A. Latar
Belakang
Signifikasi hadis sebagai sumber
ajaran kedua setelah al-Qur’an menduduki posisi yang sangat penting. Hadis
berbeda dengan al-Qur’an dari perspektif periwayatan. Ayat-ayat al-Qur’an
diriwayatkan secara mutawatir[1]
dan keseluruhan, sedangkan hadis Nabi,
sebagian periwayatannya berlangsung secara mutawa>tir dan sebagian
lagi secara ah}a>d. Hadis Nabi, baik dalam konteks perkataan,
perbuatan dan takrir,[2]
telah tertuang dalam berbagai kitab dan telah menjadi konsumsi masyarakat luas.
Konsekuensi dari hal itu adalah lahirnya berbagai bentuk pemahaman dari
masyarakat terhadap kandungan hadis yang terlepas dari pengetahuan tentang
kualitas sanad dan matan hadis yang bersangkutan.[3]
Para periwayat hadis mulai dari generasi
sahabat Nabi sampai generasi mukharrij al-h{adi>s\ (periwayat dan sekaligus
penghimpun hadis) tidak dapat dijumpai secara fisik karena mereka telah
meninggal dunia. Untuk mengenali keadaan pribadi mereka, baik kelebihan maupun
kekurangan mereka di bidang periwayatan hadis, diperlukan informasi dari
berbagai kitab yang ditulis oleh ulama kritik rijal (para periwayat)
hadis.
Kritik terhadap para periwayat hadis
yang telah dikemukakan oleh ulama kritik hadis itu tidak hanya berkenaan dengan
hal-hal yang terpuji saja, tetapi juga berkenaan dengan hal-hal yang yang
tercela.[4]
Miza>n al-I’tida>l fi@ Naqd
al-Rija>l
adalah salah satu kitab yang membahas tentang penilaian periwayat-periwayat
hadis. Kitab ini merupakan kitab yang membahas para rawi yang sedikit banyak bermasalah
sehingga dengan adanya kitab ini membantu para pelajar—khususnya yang bergelut
di bidang hadis—untuk mengetahui kualitas periwayat-periwayat hadis. Olehnya
itu penulis tertarik untuk meneliti kitab ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
biografi penulis kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l?
2. Bagaimana gambaran umum kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l?
3. Bagaimana metode penyusunan kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l?
4.
Bagaimana kelebihan dan keterbatasan
kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Imam al-Z||ahabi@
1. Nama
dan Nasab
Imam al-Z|ahabi@ bernama lengkap
Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n bin Qa>yma>z bin al-Syaikh
‘Abdulla>h, al-Turkama>ni@,[5]
al-Fa>riqi@, s\umma al-Damasyqi@,[6]
al-Sya>fi@’i@, Syams al-Di>n Abu> ‘Abdulla>h al-Z|ahabi@.[7]
Imam al-Z|ahabi@ lahir pada tahun 673 H[8],
ada pula yang mengatakan tahun 692 H[9],
di desa Kafr Bat}na>[10]
dan wafat pada tahun 748 H[11].
Abu> ‘Abdilla>h terkenal dengan nama al-Z|ahabi@.
Nama ini sebenarnya adalah panggilan ayah Ahmad yang berprofesi sebagai pembuat
emas tumbukan.
Para sejarawan yang benar-benar peka akan
mengetahui bahwa Muh}ammad selalu menyebut dirinya dengan nama ibn al-Z|ahabi@.
Nama ini ditulisnya dalam karangan-karangan, ijazah dan tulisan-tulisannya. Al-Z|ahabi@
selalu konsekuen dengan namanya itu kecuali sekali saja yaitu ketika dia pergi
ke Mesir, dan mengenalkan dirinya kepada ibn Daqi>q al-‘I><d dengan
nama al-Z|ahabi@.[12]
2.
Riwayat pendidikan
Al-Z|ahabi@ mulai menuntut ilmu pada
usia 18 tahun,[13]
dan fokus pada bidang ilmu Qiraat dan Hadis.
Basyar Iwad secara garis besar
mengatakan, “Al-Z|ahabi@ konsen mempelajari al-Qur’an al-Kari>m dan
sangat serius mendalami ilmu Qiraat. Pada tahun 691 Hijriah, al-Z|ahabi@
menghadap pada seorang syekh dalam bidang Qiraat, yaitu Jama>l al-Di>n
Ibra>hi>m bin Da>wud al-’Asqala>ni@ al-Dimasyqi> yang lebih
terkenal dengan sebutan al-Fad{i>li. Al-Z|ahabi@ belum mampu menguasai dan
memahami ilmu Qiraat, dasar dan permasalahan-permasalahannya, sampai ia
menginjak umur 20 tahun. Pada saat yang sama, yaitu ketika al-Z|ahabi@ menginjak
umur 18 tahun, ia condong untuk mempelajari hadis dan mendengarkannya. Al-Z|ahabi@
sangat serius dan mencurahkan seluruh kemampuan serta daya pikirnya dalam
bidang ilmu yang satu ini.
Al-Z|ahabi@ juga mencurahkan seluruh
hidupnya untuk hadis. Ia mempelajari kitab-kitab hadis yang tak terhitung
jumlahnya dan banyak bertemu dengan syekh-syekh. Al-Z|ahabi@ menemui banyak
rintangan dalam mempelajari hadis, menggelutinya selama masa hidupnya, bahkan
belajar kepada orang yang tidak ia sukai sekalipun.[14]
Imam al-Z|ahabi@ bepergian untuk
menemui para syekh yang ada di Damaskus dan para qa>ri’-nya, di
samping dia juga menyinggahi banyak daerah di Suriah, Lebanon, Yordania dan
Palestina. Al-Z|ahabi@ ke Mesir pada tangga 16 Rajab tahun 690 Hijriah dan ke
Mekah untuk melaksanakan haji, dan belajar hadis pada tahun 698 Hijriah.[15]
Al-Z|ahabi@ mempunyai guru yang
sangat banyak, jumlahnya tidak terhitung.[16]
Guru-gurunya di Damasyqi@, yaitu: ‘Umar bin al-Qawwa>s, Ah}mad bin Hiballa>h
bin ‘Asa>kir, Yu>suf bin Ah}mad al-Gasu>li@, dan selainnya. Guru-gurunya
di Ba’lak yaitu: ‘Abd al-Ha>liq bin ‘Ulwa>n, Zainab binti ‘Umar
bin Kindi@ dan selainnya. Guru-gurunya di Mesir adalah al-Abraqu>hi@,
‘I><sa> bin ‘Abd al-Mun’im bin Syiha>b, ibn Daqi>q al-‘I<d,
al-H{a>fi@z}aini@ Abi> Muh}ammad al-Dimya>t}i@, Abi> ‘Abba>s bin al-Z{a>hiriy dan selainnya. Guru-gurunya
dari Iskandariyah yaitu: Abu> H{asan ‘Ala> bin Ah}mad al-Gaqa>fi@@,
Abu> al-H{asan Yah}ya bin Ah}mad bin S{awwa>f dan selainnya. Gurunya dari
Mekah yaitu: al-Tauzari@, dan selainnya.
Adapun murid-murid al-Z|ahabi@,
yaitu:
a.
Ta>j al-Di>n Abu> Nas}r
‘Abd al-Wahha>b bin ‘Ali@ bin ‘Abd al-Ka>fi@@ bin ‘Ali@ bin Tama>m
al-Subki@ al-Sya>fi@’i@ (w. 771 H).
b.
Kama>l al-Di>n Muh}ammad bin
‘Ali> bin ‘Abd al-Wa>h}id al-Zamlaka>ni@ al-Damasyqi@ al-Sya>fi@’i@
(w. 727 H).
c.
Taqiy al-Di>n Muh}ammad bin
Jama>l al-Di>n Ra>fi’ bin Hajras bin Muh}ammad bin Sya>fi@’
al-Sala>mi@ al-Mis}ri@ al-Sya>fi@’i@ (w. 774 H).
d.
Ima>m al-Ba>ri’ al-Adi>b
al-Maftun S{ala>h} al-Di>n Abu> al-Saffa>I Khali>l bin
al-Ami>r Az al-Di>n ‘Aibaka bin ‘Abdulla>h al-Ba>ki@ al-S{afdi@,
al-Sya>’ir al-Masyhu>r (w. 764).
e.
Muh}ammad bin Na>s}ir al-H{usaini@
al-Damasyqi@ al-Damasyqi@ (w. 765 H).
f.
Ibn al-H{a>fi@z{ al-Zaki@
al-Barza>li@ (w. 739 H).
g.
Ima>d al-Di>n Isma>’i>l
bin ‘Umar bin Kas\i>r al-Bas}rawi@ al-Damasyqi@ (w. 774).
h.
Ima>m al-Mufti@ al-Ha>fi@z}
S{ala>h} al-Di>n Abu> Sa’i>d Khali>l bin Kaekaldi@ al-‘Alla>i
(w. 761 H).
i.
Muh}ammad bin ‘And al-Kari>m
al-Maus}ali@ al-At}ra>bilsi@ al-Sya>fi@’i@ (w. 764 H).[17]
j.
Ibra>him bin Ah{mad al-Sya>mi@.
k.
Muh{ammad bin Ah{mad bin
al-Labba>n.[18]
3.
Karya-karya al-Z|ahabi@
Adapun karya-karyanya yaitu:
1.
تاريخ الإسلام
2.
تاريخ النبلاء
3.
الدول الإسلامية
4.
طبقات القراء
5.
طبقات الحفاظ
6.
ميزان الاعتدال
7.
المشتبه في الأسماء والأنساب
8.
نبأ الدجال
9.
تذهيب التهذيب
10. اختصار كتاب الأطراف
11. اختصار سنن البيهقي
Karya-karya al-Z|ahabi@ sangat
banyak. Basyar Iwad Ma’ruf menyebutkan dalam mukadimah kitab A’la>m
al-Nubala>’ 215 karya al-Z|ahabi@, baik yang sudah dicetak, masih dalam
bentuk transkip, maupun karangan-karangannya yang hilang.
4.
Penilaian ulama terhadap al-Z|ahabi@
Al-Ta>j al-Subki@—murid Imam al-Z|ahabi@—berkata
dalam kitab T{abaqa>t al-Sya>fi@’iyah, bahwasanya Imam al-Z|ahabi@
adalah seorang h}a>fiz} dan seorang syekh dalam al-jarh} wa al-ta’di>l.
Allah
telah menghadiahkannya hafalan yang kuat. al-H{a>fiz\ ibn H{ajar al-’Asqala>ni@
ingin sepertinya dalam hal kekuatan hafalan. Al-Z|ahabi@ berkata, “Aku meminum
air zam-zam untuk mencapai martabat al-Z|ahabi@ dalam hal hafalan.” Perkataan
ini dinukil oleh murid ibn H{ajar yang bernama al-Jala>l al-Suyu>t}i@
dalam kitab T{abaqa>t al-H{uffa>z}. Kemudian ia menambahkan bahwa
para muh}addis\ masa kini apabila ingin mencari tahu tentang periwayat,
maka mereka merujuk kepada empat imam, yaitu: Al-Mizzi@, al-Z|ahabi@,
al-‘Ara>qi@ dan ibn H{ajar.[20]
Rafi@qah dan gurunya, ‘Ilm al-Di>n
al-Barzali, mengatakan, “Dia adalah seorang yang terhormat, cerdas, sibuk mengadakan
perjalanan mencari ilmu dan banyak menulis. Dia mempunyai banyak kitab karangan
dan banyak ringkasan kitab-kitab. Di samping itu, ia banyak tahu tentang
syekh-syekh qiraat (orang-orang yang menjadi acuan dalam membaca al-Qur’an).”
Muridnya yang bernama S{ala>h}
al-Di>n al-S{afadi mengatakan, “Al-Z|ahabi@ adalah seorang ha>fiz}
(seorang yang banyak hafal hadis Nabi) yang tiada tandingannya dan seorang yang
cerdas tiada terkira. Al-Z|ahabi@ adalah seorang pengkritik dan periwayat
hadis. Seorang yang banyak bergerak dalam bidang pengkajian cacat dan keadaan
hadis Nabi. Al-Z|ahabi@ juga banyak tahu tentang ilmu tara>jum (biografi),
yang tidak ada kesamaran dalam dirinya untuk mengetahui sejarah mereka. Ia
asalah orang yang sangat cerdas.[21]
Ta>j al-Di> al-Subki@ berkata,
“Pada zaman kami ada empat al-Huffa>z}. Di antara mereka ada yang
umum dan ada yang khusus. Mereka itu adalah al-Mizzi@, al-Barza>li@, al-Z|ahabi@,
Imam al-Wa>lid dan pada zamannya tidak ada yang seperti mereka ini.[22]
B.
Gambaran Umum Kitab
Kitab yang menjadi objek kajian peneliti
merupakan salah satu kitab al-al-jarh} wa al-ta’di>l, yakni kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@@ Naqd al-Rija>l karya Syams al-Di>n Abu>
‘Abdulla>h al-Z|ahabi@ yang di-tahqi>q oleh Muh}ammad Rid}wa>n
al-Qasu>si@. Diterbitkan pertama kali oleh Da>r al-Risa>lah
al-‘A<lamiyyah di Beirut/Lebanon pada tahun 2009 M/1430 H. Sebelumnya kitab
ini dinamakan Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Asma> al-Rija>l. Nama
ini pernah disebut dalam kitab Kasyf al-Z{unu>n (2/1917), Abjad
al-‘Ulu>m (2/212), Risa>lah al-Mustat}rifah (halaman 145).
Kemudian nama kitab ini diganti dengan Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd
al-Rija>l. Kitab ini merupakan salah satu sumber naqd terpenting
dalam al-jarh} wa al-ta’di>l. Ibnu al-‘Ajami@ mengatakan bahwa al-Z|ahabi@
menulis kitab ini selama empat bulan kurang dua hari pada tahun 724 H.[23]
Adapun
alasan pemberian nama judul kitab Mi>za>n, peneliti belum
menemukan.
Kitab Mi>za>n
al-I’tida>l terdiri dari lima jilid yang disusun berdasarkan huruf
hijaiah. Adapun rinciannya, yaitu:
1.
Pada jilid pertama terdiri dari 2470
perawi, 616 halaman, dimulai dari huruf alif (الألف) sampai kha>’ (الخاء).
2.
Jilid 2 terdiri dari 2588 perawi,
600 halaman, dimulai dari huruf da>l (الدال)
sampai ‘ain (العين).
3.
Jilid 3 terdiri dari 1550 perawi, 416
halaman, dimulai dari huruf gain (الغين) sampai la>m (اللام).
4.
Jilid 4 terdiri dari 1856 perawi,
424 halaman. Khusus pada jilid ini hanya mencakup huruf mi>m (الميم) saja.
5.
Jilid 5 terdiri dari 1711 perawi, 664
halaman, mulai dari huruf nu>n (النون) sampai huruf ya’>
(الياء). Pada bagian
akhir jilid ini dicantumkan pula: ba>b al-kuna> (باب
الكني), fas}l fi@ al-ansa>b (فصل
في الأنساب).
Untuk
lebih jelasnya peneliti mencantumkan tabel di bawah ini:
|
الصفحة
|
الحرف
|
الجزء
|
|
5
|
مقدمة الناشر
|
الأول
|
|
7-
16
|
مقدمة التحقيق
|
|
|
17-44
|
وصف النسخة الخطية
|
|
|
45-
48
|
بداية الكتاب
|
|
|
49-281
|
الألف
|
|
|
282–332
|
الباء
|
|
|
333–336
|
التاء
|
|
|
337–348
|
الثاء
|
|
|
349–392
|
الجيم
|
|
|
393–575
|
الحاء
|
|
|
576-616
|
الخاء
|
|
|
5-30
|
الدال
|
الثاني
|
|
31-32
|
الذال
|
|
|
33-58
|
الراء
|
|
|
59-102
|
الزاي
|
|
|
103-240
|
السين
|
|
|
241-264
|
الشين
|
|
|
265-295
|
الصاد
|
|
|
296-303
|
الضاد
|
|
|
304-316
|
الطاء
|
|
|
317-318
|
الظاء
|
|
|
319-596
|
العين
|
|
|
5-329
|
بقية حرف العين
|
الثالث
|
|
330-338
|
الغين
|
|
|
339-365
|
الفاء
|
|
|
366-395
|
القاف
|
|
|
396-411
|
الكاف
|
|
|
412-416
|
اللام
|
|
|
5-424
|
الميم
|
الرابع
|
|
5-42
|
النون
|
الخامس
|
|
43-77
|
الهاء
|
|
|
78-100
|
الواو
|
|
|
101
|
اللألف الف
|
|
|
102-206
|
الياء
|
|
|
203-313
|
باب الكني
|
|
|
314-315
|
فصل في الأنساب
|
|
|
316-317
|
فصل من المجاهل الاسم
|
|
|
318-323
|
ت فصل في النسوة المجهولا
|
|
|
324-328
|
الكني النسوة
|
|
|
329-330
|
الفهارس
|
|
|
331-490
|
فهرس اسماء المترجمين
|
|
|
491-504
|
فهرس الكني
|
|
|
505-506
|
فهرس من عرف بأبيه
|
|
|
507
|
فهرس الأنساب
|
|
|
508
|
فهرس المجاهيل الأسم
|
|
|
509-510
|
فهرس النسوة المجهولات
|
|
|
011
|
فهرس كني النسوة
|
|
|
512
|
فهرس من لم تسم
|
|
|
513-654
|
فهرس الأحاديث
|
|
|
655-664
|
فهرس المصادر
|
Keterangan: Pada juz dua, huruf ‘ain,
peneliti sengaja memberikan tanda warna merah karena terjadi kesalahan pada
halamannya. Di dalam kitab yang peneliti kaji terdapat 600 halaman, namun peneliti
hanya mencantumkan 596 halaman karena pada halaman 597-600 hanya menampilkan
kertas kosong.
C.
Metode Penulisan Kitab
1.
Sistematika penyusunan kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l
Perhatikan tabel di bawah ini:
الجزء الأول
|
رقم الحديث
|
الصفحة
|
من إسحه
|
الباب
|
|
|
1-20
|
49- 58
|
من إسمه أبان
وأباء
|
الألف
|
|
|
20-
245
|
58- 109
|
من إسمه إبراهيم
|
||
|
246-
248
|
109
|
أبرض وأبيض
|
||
|
249-
251
|
109- 110
|
أبين و أبي وأجلح
|
||
|
252-
630
|
110- 178
|
أحمد
|
||
|
631-
635
|
178- 179
|
الأحنف والأحوص
|
||
|
236-
637
|
179
|
أخضر و أخنس
|
||
|
239-
643
|
179- 180
|
إدريس
|
||
|
644-
647
|
180- 181
|
أدم وأربدة
|
||
|
648-
651
|
181
|
أرطاة وأرقم
|
||
|
652-
662
|
182- 183
|
أزهر وأزور
|
||
|
663-
668
|
184
|
أسامة
|
||
|
668-
682
|
184- 185
|
أسباط
|
||
|
683-
771
|
185- 209
|
إسحاق
|
||
|
772-
778
|
210- 211
|
أسد
|
||
|
779-
782
|
211- 213
|
إسراءيل
|
||
|
783-
785
|
213
|
أسعد وأسقع وأسلم
|
||
|
786-
924
|
214- 247
|
إسماعيل
|
||
|
925
|
247
|
أسماء
|
||
|
926-
931
|
247- 248
|
أسود
|
||
|
932-
936
|
248- 249
|
أسيد
|
||
|
937
|
249
|
الأشج والأشرس
|
||
|
938
|
250- 252
|
أشعب
|
||
|
939-
951
|
252- 257
|
أشعث
|
||
|
952
|
257
|
أشهل
|
||
|
953-
961
|
258- 260
|
أصبغ
|
||
|
962-
963
|
260- 261
|
أصرم
|
||
|
964-
966
|
261
|
أعين وأغر وأغلب
|
||
|
967-
969
|
262
|
أفلح
|
||
|
970-
972
|
262- 263
|
إقبال وأقرع
وامرؤ القيس
|
||
|
973-
980
|
263- 264
|
أمية
|
||
|
981-
987
|
264- 965
|
أنس وأنيس
|
||
|
988-
990
|
965
|
أوس
|
||
|
991-
992
|
265- 268
|
أوفي وأويس
|
||
|
993-
999
|
268- 269
|
إياس
|
||
|
1000-
1004
|
269- 270
|
أيفع وأيمن
|
||
|
1005-
1063
|
270- 281
|
أيوب
|
||
|
1064
|
282
|
بإذام
|
الباء
|
|
|
1025-
1066
|
282
|
بارح وباشر
|
||
|
1067-
1074
|
282- 284
|
بجير وبحر وبحير
|
||
|
1075-
1076
|
284
|
البختري
|
||
|
1077-
1080
|
285
|
بدر و بدل
|
||
|
1081-
1084
|
286- 287
|
البراء
|
||
|
1085-
1087
|
287
|
بربر وبرد
|
||
|
1088-
1092
|
288
|
برذعة وبركة
وبرمة
|
||
|
1093-
1097
|
288- 290
|
بريد وبريدة
|
||
|
1098-
1105
|
290- 292
|
بريه وبزيع
|
||
|
1106-
1114
|
292
|
بسام وبسر وبسطام
|
||
|
1115-
1122
|
292- 294
|
بشار
|
||
|
1123-
1176
|
294- 307
|
بشر
|
||
|
1177-
1190
|
307- 310
|
بشير
|
||
|
1191
|
310- 316
|
بقية
|
||
|
1192-
1192
|
316- 317
|
بقاء
|
||
|
1193-
1212
|
317- 319
|
بكار
|
||
|
1213-
1242
|
319- 325
|
بكر
|
||
|
1243-
1254
|
325- 326
|
بكير
|
||
|
1255-
1258
|
327- 328
|
بلاد وبلال
|
||
|
1259-
1261
|
328
|
بلج وبلهط وبليل
|
||
|
1262-
1268
|
328- 329
|
بنانة وبندار
وبنوس
|
||
|
1269-
1271
|
329- 331
|
بهلول
|
||
|
1272-
1273
|
331
|
بهيم وبهية وبوري
|
||
|
1274-
1276
|
331- 332
|
بيان
|
||
|
1277-
1279
|
333
|
تبيع وتزيد وتغلب
وتليد
|
التاء
|
|
|
1280-
1281
|
333- 334
|
تمام
|
||
|
1282-
1288
|
334- 335
|
تميم
|
||
|
1289-
1292
|
335- 336
|
توبة
|
||
|
1293-
1323
|
337- 343
|
ثابت
|
الثاء
|
|
|
1324-
1325
|
343
|
ثبيت وثروان
|
||
|
1326-
1332
|
343- 345
|
ثعلبة وثعلب
|
||
|
1333-
1337
|
345
|
ثمامة
|
||
|
1338-
1340
|
346
|
ثواب وثوابة
وثوبان
|
||
|
1341-
1346
|
348- 346
|
ثور وثوير وثهلان
|
||
|
1347-
1362
|
347- 355
|
جابن وجابر
|
الجيم
|
|
|
1363-
1365
|
355- 356
|
الجارود وجارية
|
||
|
1366-
1367
|
356- 357
|
جامع
|
||
|
1368-
1369
|
357
|
جبارة وجبار
|
||
|
1370-
1372
|
357- 358
|
جبرون وجبر
وجبريل
|
||
|
1373-
1381
|
358- 359
|
جبلة و جبير
|
||
|
1382-
1386
|
359- 360
|
حجدر والجراح
|
||
|
1387-
1390
|
360
|
جراد وجرثومة
وجرموز وجرول
|
||
|
1391-
1406
|
360- 365
|
جرير
|
||
|
1407-
1410
|
365- 366
|
جري وجزي
|
||
|
1411-
1413
|
366- 367
|
جسر وجسر
|
||
|
1414-
1415
|
367
|
الجعد وجعدة
|
||
|
1416-
1470
|
367- 384
|
جعفر
|
||
|
1471-
1474
|
384- 385
|
جعيد وجلاس
والجلد وجماهر
|
||
|
1475-
1479
|
385- 386
|
جميع
|
||
|
1480-
1491
|
287- 388
|
جميل
|
||
|
1492-
1498
|
388
|
جناب وجناح
وجنادة
|
||
|
1499-
1505
|
388- 389
|
جنان وجندب وجنيد
|
||
|
1506-
1512
|
289- 390
|
الجهم
|
||
|
1513-
1514
|
390- 391
|
جواب وجودي
|
||
|
1515-
1517
|
391- 392
|
جون وجويبر
|
||
|
1518-
1529
|
393- 395
|
جابس وحاتم
|
الجيم
|
|
|
1530-
1582
|
395- 409
|
الحارث
|
||
|
1583-
1587
|
409
|
حارثة
|
||
|
1588-
1594
|
409- 410
|
حازم وحاشد وحاضر
|
||
|
1595-
1600
|
410- 411
|
حامد وحبان وحبان
|
||
|
1601-
1607
|
411- 413
|
حبال وحبان وحبان
|
||
|
1609-
1610
|
413
|
حبحاب وحبة
|
||
|
1611-
1644
|
413- 420
|
حبيب
|
||
|
1645-
1673
|
321- 427
|
حجاج
|
||
|
1674-
1678
|
427- 428
|
حجر وحجير وحجية
وحدثان
|
||
|
1679-
1682
|
428
|
حدمر وحديج
وحذيفة وحراش
|
||
|
1683
|
428- 430
|
حرام
|
||
|
1684-
1694
|
430- 432
|
حرب
|
||
|
1695-
1696
|
432- 433
|
حرملة
|
||
|
1697-
1704
|
433- 435
|
حرمي وحريث
|
||
|
1705-
1707
|
435- 436
|
حريز
|
||
|
1708-
1717
|
436- 437
|
حريش والحر
|
||
|
1718-
1730
|
437- 440
|
حسان
|
||
|
1731-
1885
|
440- 482
|
الحسن
|
||
|
1886-
1978
|
482- 503
|
الحسين
|
||
|
1979-
1981
|
503- 504
|
حشرج وحصن
|
||
|
1982-
2009
|
504- 508
|
حصين
|
||
|
2010-
2011
|
508
|
حضرمي
|
||
|
2012-
2071
|
508- 521
|
حفص
|
||
|
2072-
2116
|
522- 535
|
الحكم
|
||
|
2117-
2135
|
535- 539
|
حكيم
|
||
|
2136-
2137
|
539
|
حلبس وحليس
|
||
|
2138-
2185
|
539- 553
|
حماد
|
||
|
2186-
2188
|
553- 554
|
حمان وحمدان
|
||
|
2189-
2191
|
554
|
حمدوية وحمدون
|
||
|
2192-
2194
|
554- 555
|
حمران وحمرة
|
||
|
2195-
2216
|
555- 559
|
حمزة
|
||
|
2217-
2219
|
559- 560
|
حمل وحملة وحموية
|
||
|
2220-
2260
|
560- 569
|
حميد
|
||
|
2261-
2262
|
569- 570
|
حنش
|
||
|
2263-
2276
|
570- 571
|
حنظلة
|
||
|
2277-
2269
|
571- 572
|
حنيفة وحنيف
وحنين
|
||
|
2260-
2269
|
572
|
حواري وحوشب وحوط
|
||
|
2270-
2273
|
572
|
حواري وحوشب وحوط
|
||
|
2274-
2283
|
573
|
حيان وحيدرة
|
||
|
2284-
2288
|
073- 575
|
حية و حي وحيي
|
||
|
2289-
2290
|
576- 577
|
خارجة
|
الخاء
|
|
|
2291-
2296
|
577
|
خازم وخاقن
|
||
|
2297-
2377
|
577- 599
|
خالد
|
||
|
2378-
2383
|
599
|
خبيب وخثيم
|
||
|
2384-
2386
|
600
|
خداش وخديج وخذام
|
||
|
2387-
2389
|
600- 601
|
خراش
|
||
|
2390-
2395
|
601
|
خرشة وخرزج
وخزيمة وخشف
|
||
|
2396-
2398
|
601- 603
|
الحصيب والخصيف
|
||
|
2399-
2401
|
603
|
الخضر
|
||
|
2402-
2408
|
603- 604
|
خطاب
|
||
|
2409-
2419
|
604- 607
|
خلاد
|
||
|
2420-
2436
|
607- 610
|
خلف
|
||
|
2437-
2437
|
611- 612
|
خليد وخليص
|
||
|
2438-
2450
|
613 612-
|
خليفة
|
||
|
2451-
2460
|
614- 615
|
خليل
|
||
|
2461-
2464
|
616
|
خمير وخميل وخنيس
|
||
|
2465-
2469
|
616
|
خيار وخثيمة
وخيران
|
||
Keterangan:
Di
dalam menyusun kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, Imam
al-Z|ahabi@ mengumpulkan periwayat yang mempunyai nama depan yang sama, seperti
yang tercantum pada tabel di atas.
Alasan peneliti hanya mencantumkan
nama-nama depan pada jilid satu selain karena tidak memungkinkan, juga karena
pada jilid dua, tiga, empat dan lima mempunyai metode yang sama. Hanya saja
jilid lima sedikit berbeda karena selain nama depan, Imam al-Z|ahabi@ juga
mengumpulkan nama-nama depan periwayat berdasarkan kunniyah, fas}l fi@
al-ans}a>b, fas}l min al-maja>hil al-ism, fas}l fi@ al-niswah
al-majhu>lah, al-kuna> al-niswah.
Selanjutnya dalam menulis kitab Mi>za>n
al-I’tida>l, Imam al-Z|ahabi@ menggunakan metode penulisan
sebagai berikut:
a. Dalam
mengkritik para periwayat, al-Z|ahabi@ menyebutkan nama periwayat tersebut, nama
ayahnya, dan kadang menambahkan nasabnya, kemudian menyebutkan penisbatan yang
paling masyhur padanya. Al-Z|ahabi@ juga mencantumkan nama guru-guru serta
teman-temannya, kemudian menyebutkan pendapat-pendapat tentangnya dan
menjelaskan keadaannya.
b. Kitab
Mi>za>n al-I’tida>l menyebutkan para periwayat yang pendusta,
tertuduh, dan yang matru>k; menyebutkan para ha>fiz} yang
lemah dalam agama dan ‘ada>lah; menyebutkan para muh{addis\ yang
lemah dari segi hafalannya; menyebutkan para muh{addis\/syekh yang tidak mencapai derajat s\ubu>t;
menyebutkan para periwayat s\iqah s\ubu>>t yang ucapannya tidak
berbeda dengan ucapan periwayat s\iqah lainnya; dan menyebutkan banyak
perilaku para periwayat yang majhu>l.
c. Al-Z|ahabi@
tidak menyebutkan dalam kitabnya penilaian-penilaian: mah}alluh al-s}idq, la> ba’sa bih, s}a>lih
al-h}adi>s\, yuktab h}adi>s\uh dan syekh karena
menurutnya penilaian ini dan yang serupa dengannya menunjukkan tidak daif
secara mutlak. Al-Z|ahabi@ berkata, “Aku tidak menyebutkan dalam kitabku setiap
yang tidak dikenal, tetapi aku menyebutkan akhlak sebagian dari mereka. Seperti
pada tarjamah Ish}a>q bin Sa’d bin ‘Uba>dah halaman 198, nomor
720.
d. Al-Z|ahabi@
menentukan penilaian majhu>l terhadap perawi dari pendapat Abu>
H{a>tim. Ia berkata, setiap periwayat yang aku nilai majhu>l dan
aku tidak menyandarkan pendapat tersebut kepada seseorang, maka pendapat
tersebut adalah pendapat Abu> H{a>tim. Apabila aku menilai periwayat
dengan fi@h jaha>lah, nakirah atau la> yu’raf dan
yang serupa dengan itu, sementara aku tidak menguatkannya dengan pendapat orang
lain, maka itu adalah penilaianku sendiri. Begitupula apabila aku memberi
penilaian s\iqah, s}adu>q, s}a>lih}, layyin,
dan selainnya, lalu aku tidak menyandarkannya, maka itu adalah pendapatku
sendiri. Contoh:
4- أبان بن حاتم الأملوكي، من مشيخة أبي التقي اليزني. روي عن
عمر بن المغيرة. مجهول.[24]
e. Mus}annif tidak menilai sahabat karena
kemuliaan mereka, namun ketentuan ini tidak berlaku secara utuh karena dalam
kitabnya ia menyebutkan sebagian sahabat dalam bab tajri>d asma>’
al-s}ah}a>bah.
f.
Imam al-Z|ahabi@ juga tidak
menyebutkan dalam kitabnya imam-imam yang diikuti dalam al-furu>’
karena kemuliaan mereka dalam Islam, seperti Abu> H{ani>fah, al-Syafi@’iy,
dan Bukha>ri@.
g. Mus}annif kadang-kadang mengemukakan pada tarjamah-nya
hadis yang cacat sanadnya sedang matannya sahih.
h. Al-Z|ahabi@
membatasi pada sebagian tara>jum-nya dengan menyebutkan yang
melemahkan tanpa menyebutkan yang menguatkan. Ibn al-Jauzi@ juga melakukan hal
ini dalam memberikan kritikan. Seperti pada tarjamah ‘Abd al-Rabbah
Abu> Nu’a>mah (4558) dinukil dari al-Baihaqi@. Al-Z|ahabi@ berkata: laisa
bi al-qawi@. Sementara Ibn Mu’i>n men-s\iqah-kannya, dan Abu>
H{a>tim berkata: la> ba’sa bih.
i.
Biasanya mus}annif menyebutkan
perawi mejhu>l yang hadisnya hanya diriwayatkan oleh satu orang.
Hanya saja datanya kurang akurat karena terkadang dia menyebutkan bahwa hanya
satu orang yang meriwayatkan dari periwayat yang majhu>l tetapi ada orang
lain lagi yang meriwayatkan. Seperti pada tarjamah Guza>fir
al-Bis}ri@, al-Z|ahabi@ berkata, diriwayatkan oleh al-Husyaim saja. Ibnu
H{a>jar berkata di dalam kitab Tah{z\i>bnya, tidak: Bukha>ri@
mengemukakan di dalam kitab Ta>rikh ia berkata, diriwayatkan darinya
Ibnu Abi> ‘Urwabah di Bis}riyyi>n.
j.
Mus}annif tidak selamanya mencantumkan tanda
riwayat yang dikritik pada Kutub al-Sittah, tetapi membatasi pada
sebagiannya, dan kadang-kadang membatasinya pada tanda Bukha>ri@ dan Muslim
(خ م) , karena hal itu bisa menjadi tanda ke-s\iqah-an
periwayat karena hadisnya terdapat dalam kitab al-S{ah}i>h}ain.
k. Al-Z|ahabi@
menyebutkan sebagian periwayat perempuan dalam tara>jum periwayat
laki-laki dan tidak menyebutkannya dalam tara>jum periwayat
perempuan. Seperti: Jasrah, Sitti al-‘Ubba>d dan selainnya.
l.
Perkataan mus}annif tidak
lepas dari faedah-faedah h}adi>s\iyyah.[25]
Untuk
memudahkan peneliti, Imam al-Z|ahabi@ juga mencantumkan kode-kode untuk periwayat
yang terdapat di dalam Kutub al-Sittah. Kode-kode tersebut ialah:
a. خ: Bukha>ri@
b. م: Muslim
c. د: Abu>
Da>wud
d. ت: Tirmiz\i@
e. س: al-Nasa>i@
f.
ق: Ibnu Ma>jah
g.
ع: Kutub al-Sittah
Sedangkan jika menggunakan kode (صح) berarti isyarat bahwa al-Z|ahabi@ mens\iqahkan perawi
tersebut.
Untuk lebih jelasnya peneliti
mencantumkan contoh di bawah ini:
1521- د س ق: حاتم بن حريث الطائي. قال ابن معين: لا أعرفه. وقال
عثمان الدارمي: هو ثقة صدوق. قلت: هو حمصي تابعي صغير.[27]
1094-ع
(صح) بريد بن عبد الله بن أبي بردة بن أبي موسى الأشعري الكوفي، أبو بردة. عن جده،
وعطاء.[28]
Al-Z|ahabi> dalam mukadimahnya
pada kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@> Naqd al-Rija>l,
mengemukakan bahwa dalam kitabnya tersebut terhimpun beberapa macam penilaian,
yaitu:
a.
Al-Kaz\z\a>b (pendusta; orang yang mengaku
mendengar atau menerima hadis, padahal ia tidak pernah mendengar atau
menerimanya), al-wad}d}a>’ (pemalsu hadis), dan al-muta’ammid
(orang yang menyandarkan suatu ucapan pada Nabi yang sebenarnya tidak berasal
dari Nabi).
b.
Al-Muttaham bi al-wad}’ aw bi
al-tazwi>r
(periwayat yang tertuduh sebagai pemalsu atau pembohong).
c.
Al-Kaz\z\a>b fi@lah}jatih la> fi@h}adi>s\
nabawi> (periwayat
yang berdusta dalam lahjahnya, bukan dalam hadis Nabi).
d.
Al-Matru>k (periwayat yang banyak membuat kesalahan,
ditinggalkan hadisnya, dan hadisnya tidak dijadikan sandaran).
e.
Al-H{uffa>z} al-laz\i> fi@ di>nih
riqqah wa fi@‘adalatih wahn
(al-Huffa>z} yang lemah dalam agama dan ‘ada>lah).
f.
Al-Muhaddis| al-d}a’i>f min qibal
hifz}}ihi> (muhaddis|
yang d}a’i>f /lemah kekuatan hafalannya. Perawi tersebut selalu
berbuat kesalahan dan ragu-ragu).
g.
Al-Muhaddis| al-s}a>diq (muhaddis| yang s|a>diq).
i.
Khuluq kas\i>r min
al-majhu>li>n. Abu>
H{a>tim al-Ra>zi> menyebutnya dengan majhu>l, dan yang
lainnya menyebutnya dengan beberapa istilah berbeda seperti la> yu’raf, fi@>h
jaha>lah, yujhal, dan sebagainya yang kesemuanya berarti ‘tidak
diketahui’.[30]
Berikut salah satu contoh penilaian
di dalam kitab Mi>za>n a-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l:
1- ت: أبان بن إسحاق
المدني، عن الصباح بن محمد، وعنه يعلى بن عبيد.
قال
ابن معين وغيره: ليس به بأس، وقال أبو الفتح / الأزدي: متروك.
قلت:
لا يترك، فقد وثقه أحمد والعجلي، وأبو الفتح يسرف في الجرح، وله مصنف كبير إلى
الغاية في المجروحين، جمع فأوعى، وجرح خلقا بنفسه لم يسبقه أحد إلى التكلم فيهم،
وهو المتكلم فيه، وسأذكره في المحمدين.
أخبرنا
أحمد بن هبة الله، عن عبد المعز بن محمد، أنبأنا زاهر، أنبأنا أبو بكر البيهقي،
أنبأنا جناح القاضي، حدثنا ابن دحيم، حدثنا أحمد بن أبي غرزة، أنبأنا يعلى، حدثنا
أبان بن إسحاق عن الصباح بن محمد، عن مرة الهمداني، عن ابن مسعود، قال: قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: استحيوا من الله حق الحياء..الحديث. أخرجه الترمذي،
والصباح واه.[31]
Peneliti
sengaja mengambil periwayat di atas sebagai contoh karena selain menilai
seorang periwayat, al-Z|ahabi@ juga terkadang mencantumkan hadis yang
diriwayatkan oleh periwayat tersebut.
Adapun
tahmbahan pentahqi@q dalam kitab Miza>n al-I’tida>l fi@ Naqd
al-Rija>l, yaitu:
a.
Membatasi nash, menambahkan nomor
dan merincinya.
b.
Menetapkan perbedaan-perbedaan penting
dalam kitab.
c.
Ketika terjadi perbedaan nusakh (isi
dalam kitab) dalam sebuah lafaz, maka menetapkan yang paling sahih dari segi
apa saja.
d.
Menuliskan hadis yang disinggung
oleh mus}annif tetapi tidak disebutkan dalam kitabnya.
e.
Memberi petunjuk akan adanya
pengulangan dalam tarjamah atau keterangan.
f.
Memberitahukan sesuatu yang dianggap
wahm (keragu-raguan) yang terjadi dalam mus}annif, baik yang
terdapat dalam kitabnya maupun kitab sumbernya.[32]
2.
Sumber rujukan Imam al-Z|ahabi@ dan
corak kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l
Di dalam menulis kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Nqd al-Rija>l, Imam al-Z|ahabi@ merujuk kepada
karya-kaya ulama yang berkaitan dengan bidang ilmu al-jarh} wa al-ta’di>l,
sebagaimana yang ia sebutkan dalam mukadimahnya, yaitu:
a.
Yah}ya> bin Sa’i>d
al-Qat}t}a>n
b.
‘Abd al-Rah}ma>n bin Mah}di@
c.
Yah{ya> bin Mu’i>n
d.
‘Ali> bin Madani@
e.
Ah}mad bin H{anbal
f.
‘Amru> bin ‘Ali> al-Falla>s
g.
Abu> Khus\aima>h
h.
Abu> Zur’ah
i.
Abu> H{a>tim
j.
Bukha>riy
k.
Musli>m
l.
Al-Tirmiz\i@
m.
Abu> Ish}a>q
al-Ju>zja>ni@ al-Sa’di
n.
Ibn Khuzaimah
o.
Al-Daila>bi@
Adapun kitab yang menjadi sumber
rujukan pertama al-Z|ahabi@ adalah kitab al-Ka>mil karya Ah}mad bin
‘Addi@, kitab al-Jarh} wa al-Ta’di>l karya Abu> Muh{ammad
bin Abi> H{a>tim, al-D{u’afa>’ karya al-Da>ruqutni@, al-D{u’afa>
karya al-H{a>kim dan selainnya.[33]
Kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l jika ditinjau dari segi coraknya, maka
sudah jelas bercorak al-jarh} wa al-ta’di>l.
3.
Penilaian ulama terhadap kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l
Terkait dengan penilaian ulama
terhadap kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l,
peneliti belum menemukannya sehingga belum bisa dicantumkan pada poin ini.
D. Kelebihan
dan Keterbatasan Kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l
Kelebihan:
1.
Memudahkan pengkaji untuk menemukan
periwayat yang dicari karena berdasarkan alfabet.
2.
Mencantumkan kitab-kitab sumber
sehingga pengkaji dapat merujuk langsung ke kitab aslinya.
Keterbatasan:
1.
Al-Z|ahabi@ membatasi pada sebagian tara>jum-nya
dengan menyebutkan yang melemahkan tanpa menyebutkan yang menguatkan.
2.
Terkadang dalam menilai seorang
periwayat, al-Z|ahabi@ tidak menggunakan data yang akurat (lihat halaman 17
poin j).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1.
Imam al-Z|ahabi@ bernama lengkap
Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n bin Qa>yma>z bin al-Syaikh
‘Abdulla>h, al-Turkama>ni@, al-Fa>riqi@, s\umma al-Damasyqi@,
al-Sya>fi@’i@, Syams al-Di>n Abu> ‘Abdulla>h al-Z|ahabi@. Imam al-Z|ahabi@
lahir pada tahun 673 H, ada pula yang mengatakan tahun 692 H, di desa Kafr Bat}na> dan wafat pada tahun
748 H.
2.
Kitab yang menjadi objek kajian
peneliti merupakan salah satu kitab al-al-jarh} wa al-ta’di>l, yakni
kitab Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l karya Syams
al-Di>n Abu> ‘Abdulla>h al-Z|ahabi@ yang di-tahqi>q oleh
Muh}ammad Rid}wa>n al-Qasu>si@. Diterbitkan pertama kali oleh Da>r
al-Risa>lah al-‘A<lamiyyah di Beirut/Lebanon pada tahun 2009 M/1430 H.
Sebelumnya kitab ini dinamakan Mi>za>n al-I’tida>l fi@> Asma>
al-Rija>l. Nama ini pernah disebut dalam kitab Kasyf al-Z{unu>n (2/1917),
Abjad al-‘Ulu>m (2/212), Risa>lah al-Mustat}rifah (halaman 145).
Kemudian nama kitab ini diganti dengan Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd
al-Rija>l. Kitab ini merupakan salah satu sumber naqd terpenting
dalam al-jarh} wa al-ta’di>l. Ibnu al-‘Ajami@ mengatakan bahwa al-Z|ahabi@
menulis kitab ini selama empat bulan kurang dua hari pada tahun 724 H.
3.
Di dalam menyusun kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, Imam al-Z|ahabi@ mengumpulkan
periwayat yang mempunyai nama depan yang sama, seperti yang tercantum pada
tabel sebelumnya (lihat tabel halaman 18).
4.
Kitab Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: Memudahkan
pengkaji untuk menemukan periwayat yang dicari karena berdasarkan alfabet; mencantumkan
kitab-kitab sumber sehingga pengkaji dapat merujuk langsung ke kitab aslinya.
Sedangkan keterbatasannya, yaitu: Al-Z|ahabi@ membatasi pada sebagian tara>jum-nya
dengan menyebutkan yang melemahkan tanpa menyebutkan yang menguatkan; terkadang
dalam menilai seorang periwayat, al-Z|ahabi@ tidak menggunakan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-’Asqala>ni@,
Abu> al-Fad}l Ah{mad bin ‘Ali@ bin Muh{ammad bin Ah{mad bin H{ajr Al-Durar
al-Ka>minah fi@> A’ya>n al-Miati al-S|a>minah. Juz 5. India:
Majlis Da>irah al-Ma’a>rif al-‘Us\ma>niyah. 1972.
Arsyi>I Multafa> Ahl
al-Tafsi>r (Diambil
dari CD Room al-Maktabah al-Sya>milah).
Al-Di>n, Muh}ammad bin Sya>kir
bin Ah}mad bin ‘Abd al-Rah{ma>n bin Sya>kir bin Ha>run bin Sya>kir
al-Malqa>b bi S{ala>h}. Fawa>t al-Wafi@ya>t. Juz 3. Beirut:
Da>r S{a>dir, 1974.
Farid, Ahmad. 60
Biografi@ Ulama Salaf diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2006.
Al-H{amada>ni@,
Ya>sir bin Ah{mad bin Mah{mu>dbin Ah{mad bin Abi> al-H{amd al-Kuwayyis.
H{aya>h al-Tabi’i>n. Juz 1. Diambil dari CD Room al-Maktabah
al-Sya>milah.
Ilyas, Abustani dan La Ode Ismail
Ahmad. Pengantar Ilmu Hadis. Surakarta: Zadahaniva Publishing. 2013.
Ismail, Syuhudi. Metodologi
Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang. 1992.
Jumantoro, Totok. Kamus Ilmu Hadis.
Jakarta: Bumi Aksara. 1997.
Murwiya>tih,
Akram ‘Abd Kha>lifah H{amd
al-Daila>mi@, Jam’ al-Qur’a>n Dira>sah Tah{li>liyyah li. Juz
1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 2006.
Rahman, Fathur. Ikhtisar Mustalahul
Hadis. Bandung: Al-Ma’arif. 1991.
Al-Ruwa>fi@d{,
‘Ali> bin Sult}a>n Abu> al-H{asan Nu>r al-Di>n al-Mala> al-Halwi@
al-Qa>ri’, Syam al-‘Awa>rid{ fi@> Z|am. Juz 1. T.t: Markaz
al-Furqa>n li al-Dira>sa>t al-Isla>miyyah. 2004.
Sa’ad,
Abu Abdillah Muh}ammad bin Sa’ad bin Mani>’ al-Ha>syimi@ bi al-wala>i
al-Bisri@ al-Bagda>di@ al-Ma’ru>f bi Ibni. Al-T{abaqa>t
al-Kubra>. Madinah: Maktabah al-‘Ulu>m wa al-Hukm. 1408.
Al-Sijista>ni@,
Abu> Da>ud Sulaima>n bin al-Asy’as bin Isha>q bin Basyi>r bin
Syadda>d bin ‘Amru> al-Azdi@. Sua>la>t Abi> ‘Ubaid al-Ajri@
Aba> Da>ud al-Sijista>ni@ fi> al-Jarh} wa al-Ta’di>l.
Madi>nah al-Munawwarah: ‘Ima>dah al-Bah{s\ al-‘Ilmi>@ bi
al-Ja>mi’ah al-Isla>miyyah. 1983
Al-Subki@, Ta>j al-Di>n Abi>
Nas}r Abd al-Wahha>b bin ‘Ali@ bin ‘Abd al-Ka>fi@y. T{abaqa>t
al-Sya>fi>’iyyah. T.t: T.p. 1413 H.
Al-Syaikh, Abd
al-Sata>r. Al-H{a>fiz\ al-Z|ahabi@ Muarrikh al-Isla>m Na>qid
al-Muh}addis\i>n Ima>m al-Mu’addili>n wa al-Mujarrih}i>n. T.t:
Da>r al-Qalam. 1994.
Al-Syakh, Abd al-Lat}i>f bin Abd
al-Rah{ma>n bin H{a>san bin Muh{ammad bin Abd al-Wahha>b A>li. ‘Uyu>n
al-Rasa>il wa al-Wuju>bah ’ala> al-Masa>il. Juz 1. Al-Riya>d:
Maktabah al-Rasyd. T.th.
Al-Walwi@, Syaik Muh{ammad Ibn
al-‘Ulla>mah ‘Ali> bin A<dam Ibn Mu>sa> al-As\yu>bi@ Syarh{
al-Fi@yah al-Suyu>t}i>. Juz 2. Madi>nah: Maktabah al-Garba>’
al-As\riyyah. 1993.
Al-Yamani>@,
Muh}ammad bin ‘Ali> bin Muh{ammad bin ‘Abdulla>h al-Syauka>ni>. Al-Badar
al-T{a>li’ bimuh}a>sin min Ba’d al-Qarniy al-Sa>biy. Juz 2.
Beirut: Da>r al-Ma’rifah. T.th.
Yu>suf, Syams al-Di>n Abu>
al-Khair Ibn al-Jazari@ Muh{ammad bin Ah{mad bin. Ga>yah al-Niha>yah fi@>
T{abaqa>t al-Qira>’. Juz 2. \T.t: Maktabah Ibn Taimiyyah. 1351 H.
Al-Z|ahabi@, Abi> ‘Abdillah Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n. Miza>n al-I’tida>l f@i>
Naqd al-Rija>l. Juz 1. Beirut:
Da>r al-Risa>lah al-‘A<lamiyyah. 2009 M/1430 H.
_________. Mukhtas}ar al-‘Ulu> li al-‘Aliyyu al-‘Az{i>m
li al-Z|ahabi@. Juz 1. Maktabah al-Isla>miy. 1991.
_________. Siyar A’la>m al-Nubala>’. Juz 1.
Al-Qa>hirah: Da>r al-H{adi>s\. 2006.
[1]Mutawa>tir secara bahasa adalah isim
fa>’il dari mas}dar tawa>tur artinya silih berganti.
Secara terminologi, mutawa>tir ialah satu hadis hasil dari tanggapan
panca indera yang diriwayatkan oleh sejumlah orang besar periwayat, yang
menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta.
Lihat Totok Jumantoro, Kamus Ilmu
Hadis (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 189.
[2]Taqri>r ialah keadaan Nabi mendiamkan,
tidak melakukan sanggahan atau mendisposisi apa yang telah dilakukan atau
diperkatakan oleh para sahabat di hadapan Nabi. Lihat Fathur Rahman, Ikhtisar
Mustalahul Hadis (Cet. VII; Bandung: Al-Ma’arif, 1991), h. 9.
[3]Abustani Ilyas dan La Ode Ismail
Ahmad, Pengantar Ilmu Hadis (Cet. II; Surakarta: Zadahaniva Publishing,
2013), h. 137.
[4]Syuhudi Ismail, Metodologi
Penelitian Hadis Nabi (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 72.
[6]Syams
al-Di>n Abu> Abdilla>h Muh}ammad bin Ah{mad bin ‘Us\ma>n bin
Qa>ima>z al-Z|ahabi@, Mukhtas}ar al-‘Ulu> li al-‘Aliyyu
al-‘Az{i>m li al-Z|ahabi@, juz 1 (Cet. II; Maktabah al-Isla>miy,
1991), h. 5.
[10]Salah satu nama desa di daerah
Damaskus Timur. Kota tersebut terkenal sampai sekarang dan letaknya hanya
beberapa kilometer dari Damaskus. Lihat Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf diterjemahkan
oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman (Cet; I, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2006), h. 813. Lihat juga Abu> al-Fad}l Ah{mad bin ‘Ali@ bin
Muh{ammad bin Ah{mad bin H{ajr al-’Asqala>ni@, Al-Durar al-Ka>minah
fi> A’ya>n al-Miati al-S|a>minah, juz 5 (Cet. II; India: Majlis
Da>irah al-Ma’a>rif al-‘Us\ma>niyah, 1972), h. 66.
[11]Abu>
‘Abdilla>>h Muh}ammad bin Sa’ad bin Mani>’ al-Ha>syimi@ bi
al-Wala>i al-Bisri@ al-Bagda>di@ al-Ma’ru>f bi ibn Sa’ad, al-T{abaqa>t
al-Kubra> (Cet. II; Madinah:
Maktabah al-‘Ulu>m wa al-H{ukm, 1408 H), h. 43. Lihat juga Abu> Da>ud
Sulaima>n bin al-Asy’as bin Ish}a>q bin Basyi>r bin Syadda>d bin
‘Amru> al-Azdi@ al-Sijista>ni@, Sua>la>t Abi> ‘Ubaid al-Ajri@
Aba> Da>ud al-Sijista>ni@ fi al-Jarh} wa al-Ta’di>l (Cet. I;
Madi>nah al-Munawwarah: ‘Ima>dah al-Bah{s\ al-‘Ilmi@ bi al-Ja>mi’ah
al-Isla>miyyah, 1983), h. 58. Lihat juga Muh}ammad bin ‘Ali> bin
Muh{ammad bin ‘Abdilla>h al-Syauka>ni@ al-Yamani@, al-Badar
al-T{a>li’ bi Muh}a>sin min Ba’d al-Qarni@ al-Sa>bi@, juz 2
(Beirut: Da>r al-Ma’rifah, t.th), h. 112. Lihat juga Akram ‘Abd Kha>lifah
H{amd al-Daila>mi@, Jam’ al-Qur’a>n Dira>sah Tah{li>liyyah li
Murwiya>tih, juz 1 (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2006), h.
323. Lihat juga ‘Ali> bin Sult}a>n Abu> al-H{asan Nu>r al-Di>n al-Mala> al-Halwi@
al-Qa>ri’, Syam al-‘Awa>rid{ fi> Z|am al-Ruwa>fid{, juz 1
(Cet. I; t.t: Markaz al-Furqa>n li al-Dira>sa>t al-Isla>miyyah,
2004), h. 147.
[12]Ahmad Farid, 60 Biografi
Ulama Salaf diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, h. 812.
Lihat juga ‘Abd al-Sata>r al-Syaikh, Al-H{a>fiz\ al-Z|ahabi@ Muarrikh
al-Isla>m Na>qid al-Muh}addis\i>n Ima>m al-Mu’addili>n wa
al-Mujarrih}i>n, h. 29. Lihat juga
Syaikh Muh{ammad ibn al-‘Ulla>mah ‘Ali> bin A<dam ibn Mu>sa>
al-As\yu>bi@ al-Walwi@, Syarh{ al-Fiyah al-Suyu>t}i@, juz 2 (Cet.
I; Madi>nah: Maktabah al-Garba>’ al-As\riyyah, 1993), h. 284.
[13]Ta>j al-Di>n Abi> Nas}r
‘Abd al-Wahha>b bin ‘Ali@ bin ‘Abd al-Ka>fi@ al-Subki@, T{abaqa>t
al-Sya>fi’iyyah (t.t.: t.p., 1413 H), h. 102.
[14]Ahmad Farid, 60 Biografi
Ulama Salaf diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, h. 815-816.
[15]Ahmad Farid, 60 Biografi
Ulama Salaf diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, h. 817.
[16]Ta>j al-Di>n Abi> Nas}r
Abd al-Wahha>b bin ‘Ali@ bin ‘Abd al-Ka>fi@ al-Subki@, T{abaqa>t
al-Sya>fi’iyyah, h. 102.
[17]Abu> ‘Abdillah Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Siyar A’la>m
al-Nubala>’, juz 1, h. 29-30.
[18]Syams al-Di>n Abu>
al-Khair bin al-Jazariy Muh{ammad bin Ah{mad bin Yu>suf, Ga>yah
al-Niha>yah fi> T{abaqa>t al-Qira>’, juz 2 (t.t: Maktabah Ibn
Taimiyyah, 1351 H), h. 71. Lihat juga kitab Arsyi>I Multafa> Ahl
al-Tafsi>r (Diambil dari CD Room al-Maktabah al-Sya>milah).
[19]Muh}ammad bin
Sya>kir bin Ah}mad bin ‘Abd al-Rah{ma>n bin Sya>kir bin Ha>run bin
Sya>kir al-Malqa>b bi S{ala>h} al-Di>n, Fawa>t
al-Wafiya>t, juz 3 (Cet. I; Beirut: Da>r S{a>dir, 1974), h. 316. Karya-karya al-Z|ahabi@ sangat banyak. Basyar Iwad Ma’ruf
menyebutkan dalam mukadimah kitab A’la>m al-Nubala>’ 215 karya al-Z|ahabi@,
baik yang sudah dicetak, masih dalam bentuk transkip, maupun
karangan-karangannya yang hilang. Lihat Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf
diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’i Taman, h. 812.
[20]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Miza>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1 (Cet. I; Beirut:
Da>r al-Risa>lah al-‘A<lamiyyah,
2009 M/1430 H), h. 8.
[21]Ahmad Farid, 60 Biografi
Ulama Salaf diterjemahkan oleh Masturi Irham dan Asmu’ Taman, h. 813.
[22]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Siya>r
A’la>m al-Nubala>’, juz 1, h. 31.
[23]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1, h. 8.
[24]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1, h. 50.
[25]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi Naqd al-Rija>l, juz 1, h. 9-12.
[26]Abu> ‘Abdillah Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Miza>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1, h. 46.
[27]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz
1, h. 393.
[28]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1, h. 289.
[29]Al-Z|ahabi@ mengutip riwayat
‘A>s}im dari ibn Si>ri>n perihal al-bid’ah kubra> dan al-bid’ah
sugra>. Ia berkata: Tidak perlu dipertanyakan sanadnya jika tidak
terdapat/terjadi fitnah. Jika ada fitnah, maka dilihat siapa dari
ahli sunnah yang mengambil hadisnya, dan siapa dari ahli bid’ah yang
meninggalkan hadisnya.
[30]Al-Z|ahabi>
mengemukakan bahwa ia tidak menyebutkan dalam kitabnya beberapa istilah yang
dikemukakan oleh para pengkritik, yaitu: mah}alluh al-sidq (tempatnya
adalah s}idq), la> ba’sa bih (tidak ada masalah dengannya),
huwa s}a>lih al-hadi>s| (dia s}a>lih} al-h}adi>s|),
yuktab hadi>s|uh (hadisnya ditulis), huwa syaikh (dia syaikh),
dan penilaian-penilaian lain yang serupa dengannya. Al-Z|ahabi> tidak
menyebutkan penilaian-penilaian itu karena ia menganggap penilaian-penilaian
tersebut tidak menunjukkan ke-d}a’if-an periwayat secara mutlak. Lihat
juga Abu>
‘Abdilla>h Syams al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n
al-Z|ahabi@, Mi>za>n al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1,
h. 48.
[31]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1, h. 49.
[32]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi@ Naqd al-Rija>l, juz 1, h. 23-25.
[33]Abu> ‘Abdilla>h Syams
al-Di>n Muh}ammad bin Ah}mad bin ‘Us\ma>n al-Z|ahabi@, Mi>za>n
al-I’tida>l fi Naqd al-Rija>l, Jilid 1, h. 45-46.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar