A. Latar
belakang
Al-Qur’an dan hadis
adalah sumber ajaran Islam. Sehingga tentunya harus dipelihara dan dijaga
keutuhannya, agar ajaran yang terkandung di dalamnya tetap murni, sebagaimana
keinginanan peletaknya. Berbicara mengenai hadis, maka secara fisik adalah teks
yang bersumber dari Nabi Muhammad yang dapat dipelihara dengan dua cara yakni
menghafal dan atau menulisnya dalam sebuah kitab.
Tapi tak cukup
sampai disitu. Proses penelitian sangat perlu dilakukan, baik itu pada
hadis rasulullah maupun kitab-kitab yang berbicara mengenai hal tersebut. Seperti
pengkajian literatur-literatur yang diwariskan oleh para ulama, dari generasi
awal penulisan dan penyusunan kitab hadis itu sendiri. Literatur-literatur
hadis yang hadir sampai pada saat ini adalah hasil kegiatan pembukuan hadis di
dunia Islam yang sudah berlangsung selama 12 abad lamanya.[1]
Diantara
kebudayaan umat Islam yang bercabang dari pada usaha membukukan hadis dan
membukukan riwayat, ialah berwujudnya kitab-kitab tabaqat. Didalamnya
ditemukan biografi dari para perawi dan keadaan mereka dari masa ke masa,
generasi demi generasi,[2] begitupun dengan
kitab-kitab tarajum.
Pemakalah akan membahas mengenai salah satu kitab tarajum
ini. Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa tarajum adalah ilmu sejarah yang membahas suatu tokoh atau ulama atau
lainnya. Dalam ilmu hadits, ilmu ini menempatkan dirinya sebagai sebuah ilmu
yang penting. Ilmu ini berguna bagi para periwayat maupun para kritikus hadits
untuk mengetahui pribadi seorang tokoh sejarah, yang pada akhirnya berguna
untuk mengetahui apakah hadits tersebut
shahih, hasan maupun dhaif melalui kajian riwayat tokoh). Oleh karena itu,
pemakalah akan meneliti metodologi yang digunakan Ah}mad bin
H{ambal dalam menyusun karyanya yang berjudul
Fad}a>il
al-S}}ahabah.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang di atas, maka ada beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan
masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana
biografi penulis kitab Fad}a>il al-S}}ahabah ?
2. Bagaimana
gambaran umum kitab Fad}a>il
al-S}}ahabah ?
3. Bagaimana
metode penulisan kitab Fad}a>il al-S}}ahabah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
penulis kitab Fad}a>il al-S}}ahabah
1.
Riwayat hidup Ah}mad bin
H{ambal.
Ah}mad ibn Muh}ammad ibn H{anbal ibn H{ilal ibn Asad ibn
Idris ibn ‘Abdillah bin H{ayyan ibn ‘Abdillah bin Anas ibn ‘Awf ibn Qasit ibn Mazin
ibn Syaiban ibn Zulal ibn Ismail ibn Ibrahim[3]
Kalau diperhatikan, maka garis
keturunan Ah}mad
bin H{ambal ini memiliki keutamaan yang agung dan urutan yang mulia dari dua
arah, yaitu:
Pertama;
Dalam garis keturunan ini, nasab Ima>m Ah}mad bin H{ambal bertemu dengan
Rasulullah saw pada Nazzar. Nazzar ini mempunyai 4 anak, diantaranya adalah
Mudharr yang menurunkan Nabi Muhammad saw sedang anak Nazzar yang lain adalah
Rabi’ah yang menurunkan Ah}mad bin H{ambal.
Kedua;
Ima>m Ah}mad bin H{ambal adalah orang Arab asli dengan garis keturunan yang
shahih.
Ah}mad
lebih dikenal dengan Ah}mad bin H{ambal, disandarkan kepada kakeknya. Karena
sosok kakeknya lebih dikenal daripada ayahnya. Ayahnya meninggal ketika beliau
masih berusia 3 tahun. Kemudian sang ibu yang bernama Shafiyah binti Maimunah mengandungnya
di Moro, kemudian pergi ke Baqhdad lalu melahirkan Ah}mad bin H{ambal pada
bulan Rabiul Awal tahun 164 Hijriah.[4]
Ah}mad
bin H{ambal yang juga dikenal sebagai imam
hambali ini wafat pada bulan Rabi‘ul awal tahun 241 H, umurnya 77 tahun.[5]
Sebelum maut menjemputnya, beliau mengalami sakit. Setelah orang-orang
mendengar kabar itu, orang-orang pun mulai masuk secara bergelombang sehingga
memenuhi rumah. Mereka bertanya kabar kesehatannya lalu mendoakan dan kemudian
keluar. Lalu diganti dengan gelombang berikutnya hingga akhirnya jalan menjadi
padat.
Al-Marwazi berkata, “Ah}mad bin
H{ambal mulai sakit pada hari Rabu bulan Rabiul Awal. Dia sakit selama Sembilan
hari. Pada saat membolehkan orang-orang membesuknya, orang-orang pun
berdatangan secara bergelombang. Mereka mengucapkan salam dan menyentuh
tangannya lalu mereka keluar. Sakitnya semakin parah pada hari Kamis, sehingga
aku memberikannya air wudhu dan dia berkata, “Bersihkan sela-sela jari.” Pada
malam jum’at, sakitnya semakin berat dan akhirnya dia dipanggil menghadap
penciptanya. ”
2.
Riwayat
pendidikan dan karya-karya Ah}mad bin H{ambal.
Salah seorang
dari imam empat (Imam yang ke empat) dan pembangun madzhab Hambali ini amat
gemar berlomba-lomba menuntut ilmu dan pernah beliau melawat kebeberapa negeri
untuk menuntut ilmu,[6] seperti Ku>fah, Bas{rah, Mekkah, Madinah, dan
Jazi>rah.[7] Ah}mad bin
H{ambal juga menuntut ilmu atau mencari
hadis ke Yaman, dan Syam. Daerah-daerah
itu ada yang dikunjungi sampai lima kali. Ah}mad bin H{ambal sebenarnya juga
ingin pergi ke Mesir untuk menyusul Asy-Syafi’i, gurunya, tapi takdir gagal
mempertemukan mereka di sana.[8]
Adapun kitab-kitab karangan Ah}mad bin
H{ambal sebagai berikut:
a. Al-‘Ilal
b. Az-Zuhd
c. At-Tafsi>r
d. An-Na>sikh
wa Al-Mansu>kh
e.
Fadha>’il
As-Sahabah
3.
Guru
dan murid Ah}mad
bin H{ambal.
Dari sekian banyak guru-guru Ah}mad bin
H{ambal, pemakalah hanya menyebutkan beberapa saja sebagai beriku:
a. Muhammad bin idris syafi’I
b. Muhammad bin Bakri
c. Muhammad bin Ja’far
d. Muhammad bin khazim dhariri
e. Muhammad bin Hasan
f.
Muhammad
bin Salamah
g. Muhammad bin Ubaidillllah, dan lain-lain.[10]
Adapun hadis-hadisnya diriwayatkan oleh tokoh-tokoh besar
dalam ilmu hadis, di antaranya ialah Al-Bukhary, Muslim, Abu Daud, Ibnu Mahdy,
Asy Syafi’I, Abdul Walid, Abdur Razzaq, Waki’e, Yahya ibn Ma’ien, ‘Ali Ibnul
Madiny dan Al Husain ibn Masyhur. Perawi-perawi hadis dari padanya, ada yang
menjadi gurunya, teman sejawatnya dan muridnya.[11]
Dalam kitab Tahz\i>b
al-Tahz\i>b menyebutkan murid Ah}mad bin H{ambal yaitu:
1. Al
Bukha>ri
2. Muslim
3. Abu>
Da>wud
4. Al
Ba>qu>ni
5. Aswad
bin ‘A>mir Sya>z\a>ni
6. Ibnu
Mahdi,
7. Al
Sya>fi‘i>
8. Abu>
al Walid
9. Al
Razaq
10. Abdullah
bin Imam Ah}mad bin H{ambal (putranya)
11. Shaleh
bin Imam Ah}mad bin H{ambal (puteranya)
12. Hambal
bin ishaq (keponakan), dll[12]
4.
Penilaian ulama terhadap Ah}mad
bin H{ambal.
Membahas
sanjungan para ulama terhadap Ima>m Ah}mad bin H{ambal ini ibarat membahas
lautan yang tidak diketahui kadar kedalamannya. Kalau kita memuat semua
perkataan sanjungan serta pujian para ulama terhadapnya, maka bab pembahasan
ini akan menjadi sangat panjang. Oleh karena itu, di cukupkan dengan berbagai
isyarat saja sebagai perwakilan. Semoga Allah mengampuni segala kekurangan dalam
memaparkan sesuai haknya.
Ah}mad bin
H{ambal adalah periwayat hadis yang terpuji kepribadiannya baik (bersifat adil)
dan kualitas intelektualnya (d}a>bit}). Hal ini terbukti dari pernyataan
para kritikus hadis tentang dirinya:[13]
Harmalah
menceritakan pada waktu imam Asy-Syafi’I bertolak ke Mesir dari Irak, dia
berkata, “Tidak aku tinggalkan di Irak orang yang menyerupai Ah}mad bin
H{ambal.”
Ah}mad bin
H{ambal adalah seorang sahabat yang istimewa bagi imam Asy-Syaf’i. Persahabatan
mereka terjalin dengan sangat baik, bahkan Imam Asy-Syafi’I sangat menghormati
Ah}mad bin H{ambal dan memujinya dengan pujian yang bagus sekali.
Al-Muzni
berkata, “Imam Asy-Syafi’I berkata kepadaku, “Di Baghdad ada seorang pemuda
ketika dia berkata haddatsatsana, maka semua orang akan percaya
kepadanya dan membenarkan ucapannya.” Ketika aku bertanya tentang siapakah
pemuda itu, maka Imam Asy-Syafi’I menjawab, “Pemuda itu adalah Ahmad bin
Hambal.”[14]
Dari Abul
Husain Al-Munadi, dia berkata, “Aku pernah melihat kakekku berkata, “Ahmad bin
Hambal adalah manusia pilihan, yang paling mulia kepribadiannya dan paling baik
etikanya dalam bergaul. Dia lebih banyak diam dan menahan pembicaraan,
menghindar dari perkataan yang tidak baik serta bicara tanpa ada manfaatnya dan
tidak pernah terdengar darinya kecuali pelajaran hadis.”
Dari Al-Khathib
Al-Baqhdadi dengan sanadnya dari Ahmad bin Said Ad-Darimi, dia berkata, “Aku
belum pernah melihat orang berambut hitam yang lebih hafal dan lebih memahami
makna hadis Rasulullah saw selain Abdillah Ahmad bin Hambal.”[15]
Al-Khathib
dengan sanadnya yang sampai kepada Ali bin Al-Madini, dia berkata, “Sesungguhnya
Allah memuliakan agama ini dengan dua orang tanpa ada ketiganya, Abu Bakar
Ash-Shiddiq pada waktu riddah (munculnya orang-orang murtad) dan Ahmad
bin Hambal pada waktu mihnah (ujian Al-Quran itu makhluk).”[16]
Beliau sebagai imam yang diteladani dan menjadi tempat
perlindungan,[17] dan Al-‘Ajli> menilainya s\iqah.[18]
Al-Husain bin
Muhammad bin Hatim yang terkenal dengan sebutan Abid Al-Ajl dari Mihnan bin
Yahya, dia berkata, “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik dalam
segala hal dari Ahmad bin hambal. Aku telah melihat Sufyan bin ‘Uyainah, Waqi’
bin Al-Jarrah, Abdurrazaq, Baqiyyah bin Al-Walid dan Dhamrah bin Rabi’ah serta
ulama yang lain, tetapi aku tidak melihat orang yang seperti Ah}mad bin H{ambal
dalam keilmuan, kepandaian, zuhud dan kewara’annya.”[19]
Ah}mad bin
H{ambal adalah orang yang bersikap lemah lembut, bertanggung jawab, tidak
pendendam, tidak suka tergesa-gesa, sangat sopan, disiplin, bersikap santun
terhadap orang lain, tidak berperangai kasar. Seperti itulah pendapat Abu Bakar
Al-Marwazi mengutarakan akhlak Ah}mad bin H{ambal.
B.
Gambaran umum
kitab
Judul kitab
yang dikaji oleh pemakalah yaitu Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah yang dikarang oleh Ah}mad bin
H{ambal, yang kemudian ditah{qi>q
oleh Washshallah
bin Muhammad Abbas. Adz- Dzahabi juga menambahkan, “Di dalam kitab Ash-
S}}ahabah ini terdapat penambahan dari anak Imam Ahmad yang bernama
Abdullah dan teman Abdullah yang bernama Abu Bakar Al-Qathi’i”.[20]
Adapun dalam penulisan sebuah
karya, tentu pengarang memiliki alasan tersendiri dalam pemberian judul tersebut.
Sehingga ada beberapa alasan atau latar belakang pemberian nama kitab tersebut
sebagai berikut:
a.
Untuk menjelaskan keutamaan-keutamaan para
sahabat sebagai pencegah bagi mereka yang benci pada sahabat, yakni orang-orang
kafir terhadap para sahabat yang menyesatkan dan menjatuhkan keadilan serta
merobohkan Islam dari pondasinya.
b.
Untuk mengetahui tentang
berita-berita sejarah, sahabat, penyebarluasan diantara umat Islam dll.[21]
c.
Sebagai hasil karya untuk menyelesaikan pendidikan
pentah}qi>q.
Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah ini terdiri dari 2 jilid.
Jilid pertama terdiri dari 551 halaman, sedangkan jilid kedua terdiri dari 552halaman.
Sehingga kesuluruhan dari jumlah halamannya adalah 1103 halaman. Sedangkan
jumlah hadis yang terdapat pada kitab ini sebanyak 1962 hadis. Pada jilid
pertama sebanyak 931 hadis dan jilid kedua sebanyak 1031 hadis.
Adapun sumber-sumber rujukan
yang digunakan adalah hadis-hadis kutubu sittah, kitab-kitab sejarah, tarajum
atau tabaqat.
C.
Metode
penulisan kitab Fad}a>il al-S}}ahabah
1.
Sistematika penyusunan kitab.
Dalam kitab
yang menjadi kajian pemakalah adalah Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin
H{ambal. Sehingga adapun pemaparan mengenai sistematika penyusunan kitab ini
sebagai berikut:
a. Pada
kitab ini disusun berdasarkan bab-bab (tematik). Adapun bab-bab itu berdasarkan
asal daerah para sahabat. Seperti pada halaman 789 dari kalangan ans}ar,
sehingga sahabat-sahabat yang termasuk dalam kalangan itu dibahas setelahnya,
begitupun seterusnya.
b. Sebelum
membahas berdasarkan asal daerah para sahabat, penulis kitab ini menjelaskan
terlebih dahulu mengenai pengertian dari kata “sahabat” dari beberapa pandangan
ulama, serta menurut Ah}mad bin H{ambal sebagai pengarang kitab. Menurut Ah}mad
bin H{ambal, sahabat adalah orang-orang yang menemani rasulullah, baik setahun,
sebulan, sehari, sejam atau hanya melihat sekilas, maka mereka termasuk
sahabat-sahabat nabi. Kemudian membahas tentang kitab-kitab musannaf para
sahabat, keadilan para sahabat, biografi pengarang yaitu Ah}mad bin H{ambal,
dll.
c. Setelah
pemahaman pada awal kitab yang diberikan pengarang, maka selanjutnya pengarang menyusun
berdasarkan 10 sahabat yang tergolong assabiqunal awwalun. Kemudian
sebelum beralih ke bab orang-orang yang tergolong kaum ans}ar, maka ada tiga
nama sahabat yang tercantum diantara pembahasan ini, yaitu Fat}imah binti
Rasulullah saw, Hasan dan Husain ra, yang dikemas dalam dua topik pembahasan.
Alasan dari pemakalah terhadap dimunculkannya nama tersebut setelah para
sahabat yang telah dijamin masuk surga oleh rasulullah adalah, pertama
karena Fatimah, Hasan dan Husain merupakan orang yang sangat disayangi oleh
Rasulullah saw. Sebagaimana dalam sabda rasulullah sebagai berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو
الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ
أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَاطِمَةُ
بِضْعَةٌ مِنِّي فَمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِي
Artinya:
Telah bercerita kepada kami
Abu Al Walid telah bercerita kepada kami Ibnu 'Uyainah dari 'Amru bin Dinar
dari Ibnu Abu Mulaikah dari Al Miswar bin Makhramah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Fathimah adalah bagian dari diriku.
Barangsiapa yang menjadikannya marah berarti membangkitkan kemarahanku". (Bukhari)
حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو
عُثْمَانَ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَأْخُذُهُ وَالْحَسَنَ
وَيَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُمَا فَأَحِبَّهُمَا أَوْ كَمَا قَالَ
Artinya:
Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita
kepada kami Al Mu'tamir berkata, aku mendengar bapakku berkata telah bercerita
kepada kami Abu 'Utsman dari Usamah bin Zaid radliallahu 'anhuma dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau memeluk dirinya dan Al-Hasan lalu
bersabda: "ALLOOHUMMA
INNII UHIBBUHUMAA FA-AHIBBA HUMAA Ya Allah, sungguh aku mencintai keduanya maka
itu cintailah keduanya", atau sebagaimana beliau sabdakan. (Bukhari)
Kedua, karena mereka
tergolong orang-orang yang memiliki keistimewaan dan peran aktif dalam Islam,
seperti halnya Hasan dan Husain yang disebut sebagai ahlul bait dan
dikatakan juga bahwa mereka yang mirip dengan rasulullah, yang dengan
perantaraannya akan memberikan pedamaian
diantara dua kelompok besar kaum muslimin.
d. Ada empat
bab yang membahas daerah asal sahabat, yaitu Ansar, Arab, Yaman, dan Syam.
Untuk memperjelas, pemakalah memberi warna biru tua pada daftar isi.
e. Pada bagian akhir juga dicantumkan indeks-indeks berdasarkan
bab-bab tertentu, seperti: Indeks ayat, hadis, hadis yang sulit difahami
(asing), kabilah dan perkumpulan, tempat (daerah), pembukuan dll.
Untuk lebih jelasnya,
pemakalah menampilkan daftar isi dari kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya
Ah}mad
bin H{ambal ini sebagai berikut:
a. Jilid
I
|
No.
|
Daftar isi
|
Jumlah hadis
|
Nomor hadis
|
Halaman
|
|
|
تقديم
|
-
|
-
|
3
|
|
1.
|
المقدمة
|
-
|
-
|
5-7
|
|
|
--تعر يف الصحابي
|
-
|
-
|
9-16
|
|
|
-بعض الكتب المصنفة في الصحابة
|
-
|
-
|
17-20
|
|
|
-ترجمة الإمام احمدبن حنبل
|
-
|
-
|
21-28
|
|
|
-نسخة
فضائل الصحابة
|
-
|
-
|
29-64
|
|
2.
|
سئل عن فضائل ابي بكر الصديق
|
15
|
25- 39
|
65-75
|
|
3.
|
سئل عن قول علي بن أبي طالب وغيره خير هذه
الأمة
|
27
|
40-66
|
76-97
|
|
4.
|
قوله صل الله عليه وسلم: لو كنت متخذأ من
الناس خليلا
|
11
|
67-77
|
98-101
|
|
5.
|
قوله صل الله عليه وسلم: مروا ابا بكر فليصل
بالناس
|
10
|
78-87
|
102-117
|
|
6.
|
بقية قوله: مروا ابا بكر ليصلي بالناس
|
173
|
88-260
|
118-222
|
|
7.
|
ماروى ان اول من أسلم أبو بكر
|
24
|
261-284
|
223-231
|
|
8.
|
ما روى ان ابا بكر جاء ليستأذن
|
16
|
285-300
|
232-244
|
|
9.
|
فضائل أمير المومنين عمر بن الخطاب رضي الله
عنه
|
66
|
301-366
|
244-277
|
|
10.
|
اسلام عمر بن الخطاب رضي الله عنه
|
29
|
367-395
|
277-209
|
|
11.
|
باب خير هذه الأمة بعد نبيها
|
86
|
396-481
|
300-334
|
|
12.
|
من فضائل عمر بن الخطاب من حديث ابي بكر بن
مالك عن مشا يخه غير عبدالله
بن أحمد ومن فضائل ابي بكر أيضا
|
339
|
482-820
|
335-502
|
|
13.
|
فضائل عشمان بن عفان رضي الله عنه
|
57
|
821-877
|
503-527
|
|
14.
|
أخبار أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي
الله عنه
|
51
|
878-928
|
528-550
|
|
15.
|
نسب أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله
عنه
|
3
|
929-931
|
550-551
|
|
Total
|
931
|
|
|
|
b. Jilid
II
|
No.
|
Daftar isi
|
Jumlah hadis
|
Nomor hadis
|
Halaman
|
|
1
|
اسم أمه ونسبها
|
15
|
932-946
|
555-562
|
|
2
|
فضائل علي عليه السلام
|
92
|
947-1038
|
563-608
|
|
3
|
من قضائل علي من حديث أبي بكر بن مالك
عن شيوخه غير عبدالله
|
209
|
1039-1247
|
609-728
|
|
4
|
فضائل عبدالرحمن بن عوف رضي الله عنه
|
12
|
1248-1259
|
728-732
|
|
5
|
فضائل الزبير بن العوام رضي الله
عنه
|
16
|
1260-1275
|
733-738
|
|
6
|
فضائل أبي عبيدة بن الجراح رضي الله
عنه
|
12
|
1276-1287
|
738-743
|
|
7
|
فضائل طلخة بن عبدالله رضي الله عنه
|
13
|
1288-1300
|
743-748
|
|
8
|
فضائل سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه
|
21
|
1301-1321
|
748-754
|
|
9
|
فضائل فاطمة بنت رسول الله صل لله
عليه وسلم
|
26
|
1322-1347
|
754-765
|
|
10
|
فضائل الحسن والسين رضي الله عنهم
|
62
|
1348-1409
|
766-789
|
|
11
|
فضائل الانصار رضي
الله عنهم
|
65
|
1410-1474
|
789-813
|
|
12
|
فضائل خا لد بن الو ليد رضي الله عنه
|
10
|
1475-1484
|
813-817
|
|
13
|
فضائل سعد بن معاذ رضي الله عنه
|
22
|
1485-1506
|
818-826
|
|
14
|
فضائل حارثة بن النعمان رضي الله عنه
|
2
|
1507-1508
|
827-828
|
|
15
|
فضائل صهيب رضي الله عنه
|
1
|
1509
|
828
|
|
16
|
فضائل العرب
|
15
|
1510-1524
|
828-834
|
|
17
|
فضائل اسامة بن زيد رضي الله عنه
|
10
|
1525-1534
|
834-837
|
|
18
|
فضائل عبدالله بن مسعود رضي الله عنه
|
20
|
1535-1554
|
837-844
|
|
19
|
فضائل عبدالله بن عباس رضي الله عنه
|
8
|
1555-1562
|
844-847
|
|
20
|
فضائل خديجة وغيرها
|
33
|
1563-1595
|
847-856
|
|
21
|
فضائل عمار بن ياسر رضي الله عنه
|
11
|
1596-1606
|
857-861
|
|
22
|
فضائل أهل اليمن
|
18
|
1607-1624
|
861-867
|
|
23
|
فضائل عائشة أم المؤمنين رضي الله
عنها وغير ذلك في أهل اليمن
|
37
|
1625-1661
|
868-881
|
|
24
|
فضائل بني غفار وأسلم وغيرهم
|
28
|
1662-1689
|
881-889
|
|
25
|
فضائل جعفر بن أبي طالب رضي الله عنه
|
4
|
1690-1693
|
889-891
|
|
26
|
فضائل جرير بن عبدالله رضي الله عنه
|
5
|
1694-1698
|
891-893
|
|
27
|
فضائل عبدالله بن عمر رضي الله عنهما
|
5
|
1699-1703
|
894-895
|
|
28
|
فضائل غوم شتى من أهل
الشام
|
25
|
1704-1728
|
895-907
|
|
29
|
فضائل أصحاب النبي صلالله عليهوسلم
|
13
|
1729-1741
|
907-910
|
|
30
|
فضائل عمرو بن العاص رضي الله
عنه
|
6
|
1742-1747
|
911-913
|
|
31
|
فضائل معاوية بن أبي سقيان رضي الله
عنهما
|
3
|
1748-1750
|
913-915
|
|
32
|
فضائل أبي الفضل العباس بن عبد
المطلب رضي الله عنه
|
84
|
1751-1834
|
915-949
|
|
33
|
فضائل عبدالله بن عباس رضي الله عنه
|
128
|
1835-1962
|
949-990
|
|
34
|
سماعات الكتاب
|
-
|
-
|
991-996
|
|
35
|
فهرس الايات
|
-
|
-
|
997-998
|
|
36
|
فهرس الأحاديث
|
-
|
-
|
999-1029
|
|
37
|
فهرس غريب الخديث
|
-
|
-
|
1031-1033
|
|
38
|
فهرس مسا نيد الصحابة وغيرهم
|
-
|
-
|
1035-1044
|
|
39
|
-
|
-
|
1045-1073
|
|
|
40
|
فهرس الأ يام والغزوات
|
-
|
-
|
1074
|
|
41
|
فهرس القبائل والجماعات
|
-
|
-
|
1075-177
|
|
42
|
فهرس البلدان والمواضع
|
-
|
-
|
1079-1081
|
|
43
|
فهرس المراجع
|
-
|
-
|
1083-1110
|
|
45
|
فهرس المو ضو عات
|
-
|
-
|
1101-1103
|
|
Total
|
1031
|
|
|
|
Keterangan:
a.
Pada halaman 47 telah dimulai
hadis yang pertama dalam kitab ini. Sehingga jumlah hadis pada jilid I
907+24=931.
b.
Terdapat kekeliruan pada nomor
12 dan 13 yang diberi warna merah oleh pemakalah. Karena merujuk pada isi kitabnya,
pembahasan
فضائل عشمان بن عفان رضي الله عنه dimulai pada halaman 448 sedangkan yang tercantum pada daftar
isi terletak pada halaman 503. Meskipun pada halaman 503 membahas seputar
tentang
ومن فظئل عشمان من حديث
أبيي بكر بن مالك عن شيوخه سوي عبدالله بن احمد
Sehingga
jumlah hadisnya yaitu 158, dimulai dari hadis ke 719 sampai 877. Sedangkan
من
فضائل عمر بن الخطاب من حديث ابي بكر بن مالك عن مشا يخه غير عبدالله بن أحمد ومن فضائل ابي بكر أيضا
Tercantum
pada kitab di halaman 335 sampai halaman 448 dengan jumlah hadis sebanyak 236,
dimulai pada hadis ke 482 sampai hadis ke 820.
c.
Dalam kitab ini menggunakan
hadis dalam pemaparannya, tanpa ada tambahan penjelas. Sehingga pembaca hanya
bisa merujuk pada footnote dan kembali pada kitab sumber.
d.
Hadis-hadis yang terdapat dalam
kitab ini sesuai bab yang dibahas. Misalnya pada hadis ke 25 dalam bab سئل
عن فضائل ابي بكر الصديق
حدثنا عبدالله قال حدثني أبي قشنا
أبو معا وية قشناالا عمش عن أبي صا لح عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَا نَفَعَنِي مَالٌ قَطُّ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ
وَقَالَ هَلْ أَنَا وَمَالِي إِلَّا لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
Artinya:
Telah
menceritakan kepada kami abu bakar bin abu syaibah dan ali bin Muhammad,
keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami abu muawiyah berkata , telah
menceritakan kepada kami al-a’mazy dari abu shalih dari abu hurairah ia
berkata: rasulullah saw bersabda: tidak ada harta yang memberiku manfaat
sebagaimana harta abu bakar, “maka menangislah abu bakar, dan berkata: “wahai
rasulullah, bukanlah aku juga hartaku adalah milikmu”
Hadis
diatas sesuai bab tentang pertanyaan mengenai keutamaan Abu Bakar Asy-Siddiq
dan begitupun dengan bab-bab lainnya.
e.
Sebagian besar dari hadis-hadis
dalam kitab ini menggunakan kata قشنا atau قشني yang
merupakan singkatan dari siqot قال حدشنا atau قال حدشني pemakalah
juga belum mengetahui alasan pengarang menggunakan singkatan itu.
f.
Jumlah sahabat yang dicantumkan
pada kitab ini sebanyak 31 sahabat.
2.
Metode dan corak penyusunan
kitab.
Dalam berbagai literatur-literatur
yang ada, tak terlepas oleh metode yang digunakan oleh penulis literatur itu
sendiri. Sehingga Setelah melihat sistematika penyusunan kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin
H{ambal ini, maka kitab ini tergolong ke dalam kitab-kitab yang menggunakan
metode maudu>’i (tematik). Karena tersusun berdasarkan tema-tema atau
bab-bab tertentu. Bab-bab berdasarkan asal daerah para sahabat. Sedangkan corak
kitab Fad}a>il
al-S}}ahabah karya Ah}mad bin
H{ambal adalah Kitab tarajum.
Adapun penilaian
ulama terhadap kitab Fad}a>il
al-S}}ahabah, pemakalah
tidak menemukan tentang hal tersebut.
3.
Kelebihan dan keterbatasan.
Pada dasarnya, kitab-kitab yang
ada dengan pengarang masing-masing, memiliki sisi yang dapat disebut sebagai
kelebihan atau keterbatasan, yang bergantung pada berbagai latar yang melatari
sebuah penilaian. Namun untuk kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin
H{ambal, penulis mencoba mengamati dan mendapatkan beberapa keistimewaan berikut
ini:
a.
Menjaga dan membela sum’ah (nama baik) sahabat Nabi saw sama artinya
dengan menjaga kehormatan Nabi saw dan syariat Islam itu sendiri.[22] Merekalah umat terbaik
yang dipilih oleh Allah Ta’ala untuk hidup bersama Rasulullah, kemudian mengambil ilmu syariat
(agama) dari beliau dan memindahkannya kepada umat. Sehingga mengetahui
keutamaan para sahabat akan menambah ilmu kepada semuanya, terlebih umat Islam.
Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah karya Ah}mad bin
H{ambal ini bisa dijadikan rujukan dalam ilmu yang membahas tentang
sahabat-sahabat rasulullah.
b.
Dalam Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah menjelaskan keutamaan para
sahabat dengan bentuk hadis, sehingga menambah kehujjahannya dengan
adanya dalil sebagai pendukung. Meskipun kita mengetahui bersama bahwa suatu
hadis itu perlu diteliti terlebih dahulu kesahihannya.
c.
Memudahkan pembaca mendapatkan tokoh sahabat
yang disearch, dengan pembagian bab-bab para sahabat berdasarkan asal
kelahirannya (asal daerahnya). Tapi sebelum pembagian bab-bab asal daerah itu,
sahabat yang pertama dijelaskan yaitu sahabat yang termasuk dalam
sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga oleh rasulullah saw.
d.
Memudahkan pembaca dengan dicantumkannya rujukan
pada footnote.
Adapun mengenai keterbatasannya, dalam kitab ini
hanya menggunakan hadis dalam pemaparannya, tanpa ada penjelasan tambahan.
Sehingga para kritkus atau pembaca kembali merujuk pada kitab-kitab sumber.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Ah}mad ibn Muh}ammad ibn H{anbal ibn
H{ilal ibn Asad ibn Idris ibn ‘Abdillah bin H{ayyan ibn ‘Abdillah bin Anas ibn
‘Awf ibn Qasit ibn Mazin ibn Syaiban ibn Zulal ibn Ismail ibn Ibrahim bin Rabi’ah bin Nazzar bin Ma’d bin Adnan. Ah}mad lebih
dikenal dengan Ah}mad bin H{ambal, disandarkan kepada kakeknya. Karena sosok
kakeknya lebih dikenal daripada ayahnya. Ayahnya meninggal ketika beliau masih
berusia 3 tahun. Kemudian sang ibu yang bernama Shafiyah binti Maimunah
mengandungnya di Moro, kemudian pergi ke Baqhdad lalu melahirkan Ah}mad bin H{ambal
pada bulan Rabiul Awal tahun 164 Hijriah. Ah}mad bin H{ambal yang juga dikenal sebagai imam hambali ini wafat pada
bulan Rabi‘ul awal tahun 241 H, umurnya 77 tahun.
2.
Judul kitab yaitu Kitab Fad}a>il al-S}}ahabah yang dikarang oleh Ah}mad bin
H{ambal, yang kemudian ditah{qi>q
oleh Washshallah
bin Muhammad Abbas. Adz- Dzahabi juga menambahkan, “Di dalam kitab Ash-
S}}ahabah ini terdapat penambahan dari anak Imam Ahmad yang bernama
Abdullah dan teman Abdullah yang bernama Abu Bakar Al-Qathi’i”.
3.
Pada kitab ini disusun
berdasarkan metode maudhu’I (tematik) atau berdasarkan pada bab-bab.
Adapun bab-bab itu berdasarkan asal daerah para sahabat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid Khon, ulumul hadis,
eds II (Cet: I, Jakarta: amzah, 2012).
Abdurrah}man,
Studi Kitab Hadis (Cet; I, Yogyakarta: Teras, 2003).
Abi> Bakri
‘Abba>s Syams al Di>n Ah}mad bin Muh}ammad bin, Wafaya>t al
A‘ya>ni Anba>’u Abna>’I al Z{ama>n (Beirut: Da>r T{a>dir,
281 H).
Ah}mad al Z\|ahabi
Syamsuddi>n Abi> ‘Abdillah Muh}ammad bin >, Al Ka>syifu fi>
Ma‘rifah Man Lahu Riwa>yah fi al Kutu>b al Sittah, juz I, (Jeddah:
Da>r al Qiblati li al S|iqa>fati al Islamiyyah, t.th).
Al- Salih Subh}}, ‘Ulu>m al-H{adi>s\ wa
Mus}t}alah}uhu> (Cet. VIII; Beirut:
Da>r al-‘Ilm li al-Mala>yin, 1977).
Al-‘Asqala>ni
Ah{mad ibn ‘Ali> ibn H{ajar. Tahz\i>b al-Tahz\i>b, juz I (t.t:Da>r
al-Fikr, 1404 H).
Al-Asqalani Ibnu
Hajar, Fath al-Bari, Tahqiq: Abdul Aziz bin Abdullah
bin Baz, (Cet. I, Kairo, Daar al-Hadits, th. 1424 H / 2004 M).
Al-Bagdadiy Abu
Bakr Ahmad bin ‘Aliy Sabit al-Khatib, Tarikh Baghdad, juz IV, Al-Madinah
al-Munawwarah: al-Maktabah al-Salafiyah, t.th.).
Al-Mizzi Jama>l
al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf>, Tahzi>b al-Kama>l
fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz I, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah,
1992).
Al-Z|ahabi>
Muhammad ibn H{usain. Siyar A‘la>m al-Nubala>’. Juz 11 (Beirut:
Mu’assasah al-Risa>lah, 1990).
Ash Shiddieqy M.
Hasbi, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet: IV, Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 1974 ).
Ash-Shiddieqy M.
Hasbi, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis (Cet: VI: Jakarta: Bulan Bintang, 1994).
Asse
Ambo, Ilmu Hadis, Pengantar Memahami Hadis Nabi SAW (Cet:I, Makassar:
Da>r al-Hikmah wa al-‘Ulum, 2010).
Danarta
Agung, Perempuan Periwayat Hadis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013).
Farid Ahmad,
diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’I Taman, 60 Biografi Ulama
Salaf (Cet; I, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2006).
Hambal
ahmad bin, Fad}a>il al-S}}ahabah, jilid I (Darul Ilmi litabaati Linazar. T,th).
Husnan Usman, dkk, Guru
Orang-Orang Pesantren, (Cet:I, Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2013).
S{a>lih} al-‘Ajli Abi> al-H{asan Ah}mad ibn
‘Abdullah ibn >, Ma’rifah al-S\iqa>h, Juz I, (Cet. I; Maktabah
al-Da>r bi al-Madi>nah al-Munawwarah, 1405 H).
Suryadilaga Alfatih [ed.], Studi Kitab Hadis (Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2003).
[1]Alfatih
Suryadilaga [ed.], Studi Kitab Hadis (Cet. I; Yogyakarta: TERAS, 2003),
h. ix.
[2]M.
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis (Cet: VI: Jakarta:
Bulan Bintang, 1994), h. 246.
[3]Abdurrah}man,
Studi Kitab Hadis (Cet; I, Yogyakarta: Teras, 2003), h. 25. Lihat juga
‘Abba>s Syams al Di>n Ah}mad bin Muh}ammad bin Abi> Bakri, Wafaya>t
al A‘ya>ni Anba>’u Abna>’I al Z{ama>n (Beirut: Da>r
T{a>dir, 281 H), h. 63.
[4]Ahmad
Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’I Taman, 60 Biografi Ulama
Salaf (Cet; I, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2006), h. 434.
[5]Syamsuddi>n
Abi> ‘Abdillah Muh}ammad bin Ah}mad al Z\|ahabi>, Al Ka>syifu
fi> Ma‘rifah Man Lahu Riwa>yah fi al Kutu>b al Sittah (Jeddah:
Da>r al Qiblati li al S|iqa>fati al Islamiyyah, t.th), Juz: I, h.202.
Lihat juga Agung Danarta, Perempuan Periwayat Hadis (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 58.
[6]M.
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadis, hal. 402
[7]Jama>l
al-Di>n Abi> al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b
al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l, Juz I, (Beirut: Mu’assasah
al-Risa>lah, 1992), h. 437. Selanjutnya ditulis dengan nama Al
Mizzi>.
[8]Usman Husnan dkk, Guru
Orang-Orang Pesantren, (Cet:I, Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2013), h. 156.
[9] Abdul Majid Khon, ulumul
hadis, eds II (Jakarta: amzah, 2012), h. 301.
[10]Jama>l al-Di>n Abi>
al-H{ajja>j Yu>suf Al-Mizzi>, Tahzi>b al-Kama>l fi>
Asma>’ al-Rija>l, Juz I, (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1992),
h.439
[11]M.
Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet: IV,
Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1974 ), h. 320
[12]
Ah{mad ibn ‘Ali> ibn H{ajar Al-‘Asqala>ni, Tahz\i>b al-Tahz\i>b,
juz I (t.t:Da>r al-Fikr, 1404 H), h. 43.
[13]Ambo
Asse, Ilmu Hadis, Pengantar Memahami Hadis Nabi SAW (Cet:I, Makassar:
Da>r al-Hikmah wa al-‘Ulum, 2010), h. 236.
[14]Al-Z|ahabi>, Muhammad ibn
H{usain. Siyar A‘la>m al-Nubala>’. Juz 11 (Beirut: Mu’assasah
al-Risa>lah, 1990), hal. 195
[15]Ahmad
Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, 60 Biografi Ulama
Salaf, hal. 439.
[16]Al-Bagdadiy,
Abu Bakr Ahmad bin ‘Aliy Sabit al-Khatib, Tarikh Baghdad, juz IV, (Al-Madinah
al-Munawwarah: al-Maktabah al-Salafiyah, t.th.) h. 408
[17]Subh} al-S{a>lih},
‘Ulu>m al-H{adi>s\ wa Mus}t}alah}uhu>
(Cet. VIII; Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Mala>yin, 1977),., h. 395.
[18]Abi> al-H{asan Ah}mad ibn
‘Abdullah ibn S{a>lih} al-‘Ajli>, Ma’rifah al-S\iqa>h, Juz I, (Cet. I;
Maktabah al-Da>r bi al-Madi>nah al-Munawwarah, 1405 H), h. 42. Dan
selanjutnya disebut al-‘Ajli>.
[19]Ahmad
Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, 60 Biografi Ulama
Salaf, hal. 438.
[20]Ahmad
Farid, diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, 60 Biografi Ulama
Salaf, hal. 462.
[21]Ah}mad
bin H{ambal, Fad}a>il al-S}}ahabah, jilid I (Darul Ilmi
litabaati Linazar. T,th) hal. 5.
[22]Lihat:
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, Tahqiq:
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, (Cet. I, Kairo, Daar al-Hadits, th. 1424 H / 2004
M), VII, h. 5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar