentuk penulisan yang digunakan kitab ini ialah berbentuk sya’ir . Di dalam kitab ini juga  tidak mencantumkan bab-bab karena di dalam kitab ini hanya menggunakan pasal-pasal yang menjadi objek kajian.
B.    Saran
Dari penelitian metodologi kitab Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\  di atas, makalah ini telah diselesaikan dengan berbagai hambatan yang penulis tempuh. Setelah selesainya makalah ini, tentu masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun materi pembahasan yang penulis susun. Karenanya itu, penulis masih sangat memerlukan kritikan dan saran dari dosen pembimbing, maupun dari teman-teman.
              



DAFTAR PUSTAKA
Arifuddin Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadis (Kajian Ilmu Ma’a>ni> al-H{adi>s}), Cet. II; Makassar: Alauddin University Press, 2013
al-H{a>fiz\ Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, T{abaqa>t al-Mufassiri>n, Cet. I; Maktabah Wahbah, 1976 M./1396 H.
al-H{a>fiz\ Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy, Tadri>b al-Ra>wiy fi> Syarh Taqri>b al-Nawa>wiy, Cet. II; Beirut: Maktabah al-Kaus\ar, 1415 H.
Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi> Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, Cet. I; t.t.: Da>r Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.
Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, Cet. I; Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.), h. 5.
Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n bin Abu> Bakr al-Suyu>t}iy, Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\, Maktabah al-‘Alamiyyah, t.t.
John M. Echols, dkk., An English-Indonesian Dictionary, kemudian diterbitkan di Indonesia dengan judul Kamus Inggris-Indonesia, Cet. XXV; Jakarta: PT Gramedia, 2003.
Muh}ammad bin ‘Abd al-Rah}man al-Sakha>wiy Syams al-Di>n, al-D{au’ al-La>mi‘ li Ahl al-Qarn al-Ta>si‘, Cet. I; Bairut: Da>r al-Ji>l, 1992 M./1412 H.
Muh}ammad bin ‘Aliy al-Syauka>niy, al-Badr al-T{a>li‘ bi Muha>sin min Ba‘d al-Qarn al-Sa>bi‘, Kairo: Da>r al-Kita>b al-Isla>miy, t.t.
Muh}ammad bin Ah}mad bin Iya>s al-H{anafiy, al-Bada>u‘ al-Zuhu>r fi> Waqa>i‘ al-Duhu>r, al-Hai’ah al-Misriyyah, 1984 M./1404 H.
Muh}ammad bin Muh}ammad al-Gaziy Najam al-Di>n, al-Kawa>kib al-Sa>’irah bi A‘ya>n al-Ma>’ah al-‘Asyarah, Cet. I; Bairut: Da>r al-Kutub al-‘Alamiyyah, 1997 M./1418 H.
Syiha>b al-Di>n Abu> al-Fala>h} ‘Abd al-H{ayy bin Ah}mad bin Muh}ammad al-‘Akriy al-H{anbaliy, Syaz\ara>t al-Z|ahab fi> Akhba>r Man Z|ahab, Cet. I; Bairut: Da>r Ibn Kas\i>r, 1996 M./1413 H.
Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadis, Cet. III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Yah}ya> Mura>d, Mu‘jam Tara>jum al-Sya‘ra>’ al-Kabi>r, Kairo: Da>r al-H{adi>s\, 2006 M./1427 H.



[1]Kata metodologi berasal dari kata method yang berarti cara atau teknik dan logos berarti ilmu. Jadi, metodologi berarti ilmu tentang metode. Adapun metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Lihat, Arifuddin Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadis (Kajian Ilmu Ma’a>ni> al-H{adi>s}), (Cet. II; Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 3. Lihat pula, Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 740.  
[2]Mus}t}alah} menurut Bahasa ialah ماالطلح علي استعماله في معنى معين artinya “apa yang disepakati memakainya pada suatu makna” sehingga mus}t}alah} menurut istilah ialah مااتفقوا عليه وتعارفوه فيما بينهم artinya “apa yang disepakati oleh ulama hadis dan telah dijadikan urf di antara mereka”. Lihat, Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadis, (Cet. III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 180-181.  
[3]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi> Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.), h. 6. Lihat juga, al-H{a>fiz\ Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, T{abaqa>t al-Mufassiri>n, (Cet. I; Maktabah Wahbah, 1976 M./1396 H.), h. 13.
[4]Muh}ammad bin Muh}ammad al-Gaziy Najam al-Di>n, al-Kawa>kib al-Sa>’irah bi A‘ya>n al-Ma>’ah al-‘Asyarah, Juz. I, (Cet. I; Bairut: Da>r al-Kutub al-‘Alamiyyah, 1997 M./1418 H.), h. 227-228.
[5]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, (Cet. I; Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.), h. 5. Lihat juga, Yah}ya> Mura>d, Mu‘jam Tara>jum al-Sya‘ra>’ al-Kabi>r, (Kairo: Da>r al-H{adi>s\, 2006 M./1427 H.), h. 320.  
[6]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi> Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.) h. 7. Lihat juga, Muh}ammad bin ‘Abd al-Rah}man al-Sakha>wiy Syams al-Di>n, al-D{au’ al-La>mi‘ li Ahl al-Qarn al-Ta>si‘, Juz. IV, (Cet. I; Bairut: Da>r al-Ji>l, 1992 M./1412 H.), h. 65.
[7]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, (Cet. I; Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.), h. 6.   
[8]Muh}ammad bin ‘Aliy al-Syauka>niy, al-Badr al-T{a>li‘ bi Muha>sin min Ba‘d al-Qarn al-Sa>bi‘, Juz. I, (Kairo: Da>r al-Kita>b al-Isla>miy, t.t.), h. 328-329.
[9]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi> Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.), h. 7. Lihat juga, Yusri> ‘Abd al-Ganiy ‘Abd al-La>h}, Mu‘jam al-Muarrikhi>n al-Muslimi>n, (Bairut: Da>r al-Kutub al-‘Alamiyyah, 1991 M./1411 H.), h. 94-100.
[10]Lihat, al-H{a>fiz\ Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy, Tadri>b al-Ra>wiy fi> Syarh Taqri>b al-Nawa>wiy, Juz. I, (Cet. II; Beirut: Maktabah al-Kaus\ar, 1415 H.), h. 10.
[11]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, H{usn al-Muh}a>d}arah fi> Ta>ri>kh Mis}r wa al-Qa>hirah, Juz. I, (Cet. I; t.t.: Da>r Ah}ya>’al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1967 M./1387 H.), h. 7.  Lihat juga, Muh}ammad bin Ah}mad bin Iya>s al-H{anafiy, al-Bada>u‘ al-Zuhu>r fi> Waqa>i‘ al-Duhu>r, Juz. II, (al-Hai’ah al-Misriyyah, 1984 M./1404 H.), h. 307.
[12]Lihat, Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n al-Suyu>t}iy, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, (Cet. I; Bairu>t: Da>r Ibn H{azm, 2003 M./1424 H.), h. 5-6.   
[13]Syiha>b al-Di>n Abu> al-Fala>h} ‘Abd al-H{ayy bin Ah}mad bin Muh}ammad al-‘Akriy al-H{anbaliy, Syaz\ara>t al-Z|ahab fi> Akhba>r Man Z|ahab, Juz. VIII, (Cet. I; Bairut: Da>r Ibn Kas\i>r, 1996 M./1413 H.), h. 264.
[14]Footnote: catatan di bawah halaman buku/catatan kaki. Lihat, John M. Echols, dkk., An English-Indonesian Dictionary, kemudian diterbitkan di Indonesia dengan judul Kamus Inggris-Indonesia, (Cet. XXV; Jakarta: PT Gramedia, 2003), h. 252.
[15]Jala>l al-Di>n ‘Abd al-Rah}ma>n bin Abu> Bakr al-Suyu>t}iy, Alfiyah al-Suyu>t}iy fi> ‘Ilm al-H{adi>s\, (Maktabah al-‘Alamiyyah, t.t.), h. 146. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Translate

Pengikut

 
back to top