Selasa, 12 Januari 2016

METODE PENULISAN KITAB FADAIL AL-SAHABAH, KARYA IMAM AHMAD

Tidak ada komentar:
A.    Latar belakang
Al-Qur’an dan hadis adalah sumber ajaran Islam. Sehingga tentunya harus dipelihara dan dijaga keutuhannya, agar ajaran yang terkandung di dalamnya tetap murni, sebagaimana keinginanan peletaknya. Berbicara mengenai hadis, maka secara fisik adalah teks yang bersumber dari Nabi Muhammad yang dapat dipelihara dengan dua cara yakni menghafal dan atau menulisnya dalam sebuah kitab.
Tapi tak cukup sampai disitu. Proses penelitian sangat perlu dilakukan, baik itu pada hadis rasulullah maupun kitab-kitab yang berbicara mengenai hal tersebut. Seperti pengkajian literatur-literatur yang diwariskan oleh para ulama, dari generasi awal penulisan dan penyusunan kitab hadis itu sendiri. Literatur-literatur hadis yang hadir sampai pada saat ini adalah hasil kegiatan pembukuan hadis di dunia Islam yang sudah berlangsung selama 12 abad lamanya.[1]
Diantara kebudayaan umat Islam yang bercabang dari pada usaha membukukan hadis dan membukukan riwayat, ialah berwujudnya kitab-kitab tabaqat. Didalamnya ditemukan biografi dari para perawi dan keadaan mereka dari masa ke masa, generasi demi generasi,[2] begitupun dengan kitab-kitab tarajum.
Pemakalah akan membahas mengenai salah satu kitab tarajum ini. Sebagaimana  yang kita ketahui bahwa tarajum adalah ilmu sejarah yang membahas suatu tokoh atau ulama atau lainnya. Dalam ilmu hadits, ilmu ini menempatkan dirinya sebagai sebuah ilmu yang penting. Ilmu ini berguna bagi para periwayat maupun para kritikus hadits untuk mengetahui pribadi seorang tokoh sejarah, yang pada akhirnya berguna untuk  mengetahui apakah hadits tersebut shahih, hasan maupun dhaif melalui kajian riwayat tokoh). Oleh karena itu, pemakalah akan meneliti metodologi yang digunakan Ah}mad bin H{ambal dalam menyusun karyanya yang berjudul Fad}a>il al-S}}ahabah.
B.       Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Bagaimana biografi penulis kitab Fad}a>il al-S}}ahabah ?
2.      Bagaimana gambaran umum kitab Fad}a>il al-S}}ahabah ?
3.      Bagaimana metode penulisan kitab Fad}a>il al-S}}ahabah?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi penulis kitab Fad}a>il al-S}}ahabah
1.      Riwayat hidup Ah}mad bin H{ambal.
Ah}mad ibn Muh}ammad ibn H{anbal ibn H{ilal ibn Asad ibn Idris ibn ‘Abdillah bin H{ayyan ibn ‘Abdillah bin Anas ibn ‘Awf ibn Qasit ibn Mazin ibn Syaiban ibn Zulal ibn Ismail ibn Ibrahim[3] 
Kalau diperhatikan, maka garis keturunan Ah}mad bin H{ambal ini memiliki keutamaan yang agung dan urutan yang mulia dari dua arah, yaitu:
Pertama; Dalam garis keturunan ini, nasab Ima>m Ah}mad bin H{ambal bertemu dengan Rasulullah saw pada Nazzar. Nazzar ini mempunyai 4 anak, diantaranya adalah Mudharr yang menurunkan Nabi Muhammad saw sedang anak Nazzar yang lain adalah Rabi’ah yang menurunkan Ah}mad bin H{ambal.
Kedua; Ima>m Ah}mad bin H{ambal adalah orang Arab asli dengan garis keturunan yang shahih.
Ah}mad lebih dikenal dengan Ah}mad bin H{ambal, disandarkan kepada kakeknya. Karena sosok kakeknya lebih dikenal daripada ayahnya. Ayahnya meninggal ketika beliau masih berusia 3 tahun. Kemudian sang ibu yang bernama Shafiyah binti Maimunah mengandungnya di Moro, kemudian pergi ke Baqhdad lalu melahirkan Ah}mad bin H{ambal pada bulan Rabiul Awal tahun 164 Hijriah.[4]
Ah}mad bin H{ambal yang juga dikenal sebagai imam hambali ini wafat pada bulan Rabi‘ul awal tahun 241 H, umurnya 77 tahun.[5] Sebelum maut menjemputnya, beliau mengalami sakit. Setelah orang-orang mendengar kabar itu, orang-orang pun mulai masuk secara bergelombang sehingga memenuhi rumah. Mereka bertanya kabar kesehatannya lalu mendoakan dan kemudian keluar. Lalu diganti dengan gelombang berikutnya hingga akhirnya jalan menjadi padat.
Al-Marwazi berkata, “Ah}mad bin H{ambal mulai sakit pada hari Rabu bulan Rabiul Awal. Dia sakit selama Sembilan hari. Pada saat membolehkan orang-orang membesuknya, orang-orang pun berdatangan secara bergelombang. Mereka mengucapkan salam dan menyentuh tangannya lalu mereka keluar. Sakitnya semakin parah pada hari Kamis, sehingga aku memberikannya air wudhu dan dia berkata, “Bersihkan sela-sela jari.” Pada malam jum’at, sakitnya semakin berat dan akhirnya dia dipanggil menghadap penciptanya.
2.      Riwayat pendidikan dan karya-karya Ah}mad bin H{ambal.
Salah seorang dari imam empat (Imam yang ke empat) dan pembangun madzhab Hambali ini amat gemar berlomba-lomba menuntut ilmu dan pernah beliau melawat kebeberapa negeri untuk menuntut ilmu,[6] seperti Ku>fah, Bas{rah, Mekkah, Madinah, dan Jazi>rah.[7] Ah}mad bin H{ambal juga menuntut ilmu atau mencari hadis ke  Yaman, dan Syam. Daerah-daerah itu ada yang dikunjungi sampai lima kali. Ah}mad bin H{ambal sebenarnya juga ingin pergi ke Mesir untuk menyusul Asy-Syafi’i, gurunya, tapi takdir gagal mempertemukan mereka di sana.[8]
Adapun kitab-kitab karangan Ah}mad bin H{ambal sebagai berikut:
a.       Al-‘Ilal
b.      Az-Zuhd
c.       At-Tafsi>r
d.      An-Na>sikh wa Al-Mansu>kh
e.    Fadha>’il As-Sahabah
f.        Asy-Asy’ribah, dll[9]
3.      Guru dan murid Ah}mad bin H{ambal.
Dari sekian banyak guru-guru Ah}mad bin H{ambal, pemakalah hanya menyebutkan beberapa saja sebagai beriku:
a.       Muhammad bin idris syafi’I
b.      Muhammad bin Bakri
c.       Muhammad bin Ja’far
d.      Muhammad bin khazim dhariri
e.       Muhammad bin Hasan
f.        Muhammad bin Salamah
g.      Muhammad bin Ubaidillllah, dan lain-lain.[10]
Adapun hadis-hadisnya diriwayatkan oleh tokoh-tokoh besar dalam ilmu hadis, di antaranya ialah Al-Bukhary, Muslim, Abu Daud, Ibnu Mahdy, Asy Syafi’I, Abdul Walid, Abdur Razzaq, Waki’e, Yahya ibn Ma’ien, ‘Ali Ibnul Madiny dan Al Husain ibn Masyhur. Perawi-perawi hadis dari padanya, ada yang menjadi gurunya, teman sejawatnya dan muridnya.[11]
Dalam kitab Tahz\i>b al-Tahz\i>b menyebutkan murid Ah}mad bin H{ambal yaitu:
1.      Al Bukha>ri
2.      Muslim
3.      Abu> Da>wud
4.      Al Ba>qu>ni
5.      Aswad bin ‘A>mir Sya>z\a>ni
6.      Ibnu Mahdi,
7.      Al Sya>fi‘i>
8.      Abu> al Walid
9.      Al Razaq
10.  Abdullah bin Imam Ah}mad bin H{ambal (putranya)
11.  Shaleh bin Imam Ah}mad bin H{ambal (puteranya)
12.  Hambal bin ishaq (keponakan), dll[12]
4.      Penilaian ulama terhadap Ah}mad bin H{ambal.
Membahas sanjungan para ulama terhadap Ima>m Ah}mad bin H{ambal ini ibarat membahas lautan yang tidak diketahui kadar kedalamannya. Kalau kita memuat semua perkataan sanjungan serta pujian para ulama terhadapnya, maka bab pembahasan ini akan menjadi sangat panjang. Oleh karena itu, di cukupkan dengan berbagai isyarat saja sebagai perwakilan. Semoga Allah mengampuni segala kekurangan dalam memaparkan sesuai haknya.
Ah}mad bin H{ambal adalah periwayat hadis yang terpuji kepribadiannya baik (bersifat adil) dan kualitas intelektualnya (d}a>bit}). Hal ini terbukti dari pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya:[13]
Harmalah menceritakan pada waktu imam Asy-Syafi’I bertolak ke Mesir dari Irak, dia berkata, “Tidak aku tinggalkan di Irak orang yang menyerupai Ah}mad bin H{ambal.”
Ah}mad bin H{ambal adalah seorang sahabat yang istimewa bagi imam Asy-Syaf’i. Persahabatan mereka terjalin dengan sangat baik, bahkan Imam Asy-Syafi’I sangat menghormati Ah}mad bin H{ambal dan memujinya dengan pujian yang bagus sekali.
Al-Muzni berkata, “Imam Asy-Syafi’I berkata kepadaku, “Di Baghdad ada seorang pemuda ketika dia berkata haddatsatsana, maka semua orang akan percaya kepadanya dan membenarkan ucapannya.” Ketika aku bertanya tentang siapakah pemuda itu, maka Imam Asy-Syafi’I menjawab, “Pemuda itu adalah Ahmad bin Hambal.”[14]
Dari Abul Husain Al-Munadi, dia berkata, “Aku pernah melihat kakekku berkata, “Ahmad bin Hambal adalah manusia pilihan, yang paling mulia kepribadiannya dan paling baik etikanya dalam bergaul. Dia lebih banyak diam dan menahan pembicaraan, menghindar dari perkataan yang tidak baik serta bicara tanpa ada manfaatnya dan tidak pernah terdengar darinya kecuali pelajaran hadis.”
Dari Al-Khathib Al-Baqhdadi dengan sanadnya dari Ahmad bin Said Ad-Darimi, dia berkata, “Aku belum pernah melihat orang berambut hitam yang lebih hafal dan lebih memahami makna hadis Rasulullah saw selain Abdillah Ahmad bin Hambal.”[15]
Al-Khathib dengan sanadnya yang sampai kepada Ali bin Al-Madini, dia berkata, “Sesungguhnya Allah memuliakan agama ini dengan dua orang tanpa ada ketiganya, Abu Bakar Ash-Shiddiq pada waktu riddah (munculnya orang-orang murtad) dan Ahmad bin Hambal pada waktu mihnah (ujian Al-Quran itu makhluk).”[16]
Beliau sebagai imam yang diteladani dan menjadi tempat perlindungan,[17]  dan  Al-‘Ajli> menilainya s\iqah.[18]
Al-Husain bin Muhammad bin Hatim yang terkenal dengan sebutan Abid Al-Ajl dari Mihnan bin Yahya, dia berkata, “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik dalam segala hal dari Ahmad bin hambal. Aku telah melihat Sufyan bin ‘Uyainah, Waqi’ bin Al-Jarrah, Abdurrazaq, Baqiyyah bin Al-Walid dan Dhamrah bin Rabi’ah serta ulama yang lain, tetapi aku tidak melihat orang yang seperti Ah}mad bin H{ambal dalam keilmuan, kepandaian, zuhud dan kewara’annya.”[19]
Ah}mad bin H{ambal adalah orang yang bersikap lemah lembut, bertanggung jawab, tidak pendendam, tidak suka tergesa-gesa, sangat sopan, disiplin, bersikap santun terhadap orang lain, tidak berperangai kasar. Seperti itulah pendapat Abu Bakar Al-Marwazi mengutarakan akhlak Ah}mad bin H{ambal.
B.       Gambaran umum kitab
Judul kitab yang dikaji oleh pemakalah yaitu Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah yang dikarang oleh Ah}mad bin H{ambal, yang kemudian ditah{qi>q oleh Washshallah bin Muhammad Abbas. Adz- Dzahabi juga menambahkan, “Di dalam kitab Ash- S}}ahabah ini terdapat penambahan dari anak Imam Ahmad yang bernama Abdullah dan teman Abdullah yang bernama Abu Bakar Al-Qathi’i”.[20]
Adapun dalam penulisan sebuah karya, tentu pengarang memiliki alasan tersendiri dalam pemberian judul tersebut. Sehingga ada beberapa alasan atau latar belakang pemberian nama kitab tersebut sebagai berikut:
a.       Untuk menjelaskan keutamaan-keutamaan para sahabat sebagai pencegah bagi mereka yang benci pada sahabat, yakni orang-orang kafir terhadap para sahabat yang menyesatkan dan menjatuhkan keadilan serta merobohkan Islam dari pondasinya.
b.      Untuk mengetahui tentang berita-berita sejarah, sahabat, penyebarluasan diantara umat Islam dll.[21]
c.       Sebagai hasil karya untuk menyelesaikan pendidikan pentah}qi>q.
Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah ini terdiri dari 2 jilid. Jilid pertama terdiri dari 551 halaman, sedangkan jilid kedua terdiri dari 552halaman. Sehingga kesuluruhan dari jumlah halamannya adalah 1103 halaman. Sedangkan jumlah hadis yang terdapat pada kitab ini sebanyak 1962 hadis. Pada jilid pertama sebanyak 931 hadis dan jilid kedua sebanyak 1031 hadis.
Adapun sumber-sumber rujukan yang digunakan adalah hadis-hadis kutubu sittah, kitab-kitab sejarah, tarajum atau tabaqat.
C.       Metode penulisan kitab Fad}a>il al-S}}ahabah
1.      Sistematika penyusunan kitab.
Dalam kitab yang menjadi kajian pemakalah adalah Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin H{ambal. Sehingga adapun pemaparan mengenai sistematika penyusunan kitab ini sebagai berikut:
a.       Pada kitab ini disusun berdasarkan bab-bab (tematik). Adapun bab-bab itu berdasarkan asal daerah para sahabat. Seperti pada halaman 789 dari kalangan ans}ar, sehingga sahabat-sahabat yang termasuk dalam kalangan itu dibahas setelahnya, begitupun seterusnya.
b.      Sebelum membahas berdasarkan asal daerah para sahabat, penulis kitab ini menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian dari kata “sahabat” dari beberapa pandangan ulama, serta menurut Ah}mad bin H{ambal sebagai pengarang kitab. Menurut Ah}mad bin H{ambal, sahabat adalah orang-orang yang menemani rasulullah, baik setahun, sebulan, sehari, sejam atau hanya melihat sekilas, maka mereka termasuk sahabat-sahabat nabi. Kemudian membahas tentang kitab-kitab musannaf para sahabat, keadilan para sahabat, biografi pengarang yaitu Ah}mad bin H{ambal, dll.
c.       Setelah pemahaman pada awal kitab yang diberikan pengarang, maka selanjutnya pengarang menyusun berdasarkan 10 sahabat yang tergolong assabiqunal awwalun. Kemudian sebelum beralih ke bab orang-orang yang tergolong kaum ans}ar, maka ada tiga nama sahabat yang tercantum diantara pembahasan ini, yaitu Fat}imah binti Rasulullah saw, Hasan dan Husain ra, yang dikemas dalam dua topik pembahasan. Alasan dari pemakalah terhadap dimunculkannya nama tersebut setelah para sahabat yang telah dijamin masuk surga oleh rasulullah adalah, pertama karena Fatimah, Hasan dan Husain merupakan orang yang sangat disayangi oleh Rasulullah saw. Sebagaimana dalam sabda rasulullah sebagai berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَاطِمَةُ بِضْعَةٌ مِنِّي فَمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِي
Artinya:
Telah bercerita kepada kami Abu Al Walid telah bercerita kepada kami Ibnu 'Uyainah dari 'Amru bin Dinar dari Ibnu Abu Mulaikah dari Al Miswar bin Makhramah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Fathimah adalah bagian dari diriku. Barangsiapa yang menjadikannya marah berarti membangkitkan kemarahanku". (Bukhari)
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عُثْمَانَ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَأْخُذُهُ وَالْحَسَنَ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُمَا فَأَحِبَّهُمَا أَوْ كَمَا قَالَ
Artinya:
Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Al Mu'tamir berkata, aku mendengar bapakku berkata telah bercerita kepada kami Abu 'Utsman dari Usamah bin Zaid radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau memeluk dirinya dan Al-Hasan lalu bersabda: "ALLOOHUMMA INNII UHIBBUHUMAA FA-AHIBBA HUMAA Ya Allah, sungguh aku mencintai keduanya maka itu cintailah keduanya", atau sebagaimana beliau sabdakan. (Bukhari)
          Kedua, karena mereka tergolong orang-orang yang memiliki keistimewaan dan peran aktif dalam Islam, seperti halnya Hasan dan Husain yang disebut sebagai ahlul bait dan dikatakan juga bahwa mereka yang mirip dengan rasulullah, yang dengan perantaraannya akan  memberikan pedamaian diantara dua kelompok besar kaum muslimin.
d.      Ada empat bab yang membahas daerah asal sahabat, yaitu Ansar, Arab, Yaman, dan Syam. Untuk memperjelas, pemakalah memberi warna biru tua pada daftar isi.
e.       Pada bagian akhir juga dicantumkan indeks-indeks berdasarkan bab-bab tertentu, seperti: Indeks ayat, hadis, hadis yang sulit difahami (asing), kabilah dan perkumpulan, tempat (daerah), pembukuan dll.
Untuk lebih jelasnya, pemakalah menampilkan daftar isi dari kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin H{ambal ini sebagai berikut:
a.       Jilid I
No.
Daftar isi
Jumlah hadis
Nomor hadis
Halaman

تقديم
-
-
3
1.
المقدمة 
-
-
5-7

--تعر يف الصحابي
-
-
9-16

-بعض الكتب المصنفة في الصحابة 
-
-
17-20

-ترجمة الإمام احمدبن حنبل
-
-
21-28

-نسخة فضائل الصحابة 
-
-
29-64
2.
سئل عن فضائل ابي بكر الصديق
15
25- 39
65-75
3.
سئل عن قول علي بن أبي طالب وغيره خير هذه الأمة
27
40-66
76-97
4.
قوله صل الله عليه وسلم: لو كنت متخذأ من الناس خليلا
11
67-77
98-101
5.
قوله صل الله عليه وسلم: مروا ابا بكر فليصل بالناس
10
78-87
102-117
6.
بقية قوله: مروا ابا بكر ليصلي بالناس
173
88-260
118-222
7.
ماروى ان اول من أسلم أبو بكر
24
261-284
223-231
8.
ما روى ان ابا بكر جاء ليستأذن 
16
285-300
232-244
9.
فضائل أمير المومنين عمر بن الخطاب رضي الله عنه 
66
301-366
244-277
10.
اسلام عمر بن الخطاب رضي الله عنه 
29
367-395
277-209
11.
باب خير هذه الأمة بعد نبيها 
86
396-481
300-334
12.
من فضائل عمر بن الخطاب من حديث ابي بكر بن مالك عن مشا يخه غير عبدالله
بن أحمد ومن فضائل ابي بكر أيضا
339
482-820
335-502
13.
فضائل عشمان بن عفان رضي الله عنه
57
821-877
503-527
14.
أخبار أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله عنه
51
878-928
528-550
15.
نسب أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله عنه
3
929-931
550-551
Total
931



b.      Jilid II
No.
Daftar isi
Jumlah hadis
Nomor hadis
Halaman
1
اسم أمه ونسبها
15
932-946
555-562
2
فضائل علي عليه السلام
92
947-1038
563-608
3
من قضائل علي من حديث أبي بكر بن مالك عن شيوخه غير عبدالله
209
1039-1247
609-728
4
فضائل عبدالرحمن بن عوف رضي الله عنه
12
1248-1259
728-732
5
فضائل الزبير بن العوام رضي الله عنه 
16
1260-1275
733-738
6
فضائل أبي عبيدة بن الجراح رضي الله عنه 
12
1276-1287
738-743
7
فضائل طلخة بن عبدالله رضي الله عنه
13
1288-1300
743-748
8
فضائل سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه
21
1301-1321
748-754
9
فضائل فاطمة بنت رسول الله صل لله عليه وسلم
26
1322-1347
754-765
10
فضائل الحسن والسين رضي الله عنهم
62
1348-1409
766-789
11
فضائل الانصار رضي الله عنهم
65
1410-1474
789-813
12
فضائل خا لد بن الو ليد رضي الله عنه
10
1475-1484
813-817
13
فضائل سعد بن معاذ رضي الله عنه
22
1485-1506
818-826
14
فضائل حارثة بن النعمان رضي الله عنه
2
1507-1508
827-828
15
فضائل صهيب رضي الله عنه
1
1509
828
16
فضائل العرب
15
1510-1524
828-834
17
فضائل اسامة بن زيد رضي الله عنه
10
1525-1534
834-837
18
فضائل عبدالله بن مسعود رضي الله عنه
20
1535-1554
837-844
19
فضائل عبدالله بن عباس رضي الله عنه
8
1555-1562
844-847
20
فضائل خديجة وغيرها
33
1563-1595
847-856
21
فضائل عمار بن ياسر رضي الله عنه
11
1596-1606
857-861
22
فضائل أهل اليمن
18
1607-1624
861-867
23
فضائل عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها وغير ذلك في أهل اليمن
37
1625-1661
868-881
24
فضائل بني غفار وأسلم وغيرهم
28
1662-1689
881-889
25
فضائل جعفر بن أبي طالب رضي الله عنه
4
1690-1693
889-891
26
فضائل جرير بن عبدالله رضي الله عنه
5
1694-1698
891-893
27
فضائل عبدالله بن عمر رضي الله عنهما
5
1699-1703
894-895
28
فضائل غوم شتى من أهل الشام
25
1704-1728
895-907
29
فضائل أصحاب النبي صلالله عليهوسلم
13
1729-1741
907-910
30
فضائل عمرو بن العاص رضي الله عنه 
6
1742-1747
911-913
31
فضائل معاوية بن أبي سقيان رضي الله عنهما 
3
1748-1750
913-915
32
فضائل أبي الفضل العباس بن عبد المطلب رضي الله عنه
84
1751-1834
915-949
33
فضائل عبدالله بن عباس رضي الله عنه
128
1835-1962
949-990
34
سماعات الكتاب 
-
-
991-996
35
فهرس الايات 
-
-
997-998
36
فهرس الأحاديث 
-
-
999-1029
37
فهرس غريب الخديث 
-
-
1031-1033
38
فهرس مسا نيد الصحابة وغيرهم 
-
-
1035-1044
39
فهرس الأعلام المتر جمين 
-
-
1045-1073
40
فهرس الأ يام والغزوات 
-
-
1074
41
فهرس القبائل والجماعات 
-
-
1075-177
42
فهرس البلدان والمواضع 
-
-
1079-1081
43
فهرس المراجع 
-
-
1083-1110
45
فهرس المو ضو عات
-
-
1101-1103
Total
1031


Keterangan:
a.       Pada halaman 47 telah dimulai hadis yang pertama dalam kitab ini. Sehingga jumlah hadis pada jilid I 907+24=931.
b.      Terdapat kekeliruan pada nomor 12 dan 13 yang diberi warna merah oleh pemakalah. Karena merujuk pada isi kitabnya, pembahasan فضائل عشمان بن عفان رضي الله عنه dimulai pada halaman 448 sedangkan yang tercantum pada daftar isi terletak pada halaman 503. Meskipun pada halaman 503 membahas seputar tentang
ومن فظئل عشمان من حديث أبيي بكر بن مالك عن شيوخه سوي عبدالله بن احمد  
Sehingga jumlah hadisnya yaitu 158, dimulai dari hadis ke 719 sampai 877. Sedangkan
 من فضائل عمر بن الخطاب من حديث ابي بكر بن مالك عن مشا يخه غير عبدالله بن أحمد ومن فضائل ابي بكر أيضا
Tercantum pada kitab di halaman 335 sampai halaman 448 dengan jumlah hadis sebanyak 236, dimulai pada hadis ke 482 sampai hadis ke 820.
c.       Dalam kitab ini menggunakan hadis dalam pemaparannya, tanpa ada tambahan penjelas. Sehingga pembaca hanya bisa merujuk pada footnote dan kembali pada kitab sumber.
d.      Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab ini sesuai bab yang dibahas. Misalnya pada hadis ke 25 dalam bab سئل عن فضائل ابي بكر الصديق   
حدثنا عبدالله قال حدثني أبي قشنا أبو معا وية قشناالا عمش عن أبي صا لح عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا نَفَعَنِي مَالٌ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ وَقَالَ هَلْ أَنَا وَمَالِي إِلَّا لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami abu bakar bin abu syaibah dan ali bin Muhammad, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami abu muawiyah berkata , telah menceritakan kepada kami al-a’mazy dari abu shalih dari abu hurairah ia berkata: rasulullah saw bersabda: tidak ada harta yang memberiku manfaat sebagaimana harta abu bakar, “maka menangislah abu bakar, dan berkata: “wahai rasulullah, bukanlah aku juga hartaku adalah milikmu
Hadis diatas sesuai bab tentang pertanyaan mengenai keutamaan Abu Bakar Asy-Siddiq dan begitupun dengan bab-bab lainnya.
e.       Sebagian besar dari hadis-hadis dalam kitab ini menggunakan kata قشنا atau قشني        yang merupakan singkatan dari siqot قال حدشنا        atau   قال حدشني pemakalah juga belum mengetahui alasan pengarang menggunakan singkatan itu.
f.        Jumlah sahabat yang dicantumkan pada kitab ini sebanyak 31 sahabat.
2.      Metode dan corak penyusunan kitab.
Dalam berbagai literatur-literatur yang ada, tak terlepas oleh metode yang digunakan oleh penulis literatur itu sendiri. Sehingga Setelah melihat sistematika penyusunan kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin H{ambal ini, maka kitab ini tergolong ke dalam kitab-kitab yang menggunakan metode maudu>’i (tematik). Karena tersusun berdasarkan tema-tema atau bab-bab tertentu. Bab-bab berdasarkan asal daerah para sahabat. Sedangkan corak kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin H{ambal adalah Kitab tarajum.
Adapun penilaian ulama terhadap kitab Fad}a>il al-S}}ahabah, pemakalah tidak menemukan tentang hal tersebut.
3.      Kelebihan dan keterbatasan.
Pada dasarnya, kitab-kitab yang ada dengan pengarang masing-masing, memiliki sisi yang dapat disebut sebagai kelebihan atau keterbatasan, yang bergantung pada berbagai latar yang melatari sebuah penilaian. Namun untuk kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin H{ambal, penulis mencoba mengamati dan mendapatkan beberapa keistimewaan berikut ini:
a.       Menjaga dan membela sum’ah (nama baik) sahabat Nabi saw sama artinya dengan menjaga kehormatan Nabi saw dan syariat Islam itu sendiri.[22] Merekalah umat terbaik yang dipilih oleh Allah Ta’ala untuk hidup bersama Rasulullah, kemudian mengambil ilmu syariat (agama) dari beliau dan memindahkannya kepada umat. Sehingga mengetahui keutamaan para sahabat akan menambah ilmu kepada semuanya, terlebih umat Islam. Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin H{ambal ini bisa dijadikan rujukan dalam ilmu yang membahas tentang sahabat-sahabat rasulullah.
b.      Dalam Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah menjelaskan keutamaan para sahabat dengan bentuk hadis, sehingga menambah kehujjahannya dengan adanya dalil sebagai pendukung. Meskipun kita mengetahui bersama bahwa suatu hadis itu perlu diteliti terlebih dahulu kesahihannya.
c.       Memudahkan pembaca mendapatkan tokoh sahabat yang disearch, dengan pembagian bab-bab para sahabat berdasarkan asal kelahirannya (asal daerahnya). Tapi sebelum pembagian bab-bab asal daerah itu, sahabat yang pertama dijelaskan yaitu sahabat yang termasuk dalam sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga oleh rasulullah saw.
d.      Memudahkan pembaca dengan dicantumkannya rujukan pada footnote.
Adapun mengenai keterbatasannya, dalam kitab ini hanya menggunakan hadis dalam pemaparannya, tanpa ada penjelasan tambahan. Sehingga para kritkus atau pembaca kembali merujuk pada kitab-kitab sumber.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Ah}mad ibn Muh}ammad ibn H{anbal ibn H{ilal ibn Asad ibn Idris ibn ‘Abdillah bin H{ayyan ibn ‘Abdillah bin Anas ibn ‘Awf ibn Qasit ibn Mazin ibn Syaiban ibn Zulal ibn Ismail ibn Ibrahim bin Rabi’ah bin Nazzar bin Ma’d bin Adnan. Ah}mad lebih dikenal dengan Ah}mad bin H{ambal, disandarkan kepada kakeknya. Karena sosok kakeknya lebih dikenal daripada ayahnya. Ayahnya meninggal ketika beliau masih berusia 3 tahun. Kemudian sang ibu yang bernama Shafiyah binti Maimunah mengandungnya di Moro, kemudian pergi ke Baqhdad lalu melahirkan Ah}mad bin H{ambal pada bulan Rabiul Awal tahun 164 Hijriah. Ah}mad bin H{ambal yang juga dikenal sebagai imam hambali ini wafat pada bulan Rabi‘ul awal tahun 241 H, umurnya 77 tahun.
2.      Judul kitab yaitu Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah yang dikarang oleh Ah}mad bin H{ambal, yang kemudian ditah{qi>q oleh Washshallah bin Muhammad Abbas. Adz- Dzahabi juga menambahkan, “Di dalam kitab Ash- S}}ahabah ini terdapat penambahan dari anak Imam Ahmad yang bernama Abdullah dan teman Abdullah yang bernama Abu Bakar Al-Qathi’i”.
3.      Pada kitab ini disusun berdasarkan metode maudhu’I (tematik) atau berdasarkan pada bab-bab. Adapun bab-bab itu berdasarkan asal daerah para sahabat.






DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Khon, ulumul hadis, eds II (Cet: I, Jakarta: amzah, 2012).
Abdurrah}man, Studi Kitab Hadis (Cet; I, Yogyakarta: Teras, 2003).
Abi> Bakri ‘Abba>s Syams al Di>n Ah}mad bin Muh}ammad bin, Wafaya>t al A‘ya>ni Anba>’u Abna>’I al Z{ama>n (Beirut: Da>r T{a>dir, 281 H).
Ah}mad al Z\|ahabi Syamsuddi>n Abi> ‘Abdillah Muh}ammad bin >, Al Ka>syifu fi> Ma‘rifah Man Lahu Riwa>yah fi al Kutu>b al Sittah, juz I, (Jeddah: Da>r al Qiblati li al S|iqa>fati al Islamiyyah, t.th).
Al- Salih Subh}}, ‘Ulu>m al-H{adi>s\ wa Mus}t}alah}uhu>  (Cet. VIII; Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Mala>yin, 1977).
Al-‘Asqala>ni Ah{mad ibn ‘Ali> ibn H{ajar. Tahz\i>b al-Tahz\i>b, juz I (t.t:Da>r al-Fikr, 1404 H).
Al-Asqalani Ibnu Hajar, Fath al-Bari, Tahqiq: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, (Cet. I, Kairo, Daar al-Hadits, th. 1424 H / 2004 M).
Al-Bagdadiy Abu Bakr Ahmad bin ‘Aliy Sabit al-Khatib, Tarikh Baghdad, juz IV, Al-Madinah al-Munawwarah: al-Maktabah al-Salafiyah, t.th.).
Al-Mizzi Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf>, Tahzi>b al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz I, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992).
Al-Z|ahabi> Muhammad ibn H{usain. Siyar A‘la>m al-Nubala>’. Juz 11 (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1990).
Ash Shiddieqy M. Hasbi, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet: IV, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1974 ).
Ash-Shiddieqy M. Hasbi, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis  (Cet: VI: Jakarta: Bulan Bintang, 1994).
Asse Ambo, Ilmu Hadis, Pengantar Memahami Hadis Nabi SAW (Cet:I, Makassar: Da>r al-Hikmah wa al-‘Ulum, 2010).
Danarta Agung, Perempuan Periwayat Hadis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013).
Farid Ahmad, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’I Taman, 60 Biografi Ulama Salaf  (Cet; I, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006).
Hambal ahmad bin, Fad}a>il al-S}}ahabah, jilid I (Darul Ilmi litabaati Linazar. T,th).
Husnan Usman, dkk, Guru Orang-Orang Pesantren, (Cet:I, Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2013).
S{a>lih} al-‘Ajli Abi> al-H{asan Ah}mad ibn ‘Abdullah ibn >, Ma’rifah al-S\iqa>h, Juz I, (Cet. I; Maktabah al-Da>r bi al-Madi>nah al-Munawwarah, 1405 H).
Suryadilaga Alfatih [ed.], Studi Kitab Hadis  (Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2003).



[1]Alfatih Suryadilaga [ed.], Studi Kitab Hadis (Cet. I; Yogyakarta: TERAS, 2003), h. ix.
[2]M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis (Cet: VI: Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h. 246.
[3]Abdurrah}man, Studi Kitab Hadis (Cet; I, Yogyakarta: Teras, 2003), h. 25. Lihat juga ‘Abba>s Syams al Di>n Ah}mad bin Muh}ammad bin Abi> Bakri, Wafaya>t al A‘ya>ni Anba>’u Abna>’I al Z{ama>n (Beirut: Da>r T{a>dir, 281 H), h. 63.
[4]Ahmad Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’I Taman, 60 Biografi Ulama Salaf  (Cet; I, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 434.
[5]Syamsuddi>n Abi> ‘Abdillah Muh}ammad bin Ah}mad al Z\|ahabi>, Al Ka>syifu fi> Ma‘rifah Man Lahu Riwa>yah fi al Kutu>b al Sittah (Jeddah: Da>r al Qiblati li al S|iqa>fati al Islamiyyah, t.th), Juz: I, h.202. Lihat juga Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 58.
[6]M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis, hal. 402
[7]Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz I, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), h. 437. Selanjutnya ditulis dengan nama Al Mizzi>. 
[8]Usman Husnan dkk, Guru Orang-Orang Pesantren, (Cet:I, Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2013), h. 156.
[9] Abdul Majid Khon, ulumul hadis, eds II (Jakarta: amzah, 2012), h. 301.
[10]Jama>l al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz I, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992), h.439
[11]M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet: IV, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1974 ), h. 320
[12] Ah{mad ibn ‘Ali> ibn H{ajar Al-‘Asqala>ni, Tahz\i>b al-Tahz\i>b, juz I (t.t:Da>r al-Fikr, 1404 H), h. 43.
[13]Ambo Asse, Ilmu Hadis, Pengantar Memahami Hadis Nabi SAW (Cet:I, Makassar: Da>r al-Hikmah wa al-‘Ulum, 2010), h. 236.
[14]Al-Z|ahabi>, Muhammad ibn H{usain. Siyar A‘la>m al-Nubala>’. Juz 11 (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1990), hal. 195
[15]Ahmad Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, 60 Biografi Ulama Salaf, hal.  439.
[16]Al-Bagdadiy, Abu Bakr Ahmad bin ‘Aliy Sabit al-Khatib, Tarikh Baghdad, juz IV, (Al-Madinah al-Munawwarah: al-Maktabah al-Salafiyah, t.th.) h. 408
[17]Subh} al-S{a>lih}, ‘Ulu>m al-H{adi>s\ wa Mus}t}alah}uhu>  (Cet. VIII; Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Mala>yin, 1977),., h. 395.
[18]Abi> al-H{asan Ah}mad ibn ‘Abdullah ibn S{a>lih} al-‘Ajli>, Ma’rifah al-S\iqa>h, Juz I, (Cet. I; Maktabah al-Da>r bi al-Madi>nah al-Munawwarah, 1405 H), h. 42. Dan selanjutnya disebut al-‘Ajli>.
[19]Ahmad Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, 60 Biografi Ulama Salaf, hal. 438.
[20]Ahmad Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, 60 Biografi Ulama Salaf, hal. 462.
[21]Ah}mad bin H{ambal, Fad}a>il al-S}}ahabah, jilid I (Darul Ilmi litabaati Linazar. T,th) hal. 5.
[22]Lihat: Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, Tahqiq: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, (Cet. I, Kairo, Daar al-Hadits, th. 1424 H / 2004 M), VII, h. 5. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Translate

Pengikut

 
back to top